Kau adalah wanita simpananku, selamanya akan tetap seperti itu. Jangan harap ada cinta di antara kita, atau hubungan kita berakhir detik ini juga! Alfredo Hanscout Smith
Aku mencintaimu, Alfred. Tak bisakah kau membuka hatimu sedikit untukku? Davina Oliver
Mampukah Davina menaklukkan sosok Alfred yang begitu dingin dan alergi dengan seorang wanita? Ataukah cintanya akan kandas dan memilih pergi untuk merahasiakan suatu hal dari Alfred.
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf, anda siapa?
Secepat kilat Alfred menggeleng mendengar ucapan Davina. Rupanya wanita itu telah salah mencerna apa yang Alfred katakan barusan. Dia menyangka bila Alfred hanya ingin kembali untuk menjadikannya sebagai wanita simpanan saja. Hanya orang bodoh yang akan mengulang kesalahannya kembali. Dalam mimpinya pun, hal itu tidak akan pernah terjadi untuk kedua kalinya. Cukup sekali dia menjadi bodoh karena kesalahan yang telah dia perbuat di masa lalu.
Faktanya sekarang wanita itu telah menjadi ibu dari putranya, yang seharusnya dia berikan kebahagiaan yang melimpah. Namun bila status Davina kali ini masih belum jelas, tentunya dia tidak dapat memberikan kebahagiaan yang di impikannya selama ini.
Dan apa yang tadi Davina bilang? Wanita itu menuduhnya telah memiliki keluarga dan juga Davina yang hanya sebagai orang ketiga? Benar-benar wanita itu telah hanyut dalam pikiran yang tenggelam dalam masa lalunya. Panjang lebar Alfred menjelaskan hingga mulut berbusa pun, tetap saja Davina tak menyadari ucapan lelaki itu.
"Kata siapa aku telah memiliki keluarga sendiri? Siapa pula yang akan menjadikan mu sebagai orang ketiga? Apa kau tak ingat hanya kaulah satu-satunya wanita yang ada di dalam hidupku, meskipun kau hanya sebatas wanita simpananku. Tak ada yang lain kecuali kau Davina ... lalu untuk apa aku menjadikanmu orang ketiga ketika aku dapat memberikan gelar sebagai istri dari putra mahkota keluarga Smith?" cecar Alfred bertubi-tubi.
Detik itu juga Davina mengerutkan dahinya mendengar ucapan Alfred. Bukan kah dulu lelaki itu dengan gamblangnya mengatakan bila Asmirandah adalah calon istrinya? Tapi kenapa malah sekarang lelaki itu berusaha menampik segala fakta yang ada? Apa yang sebenarnya terjadi pada lelaki itu? Sungguh Davina merasa bingung di buatnya. Wanita itu masih tak percaya dengan apa yang Alfred ucapkan.
"Bukannya kamu dan Asmirandah sudah menikah? Tapi kenapa kau terus menyangkalnya?" Davina menatap bingung pada Alfred yang di sangka telah membohonginya.
"Ya Tuhan, ternyata dari tadi kau menyangka kalau aku telah menikah? Dengan siapa kau bilang tadi? Dengan Asmirandah? Wanita ular itu?" Alfred menatap lekat wajah Davina, kemudian tertawa renyah menengadahkan wajahnya ke atas langit-langit. Tampak lelaki itu menepuk dahinya melihat raut wajah bingung Davina.
Hal itu jelas bukan salah Davina yang tak mengetahui apapun perihal hubungannya dengan Asmirandah. Justru kesalahan ada pada dirinya yang sama sekali dari awal tak menceritakan bahwa hubungannya dan Asmirandah hanyalah sekedar settingan saja. Lelaki itu melakukan hal itu untuk membuat Davina merasakan cemburu seperti hal nya yang dia rasakan ketika melihat foto dirinya dengan Fahri.
Sungguh lelaki itu begitu menyesal, bahkan mengutuk dirinya yang begitu kejam berbuat seenak jidat pada Davina. Tanpa sadar jika dia telah memiliki perasaan pada wanita itu. Namun, nasi sudah menjadi bubur Davina telah pergi dari hidupnya. Di tambah sebuah fakta yang menyayat hati, dimana wanita itu pergi dengan membawa benihnya.
Hingga 10 tahun kemudian takdir kembali mempertemukan mereka. Jelas lelaki itu tak akan menyia-nyiakan kesempatan dimana dia akan memperbaiki segala perbuatannya di masa lalu. Mengingat dirinya seorang manusia penuh dosa selama ini.
"Tolong dengarkan aku dulu, Davina. Sejak kau memutuskan pergi dari hidupku, aku sama sekali tak pernah berhubungan dengan wanita manapun, termasuk Asmirandah. Dan pernikahan yang pernah aku ucapkan itu, tidak pernah terjadi Davina. Aku sama sekali tidak mencintai Asmirandah, tidak mungkin aku menikahinya," ucap Alfred meyakinkan Davina sekeras mungkin.
"Alfred, Alfred ... lelucon apalagi yang kau buat, hah? Kau tak perlu berdusta lagi padaku. Aku yakin kau sudah menikah dengan Asmirandah, wanita pilihan Oma mu itu. Tolong jangan membuat keadaan semakin rumit. Tentu aku tak akan kembali menjadi wanita simpananmu, Alfred. Cukup sudah masa lalu kelamku, kini aku telah memiliki seorang anak yang butuh figur seorang ibu yang baik. Aku ingin hidup tenang bersama putraku. Tentu aku tak bisa kembali padamu. Tolong jangan paksa aku, Alfred!" balas Davina yang masih belum mempercayai Alfred.
"Davina, kau salah paham. Aku tidak mengatakan ingin menjadikanmu sebagai wanita simpanan! Kau mengerti kah tidak? Ya Tuhan, harus bagaimana lagi aku meyakinkanmu sayang. Aku sangat mencintaimu, Davina. Aku ingin kau menjadi istriku seutuhnya. Dan ingat jangan kau sebut lagi masa lalu mu sebagai wanita simpanan!" ucap Alfred dengan tegas tanpa ada rasa ragu.
"Kau tahu, dari awal aku sudah terjerat oleh pesona mu Davina. Tolong singkirkan lidah tajam mu itu tentang tidak bisa kembali padaku. Aku mohon, jadilah istriku Davina," lanjut Alfred memohon pada Davina berharap wanita cantik itu akan mengiyakan perintahnya seperti dulu.
Seketika jantung Davina pun berdebar ketika Alfred mengatakan soal cinta. Rasanya tak mudah bagi Davina mempercayai hal itu.
Mengingat Alfred adalah sosok yang begitu alergi pada wanita. Tiba-tiba wanita cantik itu terlempar pada masa lalunya, dimana dia yang sering mengatakan rasa cintanya. Namun, tetap saja Alfred selalu menolaknya. Tapi sekarang ketika dia memiliki seorang putra, dengan gamblangnya Alfred pun mengatakan cinta dan ingin memperistrinya.
"Ingat Alfred, aku bukan bawahanmu lagi yang seenak jidat kau perintahkan untuk menuruti kemauanmu. Biarkan aku kembali, Alfred. Aku sama sekali tak ingin berurusan denganmu lagi. Tolong lepaskan aku ...." Davina masih belum bisa mempercayai ucapan Alfred.
Saat Alfred yang hendak membalas ucapan Davina, tiba-tiba terdengar bunyi dering telpon Davina yang mengganggu obrolan mereka. Terlihat jelas raut wajah tak suka dari Alfred mendengar ponsel Davina berdering. Secepat kilat lelaki itu merebutnya dari genggaman tangan Davina.
Dengan rasa penasaran yang tinggi, kemudian di tekannya tombol hijau pada layar ponsel itu. Alfred hanya ingin tahu siapa gerangan yang menelpon Davina saat ini. Hal ini tentu membuat Davina tersentak kaget dengan tindakan Alfred yang di luar dugaannya.
"Mommy ... Mommy kemana saja Mom? Aku sudah lama menunggumu. Cepat pulang Mom, aku merindukan Mommy."
DEG!
Jantung Alfred berdetak kencang ketika mendengar suara bocah lelaki yang memanggil Davina dengan sebutan Mommy. Jelas dia terkejut mendengarnya, tak pernah terpikirkan bila dia akan berkomunikasi langsung dengan putranya. Tak ingin melewatkan moment itu, segera mungkin Alfred menjawab pertanyaan bocah lelaki itu.
"Hai Son, jangan khawatir Mommy kamu sedang berada di tempatku. Aku masih bicara dengannya," jawab Alfred berusaha menenangkan bocah lelaki yang ada di seberang telpon tersebut.
"Maaf, anda siapa? Ada keperluan apa anda bicara dengan Mommy saya?" Bryan memberondong sebuah pertanyaan pada Alfred.
Ucapan Bryan sukses membuat hati Alfred tercubit. Bagaimana bisa putranya sendiri tak mengenalinya? Tentu rasanya sakit bukan? Sangat sangat menggores uluh hati Alfred ketika mendengar hal itu.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Ini mah malah tambah cari masalah/Sweat/
setelah ini dia bakal dendam sama Davina end then