NovelToon NovelToon
Love In London

Love In London

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Playboy / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Syifafkryh

Amanda Zwetta harus terjebak ke dalam rencana jahat sahabatnya sendiri-Luna. Amanda dituduh sudah membunuh mantan kekasihnya sendiri hingga tewas. Amanda yang saat itu merasa panik dan takut terpaksa harus melarikan diri karena bagaimana pun semua itu bukanlah kesalahannya, ia tidak ingin semua orang menganggapnya sebagai seorang pembunuh. Apalagi seseorang yang dibunuh itu adalah pria yang pernah mengisi hari-hari nya selama lima tahun. Alvaro Dewayne Wilson seorang CEO yang terkenal sangat angkuh di negaranya harus mengalami nasib yang kurang baik saat melakukan perjalanan bisnisnya karena ia harus berhadapan dengan seorang gadis yang baru ia temui yaitu Amanda. Amanda meminta Alvaro untuk membantunya bersembunyi dari orang-orang yang sudah berbuat jahat kepadanya. Akankah Alvaro membantu Amanda? Atau justru Alvaro akan membiarkan Amanda begitu saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syifafkryh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

VERONICA & CLARA

Pagi harinya, Amanda baru saja menyelesaikan ritual paginya. Ia segera pergi menuju dapur untuk membantu Mery dan yang lainnya memasak.

"Kau sedang membuat apa, Mery?" Tanya Amanda saat tiba di dapur.

"Saya sedang menyiapkan bahan-bahan untuk sarapan pagi, Nona. Rencana nya saya akan membuat makanan khas Indonesia." Jawab Mery sambil tersenyum.

"Bolehkah aku membuatnya sendiri? Lebih baik kau istirahat saja, Mery. Lagi pula Alvaro sedang tidak ada. Mengenai pekerjaanmu, biar aku saja yang mengerjakannya." Ucap Amanda.

"Biar saya saja, Nona. Sebaiknya Nona tunggu saja di meja makan. Nona ingin makan apa? Biar saya yang membuatnya. Dan mengenai pekerjaan saya, Nona tidak perlu mengerjakannya karena itu adalah tugas saya. Tuan Alvaro pasti akan marah besar jika saya membiarkan Nona mengerjakan pekerjaan rumah seorang diri." Balas Mery.

"Tapi Mery, aku ingin membantumu. Jika aku hanya diam saja, aku akan merasa bosan. Kau tahu kan Alvaro melarangku untuk pergi keluar? Jadi biarkan aku membantumu." Ucap Amanda.

"Tapi, Nona--"

"Ayolah, Mery ... " Ucap Amanda.

Mery pun menyerah, ia akhirnya mengizinkan Amanda untuk membantunya. "Baiklah, Nona. Nona boleh membantuku." Ucap Mery.

"Terima kasih, Mery. Kalau begitu, biar aku saja yang memasak. Kau mengerjakan yang lain saja. Oh ya, dimana yang lain?" Tanya Amanda karena dari tadi ia tidak melihat keberadaan Nora dan salah satu pelayan yang lain.

"Nora dan Nancy sedang membeli bahan-bahan makanan yang sudah hampir habis, Nona." Jawab Mery.

"Baiklah." Balas Amanda.

"Kalau begitu saya akan membersihkan kamar Tuan. Jika Nona membutuhkan sesuatu, Nona bisa memanggil saya." Ucap Mery.

"Baiklah, Mery." Ucap Amanda sambil tersenyum.

Amanda pun segera menyiapkan bahan-bahan untuk ia olah. Rencananya, Amanda akan membuat nasi goreng untuk menu sarapannya.

Memasak bukan suatu hal asing bagi Amanda. Karena sejak dirinya berumur lima belas tahun, Ibu Sinta selalu mengajarkannya untuk memasak. Itu sebabnya Amanda sudah ahli dalam hal memasak.

Saat sedang menyiapkan bumbu-bumbu yang akan ia gunakan, tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu.

"Sepertinya itu Nora dan Nancy." Gumam Amanda.

Amanda segera berjalan menuju pintu utama dan membukakannya. Betapa terkejutnya dia saat melihat siapa yang berdiri di hadapannya saat ini.

"Tan--Tante Vero ... Clara ... " Gumam Amanda.

Ya, yang barusan mengetuk pintu adalah Veronica. Dia datang bersama Clara. Mereka sengaja datang ke mansion Alvaro karena ada hal yang ingin mereka bicarakan dengan Amanda. Kebetulan kemarin Clara mendengar bahwa Alvaro akan pergi ke Hongkong, dia langsung memberitahu Veronica dan mengajak Tante dari Alvaro itu untuk menemui Amanda.

"Boleh kami masuk?" Tanya Veronica dengan wajah sinis nya.

"Tentu saja, Tante. Silahkan." Jawab Amanda sambil mempersilahkan Veronica dan Clara untuk masuk.

Mereka pun akhirnya masuk ke dalam mansion Alvaro. Walaupun merasa sedikit takut, tetapi Amanda berusaha menutupi rasa takutnya itu. Ia berusaha terlihat baik-baik saja.

Mery yang baru saja turun dari lantai dua pun sedikit terkejut saat melihat kehadiran Veronica dan Clara di mansion bos nya ini. Jika Tuannya itu sampai mengetahui kedatangan Tante nya dan juga Clara, habislah mereka semua. Alvaro pasti akan memarahinya dan juga memarahi Amanda karena mengizinkannya masuk.

"Nyonya ... " Sapa Mery.

Mereka segera menoleh ke asal suara saat mendengar suara Mery.

"Mery ... Kebetulan sekali kau ada disini. Buatkan aku dan Clara minum." Ucap Veronica.

"Baik, Nyonya." Balas Mery.

Setelah itu, Mery segera pergi menuju dapur. Meninggalkan Amanda bersama dengan Veronica dan Clara.

"Bagaimana rasanya menjadi kekasih Alvaro?"

Tiba-tiba saja Veronica bertanya seperti itu kepada Amanda. Amanda yang sedang menatap ke arah lain pun akhirnya memberanikan diri untuk menatap Veronica.

"Kenapa Tante bertanya seperti itu?" Tanya Amanda hati-hati.

"Memangnya Tante tidak boleh bertanya seperti itu? Lagi pula Tante hanya ingin tahu bagaimana perasaanmu setelah menjadi kekasih dari seorang pengusaha terkenal seperti Alvaro. Kau pasti senang bukan? Karena dengan menjadi kekasih Alvaro, kau bisa mendapatkan apa saja yang kau inginkan." Jawab Veronica sinis.

"Gadis rendahan seperti dirimu tidak jauh berbeda dengan Devina. Mantan kekasih Alvaro. Kau juga pasti akan memanfaatkan kekayaan Alvaro dan setelah kau mendapatkannya, kau akan pergi begitu saja." Ucap Clara sambil menatap Amanda tidak suka.

"Aku bukan wanita seperti itu, Tante ... Clara." Ucap Amanda.

"Tante tidak habis pikir dengan Alvaro. Bagaimana bisa dia mengizinkanmu tinggal di rumahnya? Dan yang lebih parahnya, dia menjadikan dirimu sebagai kekasihnya. Padahal latar belakang hidupmu saja tidak jelas. Dan Tante yakin kau itu berasal dari keluarga miskin." Ucap Veronica.

Hati Amanda benar-benar terasa sakit saat mendengar hinaan Veronica dan Clara kepada dirinya. Serendah itukah dirinya di mata orang-orang?

Amanda berusaha untuk tidak terpancing dengan perkataan Veronica dan Clara. Ia tidak ingin mencari masalah dengan siapa pun. Ia ingin hidup dengan tenang tanpa ada masalah apapun.

"Aku memang bukan berasal dari keluarga yang kaya raya, Tante. Tetapi aku bukan wanita seperti apa yang Tante dan Clara ucapkan. Aku bersedia menjadi kekasih Alvaro karena aku mencintainya." Ucap Amanda.

Ia terpaksa mengatakan hal itu agar Veronica dan Clara berhenti menghinanya.

Mendengar Amanda mencintai Alvaro semakin membuat hati Clara memanas. Ia langsung menatap Amanda tajam.

"Wanita seperti dirimu tidak pantas bersanding dengan Alvaro. Seharusnya Alvaro mendapatkan wanita yang sepadan dengannya, bukan wanita miskin seperti dirimu!!" Ucap Clara.

"Dan wanita yang seharusnya menjadi kekasih Alvaro itu adalah Clara. Bukan kau!" Ucap Veronica.

"Clara wanita yang cerdas, dia cantik dan berasal dari keluarga yang berada. Dia sempurna untuk Alvaro." Lanjut Veronica.

"Cantik dan kaya saja tidak cukup untuk menjadi kekasih Alvaro, Tante."

Bukan Amanda maupun Clara yang berbicara, melainkan Edward lah yang berbicara. Pria itu dari tadi mendengarkan apa yang dikatakan oleh Veronica dan Clara kepada Amanda.

Edward datang karena Mery yang menghubunginya dan memberitahunya bahwa saat ini Veronica dan Clara datang ke mansion Alvaro. Mendengar hal itu, Edward segera bergegas pergi menuju mansion milik Alvaro karena ia takut terjadi sesuatu dengan Amanda. Edward tahu betul bagaimana sifat Tante Veronica dan Clara.

Melihat kehadiran Edward di mansion Alvaro, sedikit membuat Amanda, Veronica dan juga Clara terkejut. Mery yang baru saja tiba di ruang tamu pun langsung menyimpan gelas yang berisi minuman di atas meja. Ia sempat menatap Edward dan tersenyum. Edward langsung membalas senyuman Mery. Setelah itu, Mery segera kembali ke dapur.

"Ed ... Sejak kapan kau berada di sini?" Tanya Veronica.

"Sejak Clara menganggap Amanda dan Devina sama saja." Jawab Edward.

"Aunty ... Mengenai ucapan Aunty barusan, yang mengatakan bahwa Clara adalah wanita sempurna untuk Alvaro. Itu adalah salah besar. Clara tidak sesempurna itu." Lanjut Edward.

"Apa maksudmu, Ed?" Ucap Veronica tidak terima.

"Cantik dan kaya bukanlah kriteria untuk menjadi kekasih Alvaro, Aunty. Aku adalah sahabatnya dan aku mengetahui wanita seperti apa yang Alvaro idamkan. Dan wanita yang Alvaro idam-idamkan selama ini adalah Amanda. Dia adalah wanita yang baik. Cerdas? Amanda wanita yang cerdas. Cantik? Amanda juga wanita yang cantik. Kaya? Amanda memang tidak memiliki itu tetapi Amanda memiliki sifat yang tidak dimiliki oleh Clara. Yaitu kerendahan hatinya." Jawab Edward panjang lebar.

"Walaupun Amanda bukan berasal dari keluarga berada, tetapi dia tidak pernah mengeluh. Dia selalu mensyukuri apa yang dia miliki. Tidak seperti Clara yang selalu memikirkan dirinya sendiri. Bersikap egois tanpa mempedulikan orang-orang di sekitarnya." Lanjut Edward.

"Apa maksud dari ucapanmu itu, Ed?! Kenapa kau membelanya?!" Kali ini Clara-lah yang berbicara.

"Aku hanya mengatakan apa yang seharusnya aku katakan. Apakah harga dirimu terlalu rendah, sehingga membuatmu terus mengejar Alvaro yang sama sekali tidak pernah menganggapmu, Clar?"

Ucapan Edward kali ini begitu menyentil hati Clara. Tidak biasanya Edward berbicara kasar seperti ini kepadanya. Tetapi entah kenapa hari ini pria itu memperlakukannya seperti ini.

"Kau tidak perlu ikut campur, Ed!!" Ucap Clara.

"Aku berhak ikut campur karena Alvaro adalah sahabatku. Dia pantas mendapatkan wanita yang baik seperti Amanda." Balas Edward.

"Oh ya ... Tadi kau mengatakan bahwa Amanda sama saja seperti Devina? Bukankah kata-kata itu lebih pantas ditujukan untukmu, Clara? Justru kau lah yang ingin memanfaatkan kekayaan yang Alvaro miliki." Lanjut Edward.

Mendengar ucapan Edward barusan langsung membuat Clara sedikit panik. Ia langsung berpikir, bagaimana Edward bisa mengetahui keinginannya itu? Sepertinya ia harus berhati-hati dengan Edward. Walaupun dari luar terlihat acuh, tetapi ternyata pria itu memiliki sisi yang misterius dan harus di waspadai.

Clara langsung menatap Veronica. "Aunty ... Jangan dengarkan ucapannya. Tidak mungkin aku seperti itu. Aku tulus mencintai Alvaro." Ucap Clara.

"Aunty percaya kepadamu, Clara." Ucap Veronica.

Clara langsung bernapas lega saat mendengar ucapan Veronica barusan. Ia langsung menatap Edward dengan tatapan sinis nya.

"Ed ... Kenapa kau terus membela wanita itu?! Apa yang sudah dia berikan kepadamu sehingga kau terus membelanya? Apakah dia sudah memuaskanmu sehingga kau bertekuk lutut kepadanya?" Ucap Veronica.

Hati Amanda benar-benar sakit saat mendengar ucapan Veronica barusan. Mendengar ucapan Veronica barusan, membuat Edward kesal bukan main. Tetapi ia berusaha mengontrol emosinya karena bagaimana pun, yang ada di hadapannya saat ini adalah wanita. Ia tidak ingin lepas kendali apalagi sampai menyakiti Veronica.

"Maaf Aunty, tapi apakah semua itu ada urusannya denganmu? Sebaiknya Aunty dan Clara pergi dari sini sebelum Alvaro mengetahui kedatangan kalian. Walaupun Alvaro sedang berada di Hongkong, dia bisa mengetahui siapa yang sudah membuat masalah di rumahnya." Ucap Edward.

"Baiklah, Aunty dan Clara akan pergi. Kami juga tidak sudi berlama-lama disini karena ada wanita murahan itu." Ucap Veronica sambil menunjuk Amanda yang sedang menunduk.

Setelah itu, Veronica dan Clara pergi meninggalkan mansion Alvaro.

"Kita harus mencari tahu siapa sebenarnya wanita itu, Aunty. Aku yakin dia bukan wanita baik-baik." Ucap Clara saat berada di luar mansion.

"Kau tenang saja, sayang. Aunty akan mencari tahu tentang wanita itu. Dan Aunty akan pastikan dia akan menjauhi Alvaro." Balas Veronica.

Mereka segera pergi dari mansion Alvaro. Dan tanpa mereka tahu, ternyata Alvaro sudah mengetahui kedatangan mereka. Tadi setelah pulang dari kantornya, Alvaro menyempatkan untuk mengecek cctv yang tersambung di ponselnya. Dan Alvaro sedikit terkejut saat melihat kehadiran Tantenya dan juga Clara.

Alvaro yakin, bahwa Tantenya itu sudah berbicara yang macam-macam kepada Amanda. Ada rasa khawatir yang menjalar dalam diri Alvaro saat melihat kehadiran Tantenya dan juga Clara. Ia takut mereka berbuat macam-macam kepada Amanda.

Untung saja Edward tiba-tiba datang ke mansionnya. Dan itu sedikit membuat Alvaro sedikit tenang.

*****

To be continue ...

1
Ripah Ajha
the best 👍🏻👍🏻
kalea rizuky
lanjut donk
Syifafkryh: Hari ini ya aku lanjutt kakak😍😍
total 1 replies
kalea rizuky
bagus pergi aja manda Alvaro bakal nyesel km
Syifafkryh: Makasih banyak udh baca ceritaku ya kak😍
total 1 replies
kalea rizuky
pergi jauh aja lah amanda percuma qm di situ
kalea rizuky
amanda ttep aja goblokk
kalea rizuky
luna bner jalang
kalea rizuky
cari krja di tempat lain aja donk
kalea rizuky
sahabat kurang ajar luna
Randa kencana
Ceritanya sangat menarik
Anisa Febriana272
Mangat kak🔥🔥🔥
Syifafkryh: Thank you kak😍
total 1 replies
lovebunny
Luna oh Luna 🤣🤣
Syifafkryh: Kenapa luna kenapa?🤣
total 1 replies
Lửa
Keren banget! Aku nggak sabar nunggu babak berikutnya ⚡️
Hagia Alverg🪻: hii kakak salin support yuk dinovelku 🤗.minta saran dan ulasannya

Emergency Wedding by: Noni Gia
total 2 replies
ella ellie
Lucu dan menghibur.
Syifafkryh: Makasihh banyak kakk😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!