Azmi Khoerunnisa, terpaksa menggantikan kakak sepupunya yang kabur untuk menikah dengan bujang lapuk, Atharrazka Abdilah. Dosen ganteng yang terkenal killer diseantero kampus.
Akankah Azmi bisa bertahan dengan pernikahan yang tak diinginkannya???
Bagaimana cerita mereka selanjutnya ditengah sifat mereka yang berbanding terbalik???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Azthar# Si Bapak Dosen.
Hari itu dunia mendukungnya, ia akhirnya bisa kuliah di Kampus yang diinginkannya. Seorang gadis muda yang baru menginjak 20 tahun itu, melangkahkan kakinya menuju gedung tinggi dengan simbol pendidikan lengkap.
Universitas ternama, menjadi tujuannya untuk melanjutkan pendidikannya yang sempat tertunda selama hampir dua tahun. Senyumnya mengembang dengan lesung pipit disebelah pipinya tanda kebahagiaan yang sangat ia syukuri, rambutnya terurai indah lurus dan berkilau bak iklan shampo rebonding.
Percayalah tak ada kata terlambat bagi setiap makhluk untuk belajar ketahap selanjutnya, begitu yang dirasakan Azmi khoerunnisa. Seorang gadis yang akhirnya berhasil menuntut ilmu didunia perkuliahan, tak ada yang tak mungkin selama mau belajar, ia yakin bisa mengejar ketertinggalan yang pernah terjadi padanya karena kekurangan biaya.
Harap maklum, karena ia bukan dari kalangan sultan. Pergi ke kampus pun ia menggunakan sepeda bekas ibunya yang sudah berumur dan berkarat.
Buk
Karena matanya celingukan, gadis muda itu tak sengaja menabrak sosok yang berbaju putih. Ia bukan hantu karena gayanya sangat rapi.
Tubuh Azmi menghimpit pada tubuh pria tampan, dengan potongan rambut curtain atau biasa disebut gaya rambut belah poni, yang membingkai wajah. Posturnya tinggi, membuat Azmi tenggelam pada dada bidang pria tersebut.
Ia menengadah, menatap wajah pria berkemeja putih tersebut yang sangat tampan dimatanya. Tangannya tak sengaja menyentuh dada berotot bak roti sobek itu, cuma penasaran saja karena sangat terlihat bentuknya walau dari luar.
Matanya terpesona menatap wajah tampan lelaki itu, hingga tanpa sadar ia tersenyum menatapnya. Untung lorong itu sedang sepi, kalau tidak ia pasti jadi bahan olok-olok karena bertemu dan bertabrakan dengan pangeran berkemeja putih. Bukan berkuda putih.
"Maaf, Kakak senior. Aku gak sengaja," ucap Azmi dengan malu-malu.
"Kau bilang apa?" tanya lelaki muda dan ganteng itu mengangkat sebelah alisnya.
"Aku bilang, aku minta maaf kakak senior," ulang Azmi dengan nada yang lebih tinggi tapi terkesan halus.
"Sepertinya kau mahasiswa baru," tebak lelaki itu.
"iya, kakak. Aku memang baru masuk," ujar Azmi membenarkan.
"Kakak," ulang lelaki itu membuat Azmi merasakan ketegangan listrik 900 watt, bulu kuduknya berdiri dan memberi sinyal adanya aura makhluk asing.
Azmi menelan salivanya, ia merasa tak ada yang salah tapi kenapa lelaki itu seakan mengumbar kesalahannya. Ia masih muda, emangnya salah dipanggil kakak?
"Tak mungkin aku memanggilnya Alien yang umurnya sudah berkarat, dia kan bukan Do min joon. Dosen alien yang awet muda, dalam drama korea itu," gumam Azmi dalam hati masih dengan senyam-senyum sendiri.
Tanpa sepatah kata, pria itu pergi begitu saja. Tanpa menoleh tanpa pula ia menjelaskan kata yang salah dalam perkataan Azmi.
Nafas lega gadis itu rasakan, ia pun melanjutkan langkahnya menuju kelas yang akan ia masuki sekarang. Dengan langkah yang sangat gembira, dihari pertamanya ia bisa bertemu sosok yang bisa mencuci matanya.
....
Suasana kelas masih sepi ada empat orang yang berada didalam, Azmi masuk kedalam kelas itu dan duduk diatas dua wanita yang tengah mengobrol tersebut. Kebetulan bangku mereka meninggi bak bangunan piramida.
"Ya lah, pak Athar emang ganteng cuma umurnya aja udah tua," ucap wanita berambut panjang bergelombang.
"Gila 35 tahun masih jomblo, kok bisa, ya. Dosen ganteng gitu, pinter kek, pak Athar gak laku-laku," sahut temannya berambut pendek lurus sebahu itu dan berponi.
"Padahal gue mau, loh. Kalau dia naksir gue, apa harus gue jebak dia, ya, kaya di sinetron gitu?" wanita berambut panjang itu terkikik geli.
"Gila, lo besti. Kurang ajar banget!" sahut temannya ikut terkekeh mendengar ide random bestinya.
Azmi menggelengkan kepalanya pelan, ada-ada aja obrolan mahasiswi zaman sekarang. Ada Dosen ganteng saja main jebak-jebakan.
"Kenapa gak dipelet aja sekalian?" gumam Azmi dalam hati dan dengan bibir merapat kedalam.
Azmi gak ikut nimbrung ia takut salah bicara, kalau di rumah jangan tanya, karena ia punya kakak yang sama-sama jomblo berkarat. Juga ibunya yang masih alhamdulilah bawel nya mirip ikan bawal.
Perlahan waktu berdetak, makin lama satu-persatu para mahasiswa masuk kedalam kelas memenuhi ruangan yang menandai dimulai pembelajaran.
Terakhir, azmi melihat laki-laki yang tak sengaja ia tabrak tadi. Pria berkemeja putih itu dengan cool-nya mendekati meja dosen dan menaruh buku dan tas yang dibawanya. Ia meraih buku yang diperkirakan absenan para mahasiswa.
Awalnya semua biasa saja, tapi mata Azmi mendadak membulat melihat gelagat lelaki itu. Pikirannya melayang pada percakapan tadi pagi yang tak mungkin ia lupakan. Jika memang lelaki itu tak suka dipanggil kakak senior, artinya ...
"Anjirr, dia si Bapak Dosen," celetuk Azmi yang segera menutup mulutnya dan menundukkan kepalanya, tentu saja ia merasa malu setengah mati.
Jika dipikirkan lagi sekarang adalah jam kuliah pak Atharrazka Abdillah, jadi pria yang sedang mengabsen itu, pria yang ia tabrak tadi itu ternyata dosen bukan kakak senior.
Beberapa teman sekelasnya melirik padanya, bahasa tak sopan bisa muncul dikelas itu. Namun diantara mereka ada pula yang tersenyum mendengar celetukan mahasiswa baru itu. Begitu pun lelaki yang duduk dibangku atas Azmi yang sedari awal masuk melirik pada gadis tersebut.
"Siapa itu? Sopan sekali," ujar bapak Dosen tersebut melihat satu-persatu muridnya.
Beberapa mahasiswa tertawa mendengarnya, beberapa masih melirik Azmi yang masih menyembunyikan mukanya.
"Duh, hari pertama masuk kuliah malah apes. Bukannya tebar kepintaran malah tebar pesona," batin Azmi menggerutu.
"Kita absen dulu," ucap Si Bapak dosen tersebut.
"Ayudia Pratama!" panggil pak Athar.
"Hadir, Pak," jawab cewek yang ada dibelakang.
"Benny Jatmiko," panggil pak Dosen.
"Hadir," sahut lelaki yang ada didepan.
....
"Katanya ada mahasiswi baru disini, silahkan perkenalkan diri. Mau didepan atau ditempat, asal jangan di Lapangan karena bisa dianggap gila," ujar pak Athar dengan nada bercanda.
Azmi mengacungkan tangan kanannya, dengan malu-malu ia berdiri.
Muka Athar tampak terkejut, ia tak menyangka mahasiswa yang ia anggap aneh itu ternyata mengambil jam mata kuliahnya.
"Iya, silahkan!" ucap pak Athar mempersilahkan.
"Hai semuanya, nama saya Azmi khoerunnisa. Panggil Azmi aja, terima kasih," ucap Azmi lalu duduk kembali.
Para pelajar itu berseru menyambut teman baru di kelasnya.
"Hai Azmi, kenalin gue Benny," ucap lelaki yang tersenyum manis menyapanya untuk menjadi orang pertama.
"Huuuuuhhhh," seru yang lainnya.
"Ti-ati, Azmi. Dia ini buaya berutang," ejek teman lelaki disebelahnya dengan tawa recehnya
Semuanya tertawa.
"Enak aja lo, gua masih jomblo Azmi. Jangan dengerin dia, dia mah jodi, jomblo ditinggal mati," ujar Benny membela diri.
"Sudah, sudah kita mulai pelajarannya," ucap pak Athar menyudahi.
Azmi menghembuskan nafasnya, ada lega tapi ada takut juga. Takut pak dosen menyuruhnya ke ruangannya.
....
Dan setelah pelajaran selesai.
"Azmi khoerunnisa, ikut sekarang keruangan saya," panggil pak Athar.
Nah, kan. Tubuh Azmi serasa lemas, ia langsung menyembunyikan mukanya mendengar perintah bapak dosen.