NovelToon NovelToon
Rahasia Yang Terlupakan

Rahasia Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kebangkitan pecundang / Fantasi Wanita / Gadis nakal
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: nolaa

Terlahir dengan sendok emas, layaknya putri raja, kehidupan mewah nan megah serta di hormati menjadikanku tumbuh dalam ketamakan. Nyatanya, roda kehidupan benar-benar berputar dan menggulingkan keluargaku yang semula konglomerat menjadi melarat.

Kedua orang tuaku meninggal, aku terbiasa hidup dalam kemewahan mulai terlilit hutang rentenir. Dalam keputusasaan, aku mencoba mengakhiri hidup. Toh hidup sudah tak bisa memberiku kemewahan lagi.

[Anda telah terpilih oleh Sistem Transmigrasi: Ini bukan hanya misi, dalam setiap langkah, Anda akan menemukan kesempatan untuk menebus dosamu serta meraih imbalan]

Aku bertransmigrasi ke dalam Novel terjemahan "Rahasia yang Terlupakan." Milik Mola-mola, tokoh ini akan mati di penggal suaminya sendiri. Aku tidak akan membiarkan alur cerita murahan ini berlanjut, aku harus mengubah alur ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nolaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Pengkhianatan

Setelah mendapatkan surat dari Julian, kakiku otomatis berjalan menuju ruang kerja Caspian. Perasaanku campur aduk antara senang dan gelisah, tak sabar menceritakannya kepada Caspian. Jantungku berdetak tak karuan, seperti mau meletus dari rusukku.

Aku menerobos masuk tanpa mengetuk pintu, napasku terengah-engah karena berlari. "Bos, demi apapun Raja Caden sudah mengirimkan surat! Wahhh, sepertinya badanku mau meletus saking paniknya." Aku menatap punggungnya yang tegar, bahunya sedikit kaku. Aku bisa merasakan dia sedang dalam suasana hati yang tidak baik. "Apa kau juga gugup? Oh tenanglah bos, aku sudah menyiapkannya siasat mantab!" Aku mencoba meyakinkan. "Kalau kau takut, biar aku saja yang maju! Aku sudah tidak sabar mencekik lehernya dan membantingnya seperti apel busuk!"

Mataku menangkap pergerakan di sebelah Caspian, Hana berdiri di sana, sedikit menyusut di sudut ruangan. wajahnya menunduk, tetapi badannya bergetar ketakutan. Seperti daun di tiup angin kencang.

"Ada apa Hana?" Tanyaku, merasakan keanehan.

Hana tak menjawabku, dia diam membisu, bahkan tak berani mengangkat wajah.

Mendadak, udara di ruang kerja Caspian terasa membeku, sangat amat dingin. Bau khas cendana menguar di antara ketegangan. Caspian berdiri tegar di tengah ruangan, punggung menghadap jendela yang gelap. Entah hanya perasaanku, tetapi Caspian seperti mengeluarkan aura amarah yang kuat, memenuhi setiap sudut ruangan, membebani napasku. Di tangannya, ia memegang parkamen tua, yang sebagian isinya sudah aku ketahui, itu semua adalah milikku. Bukti-bukti yang aku tulis di duniaku, dengan bahasa asing.

"Jadi," Suara Caspian bergetar rendah, menusuk seperti jarum es di dadaku. Dia berbalik, matanya menyala marah, seperti bara diantara badai, tidak ada kehangatan samar yang pernah ia berikan padaku sebelumnya. "Bagaimana kau akan menjelaskan ini, Winola?"

Aku menelan ludah, pada naskah aslinya, Winola akan terciduk setelah ia kembali dari Kerajaan Albastar. Marquis akan menggeledah kamarku dan mengumpulkan bukti gamblang yang sebenarnya adalah tulisanku sendiri. Dalam keadaan itu, Winola yang asli tak bisa menjelaskan apapun dan memperparah keadaan. Tetapi aku bukan dia!

"Ya, aku sudah lama ingin memberitahumu," Kataku, berusaha menjaga suaraku agar tetap tenang, walaupun jantungku berdetak tak karuan. Serasa mau lepas dari tempatnya. " Aku tau ini terlihat buruk, tapi.... "

"Buruk?" Caspian tertawa sinis, tawa yang lebih mirip ejekan. Bukan tawa riang yang biasanya Ia tunjukkan. Ia berjalan mendekatiku, setiap langkahnya mengancam. "Sejauh mana kau bermain-main denganku, Winola. Seberapa dalam kau terlibat dengan makhluk kotor itu?" Tangannya mengepal di samping tubuhnya, urat-urat di lehernya menonjol. Kemarahannya yang mendidih terasa nyata, seperti panas api yang tak terlihat. Membakar diantara kami.

Aku mundur selangkah, namun tak gentar. Kesalahpahamannya membuatku ikut kesal. Aku mempertaruhkan segalanya untuk mengubah takdir bodoh ini, dan dia sembarangan menuduhku? "Aku tidak bermain dengan siapapun!" Seruku, tersulut emosi. "Aku melakukan semua ini demi menyelamatkan hidupku!"

"Ya!" Suaranya meledak, menggelegar di seluruh ruangan. Membuat Hana terlonjak di sudut. "Kau hanya memikirkan dirimu sendiri, kan? Kau mengatakan jika ibumu di kurung penyihir, kenapa kau tidak panik atau bahkan berusaha menyelamatkannya?" Caspian bertanya lagi, suaranya naik satu oktaf, penuh tuduhan.

Aku memainkan jemariku, rasanya nyeri. Nada bicara Caspian membuatku sedikit tertekan, seperti menaruh beban berat di punggungku. "Dia... Bukan ibuku, dia ibunya Winola yang asli. Kenapa aku harus susah payah menyelamatkannya?"

Caspian terkekeh pelan, nyaris tak terdengar. "Sungguh, hanya itu jawabanmu? Apa kau benar seorang manusia, atau kau ini monster yang bersembunyi?"

"Apa yang kau katakan!" Aku membantah, tubuhku sedikit bergetar.

"Ya, sekarang aku akan berperan sebagai orang gila dan menganggap ini adalah dunia novel imajinasimu." Caspian mendekat, suaranya merendah tapi penuh amarah. "Kalau pun kau hanya karakter yang salah tubuh, apa kau pernah membayangkan perasaan karakter asli? Ibunya di kurung, di siksa, dan engkau malah bersantai disini?" Ucapnya, panjang lebar, setiap katanya seperti cambuk.

Aku mengepalkan tanganku, membuat kuku-kuku menancap di telapak tangan. "Jadi, kau ingin aku menyelamatkannya? Membuatku benar-benar mati sesuai dengan jalan ceritanya?" Aku ikut tersulut emosi dan berteriak. "Apa yang sedang kau pikirkan!"

Matanya menyala dingin, penuh amarah yang membakar. "Apa yang sedang aku pikirkan?" Ia mendengus, seolah aku baru saja melemparkan lelucon terburuk. "Kau pikir aku sebodoh itu? Kau pikir aku tak melihat apa yang terjadi di balik punggungku? Bukti ini!" Ia melemparkan gulungan itu, beserta barang-barang yang ada di dalam kotak. "Apa kau akan mengelak jika kau bersekongkol dengan mereka?"

"Itu tidak benar!" Aku membantah, suaraku meninggi karena frustasi, Caspian tak mau mendengarkanku sama sekali. "Aku sedang mengumpulkan informasi untuk mengalahkan penyihir itu."

"Benarkah? Lalu darimana semalam kau pergi?" Caspian melangkah semakin dekat, kini, bayanganku seluruhnya di tutupi olehnya. Wajahnya begitu dekat hingga aku bisa merasakan napasnya yang memburu. "Aku sudah memberimu pilihan, Winola, dan kau memilih pengkhianatan." Suaranya serat akan ancaman. "Aku tak akan bertanya dua kali, sebenarnya, apa yang engkau rencanakan dengan penyihir itu sejak awal, Winola?"

Mata kami beradu, matanya menyala redup, seperti bara api yang siap membakar. Rahangku mengeras, setelah semua yang aku lakukan dan ia menganggapku pengkhianat. "Aku pikir kau sangat pandai, Bos. Tetapi kau bodoh untuk terlalu cepat menyimpulkan." Aku memutus tekanan-tekanan yang diberikan Caspian dan maju mengelaknya. Mataku tajam, mengancam. "Semua ini, aku lakukan untuk menyelamatkan hidupku sendiri. Dan, ya," Aku menambahkannya dengan nada dingin. "Mungkin hanya itu yang penting bagiku, saat ini."

Caspian mengusap hidungnya, seolah geli akan sesuatu. Tawanya renyah, namun tanpa kehangatan, memenuhi ruangan yang terasa sempit ini. "Kau tak ada bedanya dengan sampah yang meminta di pungut, dan kau melakukan segalanya, untuk dirimu sendiri? Aku kasihan padamu, Winola."

Kata-katanya menusuk, tetapi aku menolak untuk menunjukkan rasa sakitku. "Hidupku memang seperti sampah." Aku mengakui, suaraku bergetar sedikit, bukan karena marah, tetapi getir. "Bahkan aku harus berkelahi dengan puluhan rentenir sampah yang mengejarku setahun penuh. Hidup sebagai gelandangan yang tinggal di bawah jembatan, atau hanya makan roti sepanjang musim dingin." Tenggorokanku tercekat, perasaan saat menjadi orang lemah selalu terasa menyakitkan. "Tapi entah mengapa aku harus tetap bertahan hidup, karena aku tidak mau mati."

Aku menghela napas dalam-dalam, menatap langsung ke mata Caspian yang masih menyimpan bara api. "Untuk pertama kalinya dalam hidupku," Suaraku rendah, namun tegas. "Aku akan memohon kepadamu, Grand Duke. Bukan sebagai orang lemah, tapi sebagai orang yang tau apa yang ingin dipertaruhkan."

Pikiranku jernih, meskipun hatiku berdenyut nyeri. Aku menahan air mataku, tak ingin terlihat rapuh di hadapannya. Aku berdiri tegak, meskipun kakiku terasa lemas. "Aku tau, sejak awal memang kau tak pernah sedikitpun bermaksud untuk sekedar percaya padaku, atau bahkan menaruh kebaikanmu secara gampang seperti itu. Ayahku mengajarkan bahwa di dunia ini jangan mudah untuk memberikan kepercayaan, bahkan pada orang tua sendiri." Aku menjeda sejenak, menatapnya dengan intens. "Aku memohon padamu Grand Duke."

Suaraku pecah sedikit, namun aku segera menguasainya. "Berikan aku kesempatan, sekali lagi. Bukan karena aku takut mati, hanya saja aku tak mau terlihat sebagai pengkhianat oleh orang-orang disini."

Air mataku jatuh, tetapi aku tak menunduk. Aku membiarkannya mengalir, sebagai syarat kesungguhan. "Jika aku tak bisa membuktikan apapun, aku minta satu hal terakhir," Aku menatapnya dengan penuh harapan. "Bunuh aku di sebuah kuil yang jauh, sehingga namaku tidak menjadi trauma untuk orang lain, Grand Duke. Bisakah kau berjanji itu?"

Aku menantangnya dengan tatapanku, tidak lagi merendah. "Aku tidak memintamu percaya begitu saja. Aku hanya meminta untuk satu kesempatan darimu, atau kematian jika aku gagal melakukan pembuktian."

Aku meliriknya, tangan itu terkepal erat, berjuang melawan diri dari emosinya. "Aku tak akan berharap banyak darimu, Winola." Jawab Caspian datar, tatapannya tidak hanya ada amarah, tetapi sesuatu yang lain.

1
icaaa
seperti biasa kak nolaa! update yahh/Proud/
nolaa: ya! selasa dan jumat/Chuckle/
total 1 replies
icaaa
lanjut kakkk
nolaa: /Heart//Heart/
total 1 replies
🌹Widianingsih,💐♥️
salam kenal.
nolaa: haloo, salam kenal/Heart/
total 1 replies
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
nolaa: terimakasih/Pray/ jikalau suka, mohon dukungan like dan komentarnya/Kiss//Heart/
total 1 replies
icaaa
akhirnya up juga, kak nolaa/Sweat/
nolaa: /Whimper//Whimper/ /Heart/
icaaa: gpp kak, pembaca yang satu ini akan setia menunggu update dari kak Nola/Rose//Kiss/
total 3 replies
icaaa
yahh, okelah gpp thor, semangat kuliahnya ya, jgn lupa buat up mwhehe/Chuckle/
nolaa: nolaa berterimakasih dan akan berusaha lebih baik lagi/Whimper/ /Heart/
total 1 replies
icaaa
kapan up niehh/Scowl/
nolaa: sudah ada bab baruuu, ayo cek cek/Kiss/
total 1 replies
sjulerjn29
bahasanya ringan mudah dimengerti
semangat 😊
mampir juga ya ke ceritaku..
kasih saran juga..makasih
icaaa
vote untukmu thor, semangat/Kiss/
nolaa: Nola bersemangat besar kalau dapat like/Angry/
total 1 replies
US
bacanya ga bosenin. top lh /Good//Good/
nolaa: nola berterimakasih/Pray//Kiss/
total 1 replies
Roxanne MA
agak kurang hajar ya, untung caspian jago berantem
nolaa: Caspian, ahli bela diri yang sebenarnya/Determined/
total 1 replies
Roxanne MA
semangat nulis thor
Proposal
🔥5 BINTANG SUPPORT🌟 BUAT KAKANYA😘😖
nolaa: nola berterimakasih!! /Kiss/
total 1 replies
Roxanne MA
bagus ka, semangat nulis nya
nolaa: nola selalu semangat 100% /Determined//Pray/
total 1 replies
icaaa
update trs thorr, cemungutt/Determined/
nolaa: author selalu semangat, tingalkan like agar semangat 200% /Hey//Smile/
total 1 replies
Noorphans.
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
nolaa: terimakasih 😍💖
jikalau mampir tinggalkan like juga ya, ily💖
total 1 replies
Fastandfurious
Kisahnya bikin baper, jadi terlarut sama ceritanya.
nolaa: wahh, terimakasih sudah mampir, jangan lupa likenya ya💓💖
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!