Kisah seorang istri yang mencintai suaminya, namun di balas dengan penghianataan dan balas dendam kelurga nya.
Ella menyambut cinta Andrean yang selalu perlakuan dirinya bak seorang Ratu. Hingga akhirnya mereka menikah. Namun sayang, sikap peduli, perhatian dan kasih sayang Andrea menghilang begitu saja. Andrean perlakukan Ella bak orang asing di rumah nya sendiri.
Hingga perselingkuhan Andrean di ketahui Ella. wanita berparas cantik yang memiliki segudang prestasi itu mencoba bertahan. Ia Terus berbuat baik dan patuh pada sang suami. Tetapi kesabaran Ella ada batasnya, sampai akhirnya pertahanan Ella runtuh.
Ella membuat permohonan surat cerai dan mentalak Andrean.
Pria tampan penuh kharisma itu berkata "kau ingin bercerai? Tidak akan pernah bisa, selama pembalasan ku belum berakhir!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke Rumah ibu Mertua
Dadaku berdegup kencang saat tahu Andre membawa batu Ruby yang aku incar kerumah kami. Bukankah Permata ini dia beli untuk Vivian? Lalu kenapa dia bawa pulang?"
Amplop putih yang berada diatas tempat tidur ku raih. Lalu ku buka perlahan, secarik kertas bertuliskan "Batu Ruby biru untuk istri ku Ella."
Rasa keterkejutan ku hampir tak percaya, ku baca isi kertas itu berulang-ulang dengan bibir bergetar.
"Tidak mungkin!" pekik ku.
Perasaan ku campur aduk, antara percaya dan tidak. Namun kekecewaan ku terlalu dalam pada Andrean. Dia yang memilih wanita itu untuk di kenalkan pada seluruh dunia kalau Vivian adalah kekasihnya. Sementara aku? Hanyalah boneka panjangan yang sewaktu-waktu bisa dia campakan.
"Aku tidak semudah itu percaya padamu Andre, dengan apa yang sudah aku lihat, bagaimana kau memperlakukan Vivian begitu lembut dan penuh cinta." aku tertawa hambar dan meletakkan kotak beludru biru di atas ranjang.
Kaki ku melangkah ke balkon, lalu mengadahkan wajahku keatas langit-langit. Langit tampak gelap tetapi di terangi bintang-bintang kecil yang berkerlap-kerlip memancarkan cahaya sinarnya, begitu juga manusia, walaupun hidupnya penuh hinaan dan luka, ia akan tetap bersinar meskipun di tempat yang redup.
Darren. Aku teringat pria tinggi tegap itu. Kebaikan dan ketulusan nya tidak akan pernah aku lupakan. Tiga tahun lalu Darren pergi, karena kecewa padaku yang lebih memilih menikah dengan Andrean daripada dirinya. Jujur aku tidak pernah mencintai Darren secara pribadi, tapi menyayangi dia sebagai sahabat. Perasaan cinta tidak pernah tumbuh untuknya meskipun kami sering bersama, tetapi kala bertemu dan mengenal Andre, tumbuh cinta subur di hatiku. Perlakuan Andre begitu tulus dan murni padaku saat itu. Bagaimana cara ia mencintai ku dan memperlakukan aku bak seorang ratu. Tetapi sikapnya berubah setelah beberapa bulan kami menikah. Andre bak orang asing terhadap ku, sikapnya terlalu acuh dan tak perduli. Yang lebih menyakitkan lagi, kedatangan anak haram ayah ku dan merebut suamiku tanpa aku bisa mempertahankan nya.
Ku hela napas panjang agar sesak ku cepat mereda, Namun bila teringat bayang-bayang wajah Andre bersama Vivian luka ku semakin dalam.
"Andre, kesalahan terbesar apa yang membuat mu membenci ku?" ku usap airmata ku yang tiba-tiba berjatuhan tanpa aku minta.
Ku tekan dadaku agar tidak sesak dan sakit. Aku ingin sudahi semua derita ini. Aku tidak ingin ikut menderita seperti ibuku Soraya. Mentalnya rusak karena di fitnah membunuh seorang pria, ayahku tidak pernah membela dan membebaskan ibuku dari tuduhan. Justru ia datang ke rumah kami bersama anak haram dan istrinya. Ayahku telah berselingkuh dan menghianati ibuku selama bertahun-tahun.
"Cinta pertama?!
"Hufh! Aku mendengus kesal.
Ya.. Aku pernah mendengar ayah mengatakan kalau wanita bernama Siska adalah cinta pertamanya. Mereka terhalang Restu, karena kelurga ayahku orang terpandang. Lalu Ayah menikahi ibuku karena perjodohan. Sungguh miris, ibuku di nikahi Bagas Mortin tanpa cinta dan aku terlahir tanpa kasih sayang ayahku.
Aku tertawa keras, biarlah langit ikut berduka menyaksikan tawa ku yang terasa hambar. Aku puas setelah tertawa lepas. Tubuh ku terasa lelah dan pikiran ku teramat berat. Aku melangkah masuk kedalam kamar dan melepas pakaian ku untuk mandi.
Ku tatap kotak beludru biru, aku sudah tidak berniat untuk memilikinya lagi meskipun itu sebuah hadiah. Ku masukkan kotak perhiasan Ruby kedalam paper bag, dan aku meraih sebuah surat dari dalam tas ku. Sebuah surat cerai yang ku masukkan kedalam amplop putih.
Biar besok ku pikirkan bagaimana cara memberikannya pada Andre. Aku hanya ingin tidur tanpa beban dan membebaskan diriku dari semua kemelut.
Suara dering ponsel membangunkan tidur ku yang terasa nyenyak. Ku kucek bola mata yang masih mengantuk, ku raih ponsel sambil menggeser tombol warna hijau.
"Hallo..." sapa ku dengan suara parau.
"Ella, dimana Kamu!" suara lantang seseorang bertanya dengan cetus, di ujung telepon
Aku terkejut dan menarik ponselku dari telinga, aku baru menyadari saat melihat nama ibu mertua di layar ponselku.
"Mama..?" sahut ku terkejut.
"Aku tanya sekali lagi, Kamu berada dimana?!
"Aku masih di rumah mah."
"Kamu datang kerumah ku sekarang!" perintah nya dengan suara dingin.
Tanpa ingin membantah ibunya Andre, aku berkata "Baik mah saya akan kerumah Mama."
Telepon langsung ibu mertua ku putuskan tanpa basa-basi. Aku sangat tahu, bagaimana dia tidak pernah menyukai ku dan menelpon ku hanya urusan urgent saja. Aku membuang nafas kasar dan beranjak dari tidur untuk mandi. Selesai memakai pakaian kerja aku berhias. Seharusnya pagi ini aku datang ke kantor untuk mengurus pekerjaan, apalagi hari ini Darren tiba dari Venezuela. Lebih baik aku temui ibu mertua ku dulu sebelum berangkat ke perusahaan.
Sebelum melangkah pergi aku menatap paper bag berisi Perhiasan batu permata Ruby diatas kasur. Aku meraihnya dan memasukkannya kedalam lemari. Untuk sementara aku taruh dulu disini. Setelah urusan ku selesai dengan ibu mertua ku, aku akan menemui Andre dan kembalikan perhiasan batu Ruby ini.
Ku injak pedal gas dan melaju dengan kecepatan rata-rata menuju rumah ibu mertuaku, yang berada di perumahan elite. Tanpa identitas dan janjian terlebih dahulu, sangat sulit memasuki perumahan kelas atas tersebut.
Mobil sudah ku parkirkan di depan gerbang pintu besi yang menjulang tinggi. Aku menekan tombol didepan pintu. Sebuah layar di depan pintu menyala, terlihat wajah asisten rumah tangga berkata padaku.
"Silakan masuk nyonya, gerbang pintu akan segera di buka."
Seperti remote yang sudah ada kendalinya. Gerbang besi terbuka dengan sendiri tanpa ada yang mendorong. Aku melangkah masuk dan pintu utama terbuka lebar, bersama dua orang ART mempersilakan aku untuk masuk.
Jujur selama menikah dengan Andrean, baru dua kali aku menginjak rumah mewah berlantai lima milik nyonya Tiffany. Dulu, untuk pertama kalinya Andre mengajakku ke sini setelah menikah dua bulan. Namun, sikap ibu Andre terlihat dingin dan memandang rendah diriku. Sejak saat itu aku seringkali menghindar dan tidak pernah datang berkunjung. Tetapi sekarang, dia sendiri yang mengundang ku untuk datang.
Bola mata ku menatap takjub pilar-pilar besar yang menjulang di dalam rumah mewahnya, menambah kesan klasik dan elegan. Sang pemilik rumah memiliki pribadi yang sangat angkuh dingin dan tak mudah tersentuh.
Aku duduk di salah satu sofa classic sambil menunggu sang ibu mertua datang. Pikiran ku sudah berkelana kemana-mana sambil mengamati sekitar rumah. kejutan apalagi yang akan aku dapatkan, gumam ku lirih.
💜💜💜
Kalau kalian semangat bacanya, Bunda akan semangat update setiap hari 🥰 jangan lupa terus dukung karya terbaru bunda ya All🥰🥰 Nanti malam "Mengejar cinta Nona CEO" akan update ya.
sepertinya Jovan adalah yg nabrak mobilmu. ( sopir Jovan) yg nabrak mobil Elea