Rahmat seorang ustadz yang mencari keberadaan Sarah mantan kekasihnya di waktu kecil yang tiba-tiba mengirimkan sebuah surat dan buku catatan bahwa ia minta tolong di selamatkan hidupnya sehingga membawanya menjadi guru di sebuah pesantren Raudlatul jamiah tapi ketika ia kesana wanita yang ia cari memiliki keadaan yang sehat sehingga membuatnya bingung apakah itu Sarah teman sekaligus mantan masa kecilnya atau orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rusnarose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kembali
azan magrib berkumandang Icha semakin gelisah karena Dewi belum juga muncul sedangkan para murid sudah mulai berkumpul di aula sekolah tempat biasa para santri mengadakan acara tausiah bersama.
ramainya malam itu gemerlap lampu dan panggung tausiah sudah siap. semua murid terlihat bahagia karena di malam ini bukan hanya tausiah tapi juga di adakan makan bersama menyambut tahun baru Islam,tapi tidak dengan Icha ia begitu cemas karena sebentar lagi akan absen setiap murid yang hadir tapi Dewi belum juga menampakkan batang hidungnya.
"Icha ayo kita mencari tempat duduk!!"ucap seorang murid mengajak Icha mencari tempat,yang juga teman sekelasnya.
Icha tampak gelisah tapi ia tak bisa berbuat apa-apa, Icha menoleh ke kiri kek dan tak lupa menoleh ke belakang siapa tau Dewi sudah datang, tapi seperedaran mata memandang tak ada wajah Dewi satupun di antara anak-anak lainnya.
"kau kenapa Icha?"tanya salah satu temannya yang keheranan melihat Icha yang tampak gelisah.
"tidak apa-apa!!"jawabnya tapi matanya tetap mengedar mencari keberadaan Dewi.
"baik anak-anak !!ustadz akan absen untuk anak kelas 12 A."teriak Elmira yang sudah siap mengabsen para murid di kelas Dewi dan Icha.
"Nabila"
"hadir" ucap seorang murid yang duduk di belakang Icha.
"Naira"
"hadir ustadzah!!"jawab Naira.
hampir semua nama di sebutkan hingga giliran Icha"Icha alfiana" mendengar namanya di sebutkan Icha langsung mengangkat tangannya.
jantung Icha berdebar kencang jika Dewi belum juga datang ia berpikir keras alasan apa lagi yang akan ia pakai.
"Dewi Safitri" teriak ustadzah Elmira tapi tak ada jawaban dari sang punya empu.
"Dewi "ulangnya lagi, Icha langsung tertunduk ia bingung jika di tanya tentang Dewi , karena jika ia memberikan alasan Dewi sakit lagi pasti para ustadzah ini akan datang langsung ke kamar mereka.
mata Elmira mengedar sekeliling para murid tapi tak ada wajah Dewi di sana, seketika Elmira langsung tertuju pada Icha yang sudah tertunduk dari tadi yang duduk di bagian sedikit lebih belakang.
"Icha !!"panggil Elmira.
"iya ustadzah!!"Icha menjawab dengan perlahan menatap wajah ustadzah Elmira yang sedang berdiri di depan.
"mana Dewi??"tanyanya menghardik Icha yang sudah gelisah dari tadi.
"itu ustadzah...dia_"
"aku disini ustadzah" tiba-tiba suara perempuan menyaut dari belakang menyela pembicaraan Icha dan ustadzah Elmira.
mereka semua menoleh ke belakang ternyata Dewi sudah berdiri lengkap dengan seragam gamis santrinya.
"kamu dari mana Dewi?kenapa terlambat?"hardik ustazah Elmira menatap tajam ke arah Dewi yang baru datang.
belum sempat Dewi menjawab"asalamualaikum.."suara microphone berbunyi menyampaikan salam kalau acara akan segera di mulai.
Elmira segera berbalik badan ternyata para guru sudah berkumpul di panggung.kini ia berbalik badan lagi masih melihat Dewi yang berdiri.
"sudahlah!! segera cari tempat duduk mu Dewi acaranya akan segera di mulai!!"ujar Elmira yang tak mau memperpanjang masalah .
Dewi langsung duduk di samping Icha, menatap senyum ke arah Icha yang tampak sudah bisa bernafas lega.
"kau lama sekali!!"bisik Icha tapi matanya menatap ke arah depan.
"aku bersyukur bisa datang tepat waktu!!!ini semua berkat pak didin penjaga sekolah yang sudah tua itu.kalau tidak sudah tamat riwayat ku!!"ucap Dewi berbicara pelan pada Icha yang duduk di sampingnya.
"pak Didin??"ujar Icha yang keheranan mendengar nama yang di sebutkan Dewi tadi.
"sudahlah.nanti ku jelaskan padamu!!"bisiknya lalu kembali memperhatikan tausiah yang di sampaikan malam itu, tapi mata Dewi memandang jauh pada sosok lelaki yang duduk di antara para guru yang ada di sana, siapa lagi kalau bukan Rahmat lelaki tampan berkulit putih dengan baju koko berwarna putih dan tak lupa peci hitam yang membuatnya terlihat sangat tampan dan gagah sebagai seorang muslim yang yang terlihat kesalehan nya.tapi tak hanya Dewi para kaum hawa yang ada di sana juga ikut terpesona dengan kehadiran Rahmat di acara malam itu.
Selesai acara Dewi dan icha segera kembali ke kamar mereka.
"jadi bagaimana cerita hari ini ?cepat ceritakan aku sangat penasaran?"dikte Icha setibanya di kamar mereka.
Dewi langsung ssaja melepaskan hijab yang di pakainya seharian ini yang membuatnya terasa sangat gerah.
"tunggu sebentar!!aku akan ceritakan semuanya padamu!!"ujarnya sambil melepaskan beberapa kancing baju yang akhirnya bisa membuatnya bernafas lega.
Icha langsung duduk di pinggir ranjang Dewi ,dan sudah sangat siap mendengarkan cerita apa saja yang di dapat Dewi seharian ini.
melihat temannya yang sudah tidak sabaran itu Dewi juga langsung ikut duduk di samping Icha untuk segera bercerita.
Dewi langsung menceritakan kembali kejadian tadi termasuk ia bisa bertemu dengan anak yang bernama Nara dan keadaan Ulfa saat ini.mendengar cerita dari Dewi Icha hanya bisa membelalakkan matanya tak percaya mendengar semua kejadian yang di alami temannya hari ini.
"ohhh ya tadi kami juga singgah ke rumahnya ustadz Rahmat!!"ujarnya yang kini berbaring di ranjang dengan kaki yang menjuntai karena ia berbaring dengan keadaan melintang di atas ranjang.
"hah... Kau kerumah ustadz Rahmat?? kenapa bisa?"tanya Icha yang semakin penasaran ketika Dewi membahas tentang Rahmat.
"yah kami singgah untuk mengambil beberapa baju ustadz yang akan di bawa kesini.aku juga bertemu ibunya, oh ya asal kau tau Icha !!aku bertemu dengan calon istri ustadz Rahmat.!!"mendengar kata calon istri icha langsung bersemangat dan semakin penasaran dengan cerita Dewi .
"calon istri??"tanya dengan dengan mata menatap tajam ke arah Dewi yang masih terbaring merenggangkan pinggangnya.
"iya!! wanita itu cantik."ujarnya yang kini menatap ke atas memandang balkon ranjangnya yang sempit itu.
mendengar jawaban Dewi membuat Icha sedikit lesu ia tak menyangka ternyata laki-laki idolanya sebagai karakter fantasinya itu kini sudah punya calon istri.
"apa kau menanyakan langsung pada ustadz Rahmat tentang wanita itu?"ujarnya yang terdengar tak bersemangat.
"tidak ..aku hanya mengira saja karena tadi wanita itu terlihat sangat dekat dengan ibunya ustadz Rahmat dan mereka seperti sangat cocok.!!"ujar Dewi ,tanpa di sadari Icha semakin sedih ternyata wanita itu menggunakan jalur orang dalam batinnya.
"ohh ya aku belum bercerita tentang aku bisa masuk ke sini tadi!!"ujar Dewi yang langsung bangun dari tidurnya.
"ya ceritakan saja."ucap icha yang masih tertunduk lesu karena sudah tak bersemangat mendengarkan cerita Dewi lagi .
"kau tau!!aku tadi turun di ujung jalan di situ aku berpisah dengan ustadz Rahmat, dan berjalan menuju gerbang samping dengan diam-diam tapi malah tertangkap oleh satpam!!lalu kau tau Icha, ketika aku sudah hampir di bawa oleh para satpam itu ke kantor pos pak Didin menyelamatkan ku!!"ujarnya dengan semangat menceritakan kejadian yang ia alami tadi.
Icha langsung berbalik badan."menyelamatkan mu?kenapa pak Didin membatu mu?"ujar Icha yang kini kembali penasaran.
"aku tak tau?tapi ia memberi alasan kalau aku sudah izin padanya, padahal aku tidak izin pada siapa pun ,sehingga aku di bebaskan tanpa di tanya apapun lagi.dan kau tau Icha pak Didin mengatakan apa padaku!!"ujarnya sambil mengingat kejadian tadi.
"apa??"
"bapak tau tujuan mu dengan ustadz itu!!!bapak sangat berharap kalian berhasil dan kau harus berhati-hati dengan orang-orang yang ada di sini, kalian harus membebaskannya segera sebelum _" ujar Dewi dengan serius menceritakan apa yang di katakan pak Didin padanya.
"sebelum apa Dewi?"ujar Icha menatap lekat temannya itu.
"aku tak tau lagi , karena pak Didin tiba-tiba di datangi oleh satpam tadi yang memberi tahu kalau ustadz Satrio memanggilnya .dan pak Didin langsung saja pergi tanpa melanjutkan apa yang ia maksud.!! ujar Dewi. dengan semua pertanyaan di kepalanya tentang apakah pak Didin salah satu kunci dalam kasus ini?hatinya begitu kelu terasa sedikit getir sudah beberapa orang memperingatkan nya dengan kata-kata yang sama ,ia bingung apa ustadz Satrio sekejam itu sehingga banyak orang yang takut padanya.
👍❤
smart thor
sekali lagi makasih kak yah udah di koreksi insyaallah akan di perbaiki lagi 🙏
tapi sekali lagi makasih yah udah di koreksi insyaallah di perbaiki 🙏