Dia biasa dipanggil Calo, bukan calo yang dibayar buat urus dokumen biar cepat selesai ya!!
Anastasia Caroline adalah nama Calo yang sebenarnya tapi entah kenapa sedari kecil dia sudah sering di panggil Calo. Mungkin karena nama itu pula dia menjadi suka hal hal yang simpel dan mau cepat selesai tanpa banyak kerja.
Acara wisuda menjadi tempat keberuntungan Calo. Dia bertemu dengan Darren, sosok duda keren dan seksi meskipun memiliki satu buntut mini di belakangnya.
Calo yang ingin hal simpel pun berubah ketika bertemu Darren. Dia berusaha keras mengejar hot duda satu itu. Calo tidak mengambil pusing buntut cerewet milik Darren, yang terpenting ia harus mendapatkan Duda itu.
Tapi tanpa Calo duga dia malah jatuh hati pada buntut cerewet milik Darren. Dia yang tadi berencana menjadi ibu tiri yang tidak peduli, pun malah menjadi sosok ibu yang kece!!!
Hahahahah....
Ini tentang Calo dan kerandoman yang dia miliki. Bagaimana Calo bisa mendapatkan cinta Darren?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Mas... Kamu demam ya?" Tanya Calo dengan suara yang lirih.
Calo tidak tau harus mengatakan apa, ini terlalu mendadak dan perubahan Darren yang tiba tiba membuat dia takut sendiri.
Jika dipikir-pikir kembali memang betul yang dikatakan oleh Luna waktu itu. Dia takut akan hasil akhir yang seperti ini, harusnya Calo sadar bahwa dirinya takut akan hal ini.
Pantas selama ini Calo tidak punya pacar tanpa ia sadari dia menjauh dari yang namanya laki laki, mungkin baru Darren laki laki yang dekat dengan Calo. Di titik ini, saat Darren memegang tangannya membicarakan hubungan yang begitu serius, mungkin sebuah pernikahan atau pertunangan, Calo merasakan debaran aneh itu.
Suatu pemberontakan dalam dirinya, kata kata bisikan yang mengatakan, jika ia menjalani hubungan dengan laki laki maka ia akan berakhir seperti ibunya.
Setitik ketakutan terpancar jelas di mata Calo.
"Caroline..."
Saat nama Calo disebut hatinya bergetar. Pikirannya kembali kesini, dimana Darren masih menggenggam tangannya dengan elusan jempol jari di punggung tangan Calo.
"Kamu bisa pikirkan lagi, tapi perlu aku jelaskan bahwa keseriusan ku bukan untuk hubungan pacaran, itu bukan untuk orang seumuran ku lagi. Aku ingin serius menginginkan kamu jadi istriku, ibu dari anak anakku. Jangan terbebani, aku mengatakan semua ini setelah memikirkan konsekuensi setelahnya." Saat seorang pebisnis mengatakan hal ini tampak begitu meyakinkan.
"Jenjang pernikahan bukan semenakutkan yang di katakan, kita bisa memulai dengan saling berkerja sama. Aku tidak akan meninggalkan kamu dengan beban beban di pundak mu. Kita menikah berarti kita menjadi satu. Aku mengatakan semua ini karena aku serius dengan kamu Caroline." Kenapa rasanya suara Darren begitu lembut.
Ternyata perjuangan Calo hampir dua bulan ini tidak sia sia. Darren benar benar kepincut dengan aura yang ia punya, meskipun katanya masih amatiran.
Meskipun amatiran tapi pria 34 tahun itu tetap tergoda!!!
"Beri aku waktu berpikir mas." Mungkin kata kata ini yang pantas Calo katakan.
"Baiklah... Saya akan mengabari orang tua saya juga. Setiap jawaban yang kamu berikan adalah yang terbaik untuk kita." Darren mengelus tangan itu lagi sebelum melepaskannya, dia bahkan tidak ada sanggup untuk sekedar mencium tangan Calo. Darren merasa Calo begitu murni untuk ia kotori tanpa ada ikatan.
"Saya harap kamu mau... Bukan karena Meca tapi karena saya." Ucapan itu tampak lirih setelah banyaknya kata kata penuh semangat yang diucapkan pria itu.
Calo tak tau harus mengatakan apa, jadi dia hanya mengangguk.
"Saya pergi dulu. Istirahatlah yang banyak." Darren mengelus kepala Calo yang mengangguk lagi.
Akhirnya Darren pergi meninggalkan Calo yang hanya bisa melamun sampai mobil putih itu hilang di ujung jalan.
"Calo..." Panggilan dari Luna menyadarkan Calo.
Dia berbalik dan melihat Luna berdiri di dekat warung dengan senyuman lebar di bibirnya, tangannya terentang.
ya!!
Apapun keputusan Calo, akan ada ibuk yang akan menanti dirinya.
Calo memeluk Luna, dia tidak tau kenapa, air mata jatuh begitu saja. Tangan Luna mengelus punggung Calo, dia merasa bersalah pada anaknya.
Mungkin salahnya karena mengatakan yang sebenarnya tentang ayah Calo. Luna tidak pernah menutupi bagaimana kebejatan suaminya dulu hingga akhirnya Luna ditinggalkan dengan Calo yang masih kecil.
Mungkin dirinya lah yang menjadi sumber trauma Calo...
.
.
.
Saya ingin mengatakan bahwa setiap orang tidak memandang pernikahan sebagai sesuatu yang bahagia... banyak anak perempuan yang takut akan namanya pernikahan setelah melihat bagaimana kejamnya pernikahan orang tuanya.
bersambung.
jangan lupa baca cerita Author yang lain juga sambil nunggu update cerita ini
salam hangat dari author
good job kak 🤗