Nicholas Alistair adalah definisi dari bahaya yang memikat. Seorang Boss Mafia kelas kakap dengan kerajaan yang dibangun di atas ketakutan dan baja. la dingin, kejam, dan memiliki segalanya-kecuali hati. Hidupnya sempurna di bawah kendali, hingga ia harus melakukan perjalanan ke pelosok desa terpencil untuk menyelesaikan urusan bisnis yang berdarah.
Di sanalah ia bertemu Rania
Rania, si gadis desa dengan pesona alami yang polos dan lugu, memiliki keindahan yang memabukkan. Postur tubuhnya yang ideal bak gitar spanyol adalah magnet yang tak terhindarkan, membuat mata Sang Don tertuju padanya. la adalah bunga liar yang tumbuh di tempat yang salah, dan Nico, Sang Penguasa Kota, memutuskan ia harus memilikinya.
Apa yang dimulai sebagai obsesi, perlahan berubah menjadi hasrat yang membara. Nico menarik Rania dari kehidupan sederhananya, memaksanya
masuk ke dalam sangkar emas yang penuh intrik, kekayaan, dan bahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aretha_Linsey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24 Penghianatan
Dua menit setelah Gio berteriak
"Aku dapat!"
Jet pribadi Nicholas mendarat dengan guncangan keras yang membuat cangkir teh herbal Rania tumpah ke karpet beludru. Ini bukan pendaratan yang anggun, melainkan manuver militer yang kejam. Pilot telah mematuhi perintah Don: capai Valetta sekarang. Saat roda mencengkeram landasan pacu pribadi yang gelap di luar Valetta, suasana di dalam kabin telah berubah total; kemewahan ditinggalkan, digantikan oleh kesunyian yang
mematikan.
Nicholas berdiri tegak di tengah kabin, sosoknya memancarkan bahaya yang terbungkus dalam jas mahal. Kemarahan yang membara karena melihat Vito menyeringai di layar CCTV telah mengeras menjadi fokus
yang dingin dan terarah. Ini bukan lagi tentang bisnis; ini adalah deklarasi perang pribadi.
"Gio, lupakan semua yang kau kerjakan sebelumnya, " perintah Nicholas, suaranya rendah namun tajam, memotong udara seperti pisau.
"Prioritas nol. Aku ingin tahu bagaimana Vito keluar dari Alpha-3. Retas log pintu, log personel, setiap sensor, dan setiap laporan pengawasan di kediaman. Aku ingin nama orang yang membiarkannya keluar. Kau punya sepuluh menit, atau aku akan meminta Marco menjemput paksa pengelola sistem keamanan kita dari tidurnya."
Gio segera menggeser tiga keyboard-nya, wajah kekanak kanakannya menghilang sepenuhnya. Konsentrasi hacker kelas dunia mengambil alih.
"Siap, Don. Pindah ke jaringan yang paling terenkripsi. Aku akan mencari celah. Ini bukan firewall sampah, ini keamanan kita sendiri. Tapi aku akan mendapatkannya".
Di sisi lain, Marco sudah mengenakan vest taktis dan mengecek senjata genggamnya. Tim darat kecil yang sudah siaga di Malta mulai bergerak, membentuk formasi senyap di luar jendela jet.
"Marco, ” panggil Nicholas, matanya tidak pernah meninggalkan Marco.
"Lupakan rencana penyelamatan murni. Prioritasmu bukan hanya Armando. Prioritas utamamu, setelah mengamankan target, adalah Vito. Aku ingin dia ditangkap hidup hidup. Aku ingin dia di interogasi. Dia harus menjawab bagaimana dia berani menyerang kita dan siapa yang membantunya."
"Dimengerti, Don, " jawab Marco, suaranya tenang dan tegas.
"Kami akan menyusup ke gudang, mengamankan Armando, dan menahan Vito. Kami akan bergerak secepatnya".
Marco memberikan anggukan singkat kepada Rania, semacam janji diam bahwa ia akan membawa Nicholas kembali dengan selamat, sebelum pintu jet terbuka dengan desisan hidrolik, dan ia menghilang ke dalam kegelapan malam di Malta, memimpin timnya menuju gudang bawah tanah yang penuh bahaya.
Rania segera meraih tangan Nicholas saat ia berbalik, merasakan tegangnya otot di lengan pria itu.
"Nicholas, tunggu, " bisik Rania.
"Vito menyeringai karena dia tahu kau melihat. Dia ingin kau marah. Dia ingin kau kehilangan fokus."
"Aku tahu, " desah Nicholas. Dia memegang tangan Rania dengan erat, seolah olah mencari jangkar di tengah badai.
"Tapi ini adalah serangan terhadap kita, Rania. Dia adalah monster yang menculikmu. Dia adalah orang yang aku hukum dan kurung di ruang paling rahasia. Dan dia kabur dari tempat teraman milikku. Jika aku tidak menemukan siapa yang mengkhianatiku, aku tidak akan pernah bisa menjamin keselamatanmu."
Rania melangkah maju, memaksanya untuk menatap matanya.
"Dia bukan hanya monster, Nicholas. Dia adalah pria serakah yang tidak bisa menerima kekalahan. Dia kembali bukan hanya karena dendam pribadi. Dia kembali karena tanah desa itu."
Nicholas terdiam. Kenangan pahit kembali: rencananya untuk mengambil tanah desa Rania untuk proyek resort besar, sebelum pertemuan mereka yang mengubah hidupnya, dan pemutusan kontrak yang merugikan Vito secara sepihak.
"Kau memutus kontrak resort yang menguntungkannya demi aku," lanjut Rania, suaranya mantap meskipun ada getaran emosi.
"Ini semua berakar pada uang dan kekuasaan yang kau hilangkan darinya. Dia ingin menghukummu karena menempatkan aku di atas uangnya dan menghancurkan bisnisnya. Jangan berikan dia kepuasan itu. Jangan biarkan amarah ini memenangkan permainannya. Misi utamamu: Armando."
Nicholas mencium dahinya, mengakui kebenaran dalam kata-katanya.
"Kau benar. Aku akan tetap di sini, memimpin dari jarak jauh. Kau aman di sini. Jet ini akan terbang kembali ke orbit tinggi begitu Marco memberi sinyal bahwa area gudang sudah diamankan. Aku tidak akan membiarkan kau berada di dekat pelabuhan."
Lima menit berlalu dalam keheningan yang menyesakkan, hanya terdengar suara ketikan cepat Gio yang menggila dan transmisi radio berbisik dari Marco. Gio menggerutu, berdebat dengan sistem keamanan yang di bangunnya sendiri, memaki maki firewall yang kini menghalangi jalan masuknya. Rania dan Nicholas hanya bisa menunggu, setiap detik terasa seperti satu jam.
Tiba tiba, Gio mengeluarkan gerungan frustrasi dan kemudian teriakan kemenangan yang tertahan.
"Don, aku menemukannya! Itu ada di log cadangan firewall kedua!"
Gio memutar salah satu layarnya, menampilkan tabel data digital yang rumit. Nicholas dan Rania segera mendekat. Log tersebut mencatat setiap aktivitas di pintu Alpha-3 selama dua puluh empat iam terakhir
Tidak ada alarm. Tidak ada bukti kerusakan paksa. Pintu itu di buka dengan kode akses master yang valid
"Ini... ini tidak mungkin, " geram Nicholas, menunjuk ke kolom waktu dan nama pengguna yang muncul di layar.
Itu bukan Vito. Itu adalah seseorang yang memilki otoritas penuh di kediaman Alistair.
"Sistemnya dibuka secara manual, " jelas Gio, matanya melebar karena syok, rambutnya acak acakan.
"Bukan forced entry. Kode akses master digunakan pukul 01:00 pagi waktu markas, lima jam setelah jet kita lepas landas. Pintu dibuka, dikunci kembali, dan sensor dimatikan secara manual.!"
Gio berhenti sejenak, mengumpulkan keberaniannya. la adalah pria yang periang, tetapi kini ia terlihat benar benar terguncang oleh apa yang ada di layarnya. la menekan tombol zoom. Nama di layar membesar hingga
memenuhi sebagian besar layar. Rania terhuyung mundur, tangannya menutup mulut. Itu adalah nama yang selama ini mereka anggap sebagai sekutu paling setia, seseorang yang menemani mereka di banyak acara keluarga, yang Nicholas percayai untuk mengelola salah satu cabang terpentingnya.
"Ini bukan pembobolan, Don, " kata Gio, suaranya rendah, nyaris tidak terdengar.
"Sistem dibuka oleh Luca. Dia memberikan kode akses
penuh. Ini adalah pengkhianatan."
Wajah Nicholas menjadi putih pasi. Vito adalah musuh yang terduga. Tetapi Luca, pengkhianat di lingkar dalam ini, adalah racun yang tak terduga yang kini menyebar ke seluruh kekaisarannya. Nicholas mengepalkan tangan, amarahnya melampaui batas, digantikan oleh rencana yang dingin dan mematikan.
"Luca.." desisnya, nama itu terasa seperti ludah pahit.
"Dia tahu segalanya, " bisik Rania, menyadari implikasi mengerikan dari penghianatan ini
"Dia tahu rencana kita, dia tahu kelemahan kita, dia tahu... dia tahu Vito akan menyerang. "
Nicholas memejamkan mata sejenak, menelan kepahitan ini. Dia telah berfokus pada musuh di luar, padahal bahaya sesungguhnya telah berada di ruang tamu mereka selama ini. Dia membuka mata, dan ketenangan berbahaya kembali.
"Gio, "suara Nicholas kini datar dan tanpa emosi.
"Putuskan semua komunikasi dengan Luca. Saring semua email dan pesan yang masuk dan keluar dari kantornya selama dua bulan terakhir. Dan jangan pernah beritahu siapa pun, bahkan kru pilot, apa yang baru saja kita lihat. Kita harus bertindak cepat. Pengkhianatan tidak akan pernah dimaafkan."
Halo guys sorry yaa kemaren aku gak up, soalnya lagi sibuk nii guys, tapi aku tetap sempetin nulis nii, semoga kalian tetap suka yaa. jangan berhenti dukung aku yaa
Terimakasih