Lahirnya Sang Legenda

Shanum membuka kedua matanya, dia melihat ke sekeliling. Dia terbangun di pangkuan Qin fan, mereka bersandar di sebuah pohon yang berada di tepi Sungai yang indah.

"Siapa pria ini,,,?" batin Shanum sambil melihat ke arah Qin Fan yang berada di belakangnya.

"Aku lapar sekali,,,,," ucap pelan Shanum sambil memegang perutnya. Lalu dia bangkit, sendiri, dia tak ingin mengganggu istirahat Qin Fan. Shanum berkeliling mencari beberapa buah-buahan yang ada di sekitaran sungai itu yang bisa dia makan langsung. Jika mencari ikan maka dia harus membakarnya dulu.

"Maafkan kami yang mulia,,, mungkin karena kamilah yang terus membuat kau merasa lapar. Sudah sangat lama kami tidak makan apapun. Jadi, mungkin kau juga ikut merasa lapar karena kau telah mengikat kontrak darah dengan kami,,," ucap naga emas di telinga Shanum.

"Aku memang masih membutuhkan banyak asupan nutrisi jadi bukan salah kalian. Yang membuat aku bingung kenapa kini tubuhku sangat lemah. setiap kali aku menggunakan sedikit kekuatanku maka tubuhku langsung jatuh pingsan,,," bingung Shanum sambil melihat ke sekeliling mencari buah.

"Kami merasakan bahwa yang lemah bukanlah tubuhmu yang mulia. Tidak ada apa-apa dengan tubuhmu,,,,," kompak binatang ilahi yang terikat dengan shanum.

"Lalu, kenapa aku selalu pingsan,,,?" bingung Shanum sambil memetik beberapa buah.

"Tidak tahu yang mulia,,,,"

"Tunggu dulu,,,, apa karena pria itu,,," ucap Shanum setelah mengingat siapa pria yang memangkunya tadi.

"Pria mana yang mulia,,,?".

"Pria yang lima tahun lalu menggigit leherku,,, dan pria yang memangku ku tadi. Sepertinya pria yang sama"

"Dimana,,,, kenapa kami tidak tahu kau di gigit,,,?" tanya raja singa.

"Saat aku meminta kalian untuk tidak mengikuti ku. Aku bertemu dengan dirinya yang jalannya di tuntun oleh ibunya,,," jawab Shanum santai.

Dia berjalan kembali ke arah Qin Fan yang masih terlelap dalam tidurnya. Shanum hanya memperhatikannya dari atas pohon yang disandari oleh Qin Fan. Dia duduk bersandar dengan santai di atas pohon.

"Bukankah dia cukup tampan,," tanya naga emas entah kepada siapa, tak ada satupun jawaban yang membalasnya.

"Kenapa tak ada yang merespon ku,,,"

"Memangnya jawaban apa yang kau inginkan,,,?" tanya naga hitam.

"Ohhh,,, kau masih hidup ternyata,,,ku pikir kau sudah tiada,,," celetuk naga emas.

"Cih,,,,kau yang lebih baik tiada sana,,," balas naga hitam.

"Kau saja,,,,,".

"Kau,,,,kau,,,,kau saja,,,," balas naga hitam lebih panjang.

"Yang mulia dari mana kau mendapatkan dua naga jelek ini,,," ucap raja singa.

"Cih,,,,,kau yang jelek bukan kami,,," kompak keduanya.

"Giliran begitu mereka kompak,,,"

"Ha,,,ha,,,,ha,,ha upsss,,,," tawa Shanum sambil menutup mulutnya di akhir karena dia melihat Qin Fan langsung terperanjat bangun.

"Dimana dia,,,,?" tanya Qin Fan sambil menatap ke sekeliling untuk melihat dimana Shanum berada.

"Kau mencari siapa,,,,?" tanya Shanum dari atas membuat Qin Fan mendongakkan kepalanya.

"Cantik,,,," celetuknya saat melihat Shanum yang menatapnya dari atas dengan rambutnya yang berterbangan karena sedikit di terpa angin.

"Kita dimana,,,,?" tanya Shanum ketika turun dari atas pohon.

"Ini adalah hutan dekat kampung halaman ibundaku,,, aku membawamu kemari karena mereka mulai heboh karena munculnya aku dengan penampilanku seperti ini dan penampilanmu yang seperti itu,,,Dari pada mereka makin heboh dan membangunkan kau yang sedang tidur. Maka aku membawamu pergi,,," jawabnya sambil menatap lekat ke arah mata Shanum.

"Mari kembali,,," ucap Shanum sambil berjalan, lalu dia terhenti karena tangannya telah di pegang oleh Qin Fan.

"Tidak bisakah kita tidak kembali,,,?".

"Aku tidak peduli tentang kau yang tidak ingin bersama keluargamu, terserah kau jika kau ingin terus berada dalam persembunyian. Tapi, aku akan menghadapi tantangan dunia untuk membuat dunia yang indah untuk ibundaku. Jika kau ingin terus bersembunyi di sini, maka lakukanlah,,," ucap Shanum sambil menghentakkan tangannya agar terlepas dari Qin Fan.

"Tidak,,,tunggu aku,," ucapnya mengikuti Shanum.

"Kalau begitu, mari pergi,,," senyum Shanum sambil memegang tangan Qin Fan. Lalu mereka tiba-tiba menghilang.