"Selamanya kau hanya akan menjadi wanita penghangat ranjangku, Anna! Segera setelah kau melahirkan anak untukku, aku akan langsung menceraikan mu." Alexander.
"Aku tidak pernah menjebak mu Tuan, kumohon jangan memperlakukan aku seperti wanita murahan." Anna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27
Episode 27
***
"Nona, silahkan ikut kami."
Ketika Anna masih memerhatikan Alexander dan dokter yang berwajah pucat itu, seperti perawat yang sangat ramah menghampiri Anna.
"Ummm, Baik." Anna menunduk dengan ramah pula, dia tersenyum dan mengikuti perawat masuk ke dalam ruangan pemeriksaan.
Alexander menoleh ke arah istrinya dan menghela nafasnya berat, "Baiklah, aku percaya padamu, aku akan menunggu disini."
Balas Alexander pada Dr. Shen, kemudian saat itu dr. Shen masuk ke ruangan yang sama dan Alexander duduk menungggu dengan sabar sambil mengurusi pekerjaannya.
Dia membawa iPad di tangannya.
Entah kenapa jantungnya berdegup dengan kencang, waktu berjalan terasa begitu lambat, pemeriksa Anna cukup lama sekitar 2 jam baru usai.
Dan butuh waktu 6 jam agar hasilnya bisa keluar.
Untuk sementara waktu dr. Shen hanya bisa memberikan laporan pemeriksaan aktual, jika tidak ada air dalam paru-paru Anna dan dia tidak terluka karena sempat tenggelam.
Tapi ada beberapa dugaan penyakit yang membuat Dr. Shen masih harus menunggu pemeriksa lanjutan.
"Hubungi aku kalau hasilnya sudah keluar."
Ucap Alexander pada Dr. Shen, dia tidak menoleh sedikitpun ke arah dr. Shen karena perhatian nya khusus hanya menatap ke arah istrinya yang baru saja keluar dari ruangan pemeriksaan.
Anna nampak terkejut lagi ketika melihat suaminya masih ada di rumah sakit bersamanya, tapi Anna ingat jika Alexander katanya juga harus melakukan pemeriksaan jadi mungkin dia ada disini karena melalui hal yang sama dengannya.
Walaupun keadaan Alexander tidak terlihat seperti baru memeriksa kesehatan, tidak ada bekas suntikan di tangan untuk memeriksa darah dan lainnya.
Anna menggeleng kepalanya, bukan waktunya baginya untuk memikirkan hal-hal aneh seperti itu.
"Tak ... Tak ... Tak!"
Ketika Anna sedang berpikir hal yang tidak-tidak, Alexander sudah melangkah mendekat ke arah Anna.
Dia berdiri kokoh di hadapan Anna dan menatap tubuhnya dari atas hingga bawah, seolah-olah mata birunya itu hendak memastikan jika wanita ini baik-baik saja.
"Hmmm, baiklah! Ayo pulang."
Ketika sudah memastikan Anna baik-baik saja Alexander dengan ketus mengajak Anna untuk segera pulang.
Saat itu, dr. Shen sudah bergegas pergi ke ruangannya karena ada beberapa pasien juga yang harus ia tangani.
"Huh?"
Anna masih bingung dengan sikap aneh Alexander ini, mengapa tiba-tiba saja dia bersikap sedikit lembut dan sedikit perhatian.
Semua ini terlalu aneh.
"Tak!"
Mendengar jawaban Anna yang tidak menurut dan hanya kebingungan membuat Alexander menghentikan langkahnya.
Dia menoleh ke belakang dan menatap tajam ke arah istrinya.
"Apa kau tidak mendengar ku? Ayo pulang!"
Ketus Alexander dengan nada dan tatapan yang sungguh tajam.
Anna yang mendengar itu terdiam sebentar, semua ini sangat aneh tapi dia tahu Alexander pasti terpaksa melakukan semua ini.
Jadi ...
Anna menunduk tubuhnya menunjukkan rasa hormat.
"Terimakasih Tuan sudah mengantar ku ke rumah sakit, walaupun Tuan juga sekalian hendak melakukan pemeriksaan kesehatan tapi aku tetap berterimakasih."
"Maafkan aku karena merepotkan Tuan, tapi aku belum bisa ikut pergi ke rumah mu, aku masih harus ke rumah sakit menjenguk Ayahku ..."
"Tuan, silahkan kembali ke perusahaan Tuan saja dan tidak perlu khawatir aku."
Anna sangat sadar siapa dirinya, dia bukan siapa-siapa yang pantas untuk dikhawatirkan dan pantas untuk menyita waktu seorang seperti Alexander Graham.
Jadi dia harus tahu diri dan berhenti merepotkan nya lebih lama lagi.
"Huh?"
"Menjenguk Ayahmu?" alis Alexander mengernyit, dia tidak tahu jika Ayah Anna masih di rumah sakit.
Dia sempat mendengar jika Ayah ga sakit tapi Alexander tidak pernah peduli tentang sakit itu, karena dia mengira itu hanya sakit biasa.
Anna mengangkat wajahnya kemudian dia tersenyum pahit, senyuman yang dipaksakan bukan senyuman bahagia.
"Iya Tuan, Ayahku masih di rumah sakit."
"Aku harus menemani nya, dia pasti sedih jika aku tidak datang hari ini."
Balas Anna dengan nada yang gemetaran, jika dia membahas mengenai Ayahnya entah kenapa dia langsung ingin menangis, karena keadaan Ayahnya yang masih koma.
Alexander terdiam sesaat, matanya menatap seolah hendak menyelidiki, ketika mendengar tentang Ayahnya, Alexander langsung sadar jika dia tidak tahu apapun tentang Anna.
***
Alexander memejamkan matanya sejenak, dia benci hal ini, dia benci karena dia jadi penasaran dengan Anna dan dia tahu hal ini tidak baik untuknya.
"Sialan!" Geramnya untuk dirinya sendiri, dia seolah mengutuk dirinya sendiri karena mulai penasaran dengan keadaan dan apa yang dilalui oleh Anna.
"Terserah mu saja, aku tidak peduli." Ketus Alexander kemudian dia pergi begitu saja.
Dia menahan dirinya sendiri, dia mengepal tangannya, dia bersumpah jika dia tidak peduli pada Anna.
Anna tetap tersenyum pahit, ketika suaminya semakin menjauh senyuman itu semakin menghilang.
"DEG!"
"Kenapa rasanya sangat sakit? Melihat nya pergi seperti itu kenapa sangat menyakitkan?"
"Apa karena aku tahu dia akan pergi dengan cara seperti itu setiap kali aku melihat nya?"
"Kenapa aku bodoh sekali? Walau aku mencintai nya seharusnya aku tahu dia sangat membenci ku dan kami tidak mungkin bisa bersama!"
Geram Anna mencengkram tangannya sendiri, menunduk dan mencoba mengendalikan emosinya.
Dia tahu Alexander tidak pernah menjadi miliknya, bahkan dalam mimpi sekalipun dia tidak berani memimpikan sesuatu yang sangat besar seperti itu.
Ketika Anna menunduk, Alexander yang sudah melangkah dengan cepat merasa nafasnya semakin memburu.
"Sialan! Aku rasa aku sudah gila!"
"Apa yang sedang aku lakukan sebenarnya?"
Geram Alexander ketika langkahnya berputar dan kembali ke arah istrinya.
Ketika Anna menunduk tangannya tiba-tiba di tarik oleh sebuah tangan yang kokoh, tangan yang sangat ia kenali.
Anna Anna membulat ketika melihat suaminya datang untuknya lagi dan sekarang menarik tangannya.
"DEG ... DEG ... DEG!"
Jantung berdegup sangat kencang, rasanya terlalu tidak nyata, bagi Anna tidak mungkin Alexander melakukan hal semacam ini.
Tapi kenyataannya, Alexander datang dan meraih tangannya.
"Jangan salah sangka, aku hanya sekalian pergi ke perusahaan saja!"
"Aku melakukan ini bukan untukmu! Jadi jangan berpikir terlalu banyak!'
"Kau tinggal katakan saja dimana rumah sakit nya!"
Ketus Alexander kembali berbohong, dia kembali menarik tangan Anna tentu saja karena ingin mengantar nya ke rumah sakit dimana Ayahnya dirawat.
Alexander berbohong karena dia sendiri juga tidak percaya dia melakukan hal ini untuk Anna.
Sedangkan Anna, mendengar ucapan Alexander membuat Anna menyadari kenyataan lagi.
'Benar, tidak mungkin dia kembali untukku, dia pasti melakukan ini untuk dirinya sendiri.'
'Aku tidak boleh memiliki harapan, aku tidak boleh berpikir terlalu jauh!'
'Aku selamanya akan menjadi wanita asing baginya, wanita asing yang dia benci selamanya!'
Bisik Anna pada dirinya sendiri, dia sudah menerima takdir hidupnya sendiri jadi tidak perlu ada harapan sekecil apapun itu.
Dia telah sadar jika cinta pertamanya membencinya dengan sangat hebat.
***
Bersambung...
Semangat Thor 🤗