Manusia antarbintang : "Uhhh, dia sangat menggemaskan. Tuan! bolehkah aku mencubit pipi gembul nya?
Monster dan mutan : "SEMUANYA LARI! DIA AKAN MEMAKAN KITA ...."
Bonbon : "Mamam Cana, mamam cini, mamam mana-mana ...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WIZARD_WIND26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemilik asli dua planet
"Ini disebut kaktus bunga winter. Jarang yang menjadi mutan, sebab DNA mereka tunggal. Tapi mengapa yang ini bisa terpapar radiasi dan menjadi mutan, ya?"
'Tukk ....'
'Tukkk ....'
'Tukkk ....'
"Janan talbak kaca lagi. Cakit nanti pala na!"
Bonbon yang sedang mendengarkan pembicaraan Dave dan Belian dengan serius, menatap marah pada kaktus mutan kecil didalam wadah kaca berbentuk segi empat.
"Bulat, kicil, ijau! Idop lagi. Hahh ... idop na pacti belat, cebab Ndak tampan cepelti Bonbon. Kacian kali."
Kepala Bonbon menggeleng pelan menyayangkan nasib kaktus didalam kotak kaca. Menurut perspektif rumput nya! Bentuk bulat, hijau, kecil dan berduri ... sangat-sangat tidak tampan, sebab tidak memiliki daun.
"Menurutku dia menggemaskan. Lihat! Dia memiliki bunga mekar di kepalanya." Membungkuk disamping Bonbon, Viola menunjuk bunga dikepala si kaktus.
"Ughh ... tapi mutan tetap mutan. Meskipun lucu, kalau sudah besar tetap menyeramkan," lanjut Viola sebelum matanya berkedip dan menatap Bonbon.
"HANYA BONBON YANG BERBEDA! SEBAB BONBON KECIL, ADALAH KESAYANGAN MARKAS KITA!!!" Dan tanpa permisi, si gadis langsung memeluk Bonbon kemudian mengusap pipi kenyal itu dengan pipinya.
"Viloa! Janan main pipi Bonbon na. Nanti tambah becal, cucah Bonbon na bawa lual." Si kecil yang protes, berusaha menjauh dari Viola. Tapi, karena kedua tangan memegang kotak kaca, Bonbon jadi susah melawan.
Tapi pertolongan datang cepat, sebab beberapa saat kemudian ... Belian yang sedang membicarakan si kaktus dengan Dave dan Prizil, langsung bertindak memberi hukuman pada Viola.
"Jendral! Berapa lama saya harus seperti ini?" tanya Viola dengan postur tegap dan kaku, menahan lima buku tebal diatas kepala agar tidak jatuh kelantai.
Tapi si jendral hanya menatap datar ke arah sudut, acuh tak acuh, tidak menjawab pertanyaan kolonelnya.
"Tuh lah viloa na, nakal lagi. Kan malah Belian!"
'Plakkk ....'
"Heyyyy!!"
Tanpa permisi tangan tembam Bonbon memukul betis Viola, sebelum bocah nakal itu berlari menyelamatkan diri kearah Belian.
Dave yang melihat itu, hendak tertawa tapi dia sedang berhadapan dengan sang jendral saat ini.
"Dasar nakal," komentar Belian sambil mencubit hidung kecil Bonbon.
"Bonbon na Ndak nakal. Kata pilti, kita haluc balac Olang jaat cama kita!" seru sikecil dengan jempol teracung tinggi.
"Jadi belian! Cemana kicil bulat Bonbon na? Boleh lepac ini? Dah lah kicil, bulat, ijau, idop, tluc dalam kotak cempit lagi, kacian dia Belian. Bial Ndak tampan, tetap kicil na maci kicil. Mama na kata, kalau Bonbon dah becal ... Ndak boleh cakit lumput kicil!"
berbicara panjang lebar, dan butuh beberapa saat bagi semua orang untuk paham apa yang dikatakan Bonbon.
Menatap bocah yang mendongak didepan kakinya, Belian 100% yakin kalau bayi rumput ini juga masih bayi.
Jadi, mengapa dia mengatakan "kalau Bonbon sudah besar?"
"Ya. Kaktus kecil ini akan diperiksa dulu. Baru setelah itu kita akan mengambil langkah selanjutnya." 'Entah membunuh atau terus menjadikannya subjek percobaan ....'
Kata-kata terakhir tidak diucapkan oleh Belian, dan tangannya asik mengusap kepala Bonbon.
Benda didalam kotak kaca adalah kaktus bunga winter! Satu-satunya tanaman yang berhasil hidup di planet es, yang tidak pernah mengalami mutasi.
Baik di planet Alamanda, atau ditempat lain! belum ada dalam sejarah, kaktus es berubah menjadi mutan.
Dave memasukkannya kedalam kotak kaca ringan, yang terbuat dari sulingan meteorit kristal hasil panen dari Alamanda. Inilah yang digali oleh beberapa prajurit, yang dikomandoi oleh Viola dan Leonore semalam.
Namun siapa yang menyangka! Selain dapat meteorit kristal, dan berhasil membersihkan Alamanda dari Monster dan mutan ... mereka juga membawa pulang satu mutan kecil yang tidak terduga.
"Denal tuh katuc kicil. Katuc mau macuk lumah cakit dulu, habic tu dep plica, cakit katuc na apa Ndak. Kata nanti, ya, cama dep! Mana yang cakit katuc na, bial nanti dep cembuh."
Bonbon berbicara pada si kaktus sambil mengangkat kotak kaca.
Dave yang melihat hal itu hanya terkekeh, "Bonbon, kaktusnya tidak mengerti ucapan manusia," ucap Dave, menjelaskan kalau tidak ada yang bisa berbicara pada mutan dan monster pada Bonbon.
Tapi yang diterima Dave bukanlah anggukan ataupun wajah bingung si kecil, melainkan kerutan diantara alis sebab Bonbon menatap aneh pada Dave.
"Dep, dali tadi kicil ijau na ajak Bonbon bilaca teluc. Napa katuc Ndak nelti (ngerti) cakap na Bonbon?" tanya sikecil membuat Dave mengerjap bingung.
Belian dan Prizil yang mendengar hal ini ikut tertegun, lalu Belian mengambil sikecil dan meletakkannya diatas pahanya sendiri.
"Apa kaktus ini bisa bicara?" tanya Belian diangguki cepat oleh Bonbon.
"Umm! Katuc na bilaca. Kata na, dia mau pulang lumah na cemalam. Dicini panac."
Bonbon menjawab dengan bibir maju kedepan. "Pada'al enak cini, Ndak dinin. Cana, kalau duduk ... patat pun Ndak bica Bonbon talik, telcangkut dia atac ec. Untung Ndak telpacul (terpacul) patat na."
Bonbon mengingat kejadian semalam, dimana pantatnya menempel dipermukaan es ... saat tidak sengaja terjatuh, sebab dia tiba-tiba berubah wujud menjadi manusia.
Dia tidak ingin merasakan hal itu lagi, titik.
Sementara si kecil menggerutu, yang lain justru terdiam dan saling tatap.
"Apakah, Bonbon juga mengerti ucapan yang lain. maksudku, makanan yang Bonbon makan semalam?" Dave bertanya hati-hati, berusaha menahan kegugupan juga jantung yang berdebar kencang.
Tapi kali ini, Bonbon tidak menjawab malah memalingkan wajahnya.
"Dep! Bonbon malah cama cemua mamam na," ucap sikecil, sekali lagi Dave mengerjap bingung.
"Mamam na kan mamam. Napa minta celamat cama Bonbon. 'tolong, celamat kami. Janan mamam kami,' tluc Ndak mamam mleka, Bonbon na mamam apa? Hmpphh ... pelut Bonbon lapal, Ndak ada kacian kacian cama mamam. Mleka pun Ndak mau jadi manteman Bonbon."
Mangsa mana yang mau jadi teman dari si pemangsa?
Tapi bukan itu intinya sekarang. Jadi, Bonbon mengerti ucapan semua makluk berbahaya itu?
"Je-jendral. Ini, ini ...." Nafas Dave memburu, bahkan dia yang hendak bangkit tidak bisa menggerakkan kaki, dan hanya bisa terduduk lemas ditempat.
"Bonbon. Jangan mengatakan hal ini pada yang lain, ya!" Berbeda dengan Dave, Prizil justru tampak lebih tenang dan mulai menasehati sang bayi rumput.
"Kata apa?" tanya sikecil bingung.
"Jangan katakan kalau Bonbon bisa mengerti ucapan semua makanan yang Bonbon makan."
"Cama joanec, pilti, cama Alian pun?"
Prizil mengagguk, begitupun Belian disamping.
"Ya. mereka juga tidak boleh tau. Hanya kami, Ok!" seru Prizil lagi, dijawab anggukan cepat oleh Bonbon.
"Mnn ... Bonbon Ndak kata cama manteman na."
"Belian. Bonbon lual dulu, ya! Bonbon mau ambil batu cama manteman."
Lalu sang bayi minta diturunkan, sebab dia harus mencari uang untuk membeli beberapa roti sekarang.
"Tinggalkan benda itu," tunjuk Belian pada kotak kaca berisi kaktus. Tapi Bonbon malah menggeleng, "Ndak. Bonbon mau kaci liat katuc kicil cama joanec , pilti, Alian juga. Mleka pacti mau manteman balu. Walopun katuc Ndak tampan, tapi kacian katuc Ndak ada manteman."
Menunduk menatap kotak kaca, Bonbon kasihan dengan makluk TIDAK TAMPAN ini.
"Bukankah kaktus kecil Bonbon harus menjalani pemeriksaan terlebih dahulu! Bagaimana Abang akan memeriksanya kalau Bonbon bawa pergi." Dave memutar otak cepat, membuat Bonbon akhirnya mau melepaskan si kaktus.
"Mnn ... cembuh katuc kicil na, ya, dep!"
"Ya. Kaktus akan sembuh."
Dengan itu, Bonbon pergi memungut batu tanpa si kaktus! Semantara tanaman hijau bulat seukuran telapak tangan ... hanya bisa melihat tubuh bulat Bonbon yang hilang dibalik pintu.
Terlihat dari sepasang manik hitam kecil, kalau dia ingin ikut.
"Baiklah. Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Dave yang memegang kotak kaca lalu menatap sang jenderal.
"Lakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Lalu ...."
Ucapan Belian terpotong tepat saat Leonore yang tidak kelihatan sedari pagi, masuk kedalam ruangan dengan seragam lengkap ditubuh tegap.
"Jendral! Pasukan tambahan yang dikirim federasi sudah sampai. Dan ... orang-orang yang bersedia bekerja di planet Alamanda, juga siap diantar hari ini."
Sang wakil memberi hormat dan melaporkan tugas yang dia kerjakan.
Belian yang mendengar itu mengagguk paham kemudian berdiri menatap Prizil.
"Aku serahkan 500 prajurit baru itu padamu, dan untuk ekspedisi pekerja ke Alamanda! Biar aku sendiri yang menanganinya," ucap Belian diangguki oleh Prizil.
"Tenang saja. Aku jamin, diantara orang-orang itu tidak akan ada yang berani berkhianat pada anda, jendral."
"Lalu, lalu ... saya jendral?" Viola berteriak dari sudut, masih berdiri tegap tanpa menjatuhkan buku.
Belian hanya memutar mata malas kemudian berucap, "temani mayor Prizil," lanjut Belian membuat Viola tersenyum lebar.
Belian kemudian menatap Dave dan kotak kaca ditangannya.
"Tenang saja, saya tidak akan menyakiti teman Bonbon. Hanya pemeriksaan biasa." Dave berucap seolah tau apa yang hendak diungkapkan oleh sang jendral.
Belian mengagguk, "dia tampak senang melihat benda bulat ini. Ya, walaupun tidak tampan." Belian bergumam membuat Dave terkekeh.
Setelah tugas masing-masing dibagi, semuanya kembali bergerak meninggalkan ruangan khusus tempat berkumpul.
Semantara itu dunia virtual kembali heboh saat ini. Setelah membebaskan Calamitas Sahara, federasi mengungkap kalau ... Alamanda Calamitas juga telah dibersihkan oleh batalion lima dari mutan dan monster.
Dan lagi ... planet itu juga diberikan pada Belian.
Namun, diam-diam dokumen utama telah diubah oleh sang jendral! Menghapus namanya, dan meletakkan nama Bonbon sebagai pemilik dua planet di bintang Calamitas.
Sementara si pemilik asli planet, masih berusaha mengumpulkan uang untuk membeli beberapa roti berry.
"Huhh ... Napa cucah kali Cali Wang, ya?" tanya sikecil, terus memungut kerikil hitam.
To be Continue
Jangan lupa tinggalkan ulasan, like, dan subscribe nya ya🫶
Free picture :
Bonbon
Sependek ini 🙈🙈
Aaa lupa ngedit matanya jadi biru🥺🙏