NovelToon NovelToon
Suamiku, Musuhku...

Suamiku, Musuhku...

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Idola sekolah
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: ella ayu aprillia

Seorang gadis yang di paksa orang tuanya untuk menikah muda untuk melindunginya dari masa lalu yang terus menganggunya. Namun siapa sangka jika gadis itu di jodohkan dengan seorang pemuda yang menjadi musuh bebuyutannya. Lalu bagaimana pernikahan mereka akan berjalan jika mereka saling membenci?mungkin kah cinta akan tumbuh dalam diri mereka setelah kebersamaan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

Gisella tengah melihat - lihat cincin yang terpajang di etalase. Sebelum masuk, mama dan bunda pamit ke toilet sebentar sedangkan Revan memilih duduk di sofa seraya memainkan game di ponselnya. Tak lama seorang pegawai mendekati Gisella dan menyapa ramah dengan senyum sopan.

"Selamat siang kak, ada yang bisa kami bantu?" sapa seorang pegawai mendekati Gisella.

"Saya mau cari cincin pernikahan kak?"jawabnya tersenyum ramah.

"Oh..cincin pernikahan buat kakaknya ya kak.?" Tanya nya lagi tetap ramah.

Gisella hanya diam, ia melirik ke arah Revan yang hanya duduk di sofa seraya memainkan ponselnya. "Bunda sama mama kemana sih lama banget ke kamar mandinya. Aku harus jawab apa?"gumam Gisel dalam hati.

Ia tidak mungkin kan bilang kalau cincin itu untuknya.

Gisella terus diam, terlalu bingung dengan jawaban apa yang akan ia berikan kepada pegawai tersebut. Sedangkan Revan yang di harap bisa membantunya justru sibuk dengan ponselnya. Setelah beberapa menit terdiam akhirnya ia bisa bernafas lega karena melihat mama dan bunda masuk ke toko perhiasan.

"Sayang..kami sudah memilih cincinnya?" Tanya mama Sinta. Pegawai yang tadi menyapa Gisel pun menyipitkan mata, tak menyangka jika gadis kecil itu yang tengah mencari cincin untuk pernikahan. Senyum sinis terbit di wajahnya tampak berbeda dengan tadi saat ia datang. "Dasar anak jaman sekarang, masih sekolah sudah hamil di luar nikah."ucap pegawai tersebut yang hanya dapat di dengar oleh Gisella. "Maaf maksut mbak apa ya bicara kaya gitu?" Seru Gisella menatap tajam ke arah sang pegawai yang tengah menyindirnya.

Bunda dan mama Sinta menatap putrinya, merasa aneh dengan wajah Gisella yang tampak marah dan kesal.

"Ada apa sayang?"tanya bunda Diana.

"Dia bun,, dia bilang kalau aku hamil di luar nikah."adu Gisel sambil menunjuk pegawai tersebut yang kini tampak santai dan tenang.

Bunda Diana menatap tajam ke arah pegawai tersebut. "Benar kamu bicara seperti itu kepada calon menantu saya?" Tanya bunda Diana dengan wajah datar dan dingin.

"Maafkan saya nyonya, saya memang benar bicara seperti itu karena saya melihat kalau gadis ini masih sangat kecil untuk menikah. Apa salah jika saya menyimpulkan kalau dia hamil di luar nikah."sahutnya tanpa rasa takut sedikitpun. Bunda Diana tersenyum sinis, "panggil manager kamu ke sini."perintahnya.

Sang pegawai hanya diam tak menggubris ucapan bunda Diana. Ia terlalu menganggap remeh wanita paruh baya itu hingga tidak mengindahkan permintaan bunda Diana.

"Panggil manager kamu sekarang atau kamu akan menyesal."ancamnya lebih tegas.

Mendengar suara bundanya yang sedang marah - marah Revan pun memasukkan ponselnya lalu berjalan mendekat. "Kenapa bun?" Tanya Revan saat pemuda itu berdiri di samping bund Diana.

Bunda menatap putranya dengan kesal "kamu juga ngapain aja hah? Kamu nggak tahu calon istri kamu di hina oleh pegawai ini?"amuk bundanya. Revan tampak kaget melihat bunda nya sangat marah yang jarang ia lihat.

"Ma..maksutnya menghina gimana bun?"

"Dia bilang kalau Gisella hamil di luar nikah dan pergaulannya bebas."adu bunda Diana.

Belum sempat bereaksi seorang pria datang tergopoh - gopoh dengan wajah pucat pasi.

"Ada apa ini? Kenapa terdengar keributan dari dalam."ujarnya menatap sang pegawai yang kini tampak gugup dan pucat. Tidak seperti tadi yang masih bisa sombong dan angkuh.

Melihat pegawainya yang hanya diam tidak menyahut kini ia beralih menatap pelanggan tersebut. Sontak matanya membulat sempurna setelah melihat siapa yang datang di tokonya.

"Nyo..nyonya Mahendra...selamat datang nyonya. Ada yang kami bantu."seru manager tersebut dengan membungkuk hormat. Pegawai itu tampak bingung, matanya membulat saat managernya yang sangat takut dengan wanita di depannya itu. "Saya tidak mau ada pegawai seperti dia di toko saya."ucapnya tegas dan dingin. Wajah pegawai itu semakin pucat pasi saat tahu jika yang datang adalah pemilik toko perhiasan tempat ia bekerja. "Ba..baik nyonya.. saya akan pecat dia sekarang. Manager itu menatap pegawai nya dengan sorot mata tajam "Reni, mulai sekarang kamu saya pecat. Tinggalkan toko ini sekarang juga sebelum saya semakin marah." Reni merasa tubuhnya lemas seperti tidak bertulang. "Ta..tapi pak..saya butuh kerjaan ini."ujarnya lirih. Air mata mulai membasahi wajahnya." Kamu tidak dengar tadi nyonya Mahendra bilang apa hah?" "Nyonya..maafkan saya, saya tidak tahu jika nyonya adalah pemilik toko ini. Tolong maafkan saya nyonya." Reni memohon kepada bunda Diana. Namun tampaknya wanita yang masih sangat cantik meski usianya sudah kepala 4 itu tidak perduli.

"Apa menurut kamu jika saya bukan pemilik toko ini kamu bisa bersikap seenaknya kepada pelanggan."tegur bunda Diana. "Kamu makan juga dari uang pelanggan, jadi kamu nggak berhak bersikap seperti itu."tambahnya lagi.

"Maafkan saya nyonya..tolong maafkan saya. Saya janji saya tidak akan bersikap seperti itu lagi." Tangis Reni pecah, terlalu takut jika benar - benar di pecat bagaimana kehidupannya dengan kedua orang tuanya karena dia adalah tulang punggung keluarga. "Saya tidak bisa memaafkan kamu karena kamu sudah menghina calon menantu saya."imbuhnya tegas. Reni menatap Gisella dengan tatapan memelas, wajahnya sudah penuh dengan air mata. "Nona..saya mohon maafkan saya, saya terlalu lancang menyebut anda seperti itu." Reni bergantian meminta maaf kepada Gisel.

Namun gadis itu tampak enggan memaafkan.

"Saya tidak sebaik itu untuk memaafkan apa yang sudah anda ucapkan kepada saya. Saya bukan gadis rendahan seperti yang anda pikirkan."ucap Gisella tegas, wajahnya terlihat dingin dan tanpa ekspresi. "Enak sekali kamu setelah menghina anak saya kini kamu memohon minta di maafkan. Apa kamu pikir setelah kamu minta maaf bekas luka itu akan langsung hilang?"timpal mama Sinta yang ikut emosi karena putri kesayangannya di hina.

"Cepat kemasi barang kamu dan pergi dari sini."perintah sang manager. Ia tidak ingin kejadian seperti ini terus berlarut karena beberapa pelanggan lain mulai memperhatikan mereka. Setelah kepergian Reni manager tersebut kembali meminta maaf.

"Maafkan saya nyonya, saya akan lebih selektif lagi saat akan merekrut pegawai baru."

"Hm..ambilkan saya cincin pernikahan terbaik di toko ini. Dan sekalian satu set perhiasan yang terbaik."pintanya kini lebih lembut.

"Baik nyonya akan segera saya siapkan, mari saya antar ke ruangan VIP. Anda bisa menunggu di sana agar lebih nyaman."

Bunda Diana mengangguk lalu mereka masuk ke ruang VIP yang berada di pojok ruangan.

Gisel duduk di samping mama Sinta, "maa..jadi benaran toko perhiasan ini punya bunda?"

Mama Sinta mengangguk sebagai jawaban.

Gisella tampak takjub dengan kekayaan yang dimiliki oleh calon mertuanya itu. Padahal menurut cerita kedua orang tuanya dulu, keluarga Revan sempat hampir bangkrut dan di bantu oleh kedua orang tua nya hingga bisa bangkit lagi. Dan tak di sangka jika kini keluarga Revan bangkit dan lebih kaya daripada keluarganya. Meskipun keluarganya sendiri juga memiliki beberapa perusahaan besar dan juga restauran dan Villa.

Beberapa menit kemudian, manager itu masuk dengan seorang pegawai yang membawa beberapa perhiasan yang diinginkan oleh pemilik toko tersebut.

Gisella yang memang juga sangat menyukai perhiasan matanya berbinar saat melihat koleksi perhiasan itu yang sangat berkilauan.

"Sayang..kamu mau cincin pernikahan yang seperti apa? Coba kamu lihat ada yang kamu suka nggak.."ujar bunda Diana lembut.

Mata Gisella jatuh pada sepasang cincin yang simple dengan berlian di tengahnya.

"Aku mau yang ini aja bun, simple tapi tetal terlihat mewah san elegan. Dan yang jelas ini tidak seperti sebuah cincin pernikahan."

"Iya mama juga suka, cincin yang untuk Revan juga simple tidak terlalu mencolok. Kalau menurut kamu gimana Di?"

"Hmm..bagus..aku juga suka.kalau kamu gimana Van?

"Iya bagus bun.."

Akhirnya mereka memilih cincin itu dan satu set perhiasan untuk mas kawin. Usai keluar dari ruang VIP mereka berjalan keluar dan akan pergi untuk membeli seserahan yang lain.

Revan berjalan di belakang mama, bunda dan Gisella. Merasa ada yang memperhatikan ia melirik ke belakang dan benar saja. Di sudut mall ada seseorang tengah memperhatikan mereka. Ia menggunakan baju serba hitam dan memakai masker.

"Hei..siapa kamu.."

1
Murni Dewita
👣
Reni Anjarwani
lanjuttt
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
ella ayu aprillia
terima kasih sudah mampir kak
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
HitNRUN
Meresap dalam hati
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
Ryner
Kayanya aku gak bisa tidur lagi kalo gak baca kelanjutannya sekarang juga 😩
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!