NovelToon NovelToon
Imam Dalam Sujudku

Imam Dalam Sujudku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Romansa
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Pernikahan yang batal membuat Namira harus menikah dengan sepupunya. Untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pesantren Namira tidak punya pilihan lain.
Bian, yang merupakan sepupu Namira dan juga teman masa kecilnya harus mengikuti kemauan ibunya yang memang sangat menginginkan Namira sebagai calon menantunya sejak dulu.

Karena sudah lama tidak bertemu membuat pertemuan mereka sedikit canggung dan apalagi dihadapkan pada pernikahan. Tetapi bagaimanapun keduanya pernah menghabiskan waktu di masa kecil.

Namira dan Bian sama-sama memiliki pasangan di masa lalu. Bian memiliki kekasih yang tidak direstui oleh ibunya dan sementara Namira yang memiliki calon suami dan seharusnya menikah tetapi digantikan oleh Bian. Karena perzinaan yang dilakukan calon suaminya menjelang 1 hari pernikahannya.

Bagaimana Namira menjalani pernikahannya bersama Bian yang tidak dia cintai dan sebaliknya dengan Bian.

Jangan lupa untuk membaca dari bab 1 sampai bab akhir dan jangan suka menabung Bab....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 13 Desakan Mertua

Namira yang baru saja aku selesai dari dapur yang membawakan secangkir kopi dan menghampiri Bian yang berada di teras rumah yang terlihat sedang bekerja.

"Kak Bian!" tegur Namira yang membuat Bian mengangkat kepala menoleh ke arah sebelahnya.

"Namira membuatkan kopi untuk Kakak," ucap Namira.

"Kamu letakkan di sini saja," ucap Bian. Namira mengangguk yang langsung duduk di samping Bian.

"Kak Bian sibuk?" tabah Namira

"Tidak juga, hanya ada pekerjaan sedikit saja, memang kenapa?" tanya Bian.

"Tidak apa-apa. Namira takut mengganggu Kakak," jawab Namira.

"Kenapa harus mengganggu?" tanya Bian.

Bian bahkan begitu sangat baik sampai dia menutup laptopnya untuk menghentikan pekerjaannya.

"Kamu ingin mengatakan sesuatu?" tanya Bian.

"Namira sedikit canggung jika berbicara dengan Kak Bian. Padahal dulu kita adalah dua orang yang sangat akrab sekali, kita sering bermain bersama dan Kak Bian selalu ada untuk Namira. Tetapi setelah dewasa semuanya berubah. Kakak memilih melanjutkan pendidikan di Luar Negeri dan Namira tetap berada di pesantren," ucap Namira.

"Tiba-tiba kita disatukan menjadi pasangan suami istri seperti ini dan bukankah hal itu sangat sedikit aneh bagi Namira," ucapnya yang membuat Bian tersenyum.

Tiba-tiba saja, Bian meletakkan tangannya di atas punggung tangan Namira yang berada di atas meja.

"Namira kamu tidak perlu canggung dan kamu anggap saja kita dulu dan sekarang sama saja. Aku merasa sangat senang jika kamu berusaha untuk membangun komunikasi denganku, bukankah memang kita berdua harus saling bertukar pikiran, banyak-banyak berkomunikasi dan semua itu demi kebaikan kita berdua," ucap Bian.

"Itu tidak akan mengganggu Kakak bukan?" tanya Namira yang membuat Bian menggelengkan kepala.

"Kita sudah menikah dan kita jalani saja seperti biasanya yang pada akhirnya nanti kita berdua juga akan sama-sama paham dengan pernikahan ini dan pasti kita berdua akan saling mengerti satu sama lain," jawab Bian yang membuat Namira tersenyum dengan menganggukkan kepala.

Ternyata pembicaraan pasangan suami istri itu dilihat oleh Farah dan bahkan didengarkan yang berada di balik tembok. Farah tempatnya sangat senang melihat mereka berdua yang sekarang sudah mulai melakukan pendekatan.

"Alhamdulillah akhirnya Namira dan Bian yang ternyata sama-sama membuka diri satu sama lain. Ini jauh lebih baik, aku benar-benar sangat bahagia," batin Farah.

"Hmmmm, kak Bian bukankah ingin menceritakan tentang mantan kekasih Kak Bian kepada Namira?" tanya Namira dengan sangat tiba-tiba yang sudah mengalihkan topik.

Senyum Farah juga seketika hilang ketika mendengar pertanyaan itu dan begitu juga dengan Bian yang pasti merasa sedikit aneh dengan kata-kata itu.

"Ayo ceritakan pada Namira seperti apa wanita itu, pasti dia sangat cantik bukan dan ceritakan pada Namira sejak kapankah kamu menjalin hubungan dengannya?" Namira seperti orang yang tidak mempermasalahkan hal itu sangat sampai dan bahkan sangat penasaran.

"Kenapa kamu ingin tahu tentang masa lalu saya?" tanya Namira.

"Tidak apa-apa. Hanya ingin tahu saja dan kenapa juga tidak boleh tahu," jawab Namira.

"Hmmmm!" Bian belum sempat mengatakan apa-apa yang tiba-tiba saja Farah sudah datang.

"Namira kamu bisa tidak bantuin Mama untuk membuat kue?" tanya Farah.

"Boleh," sahut Namira dengan tersenyum yang langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Kak Bian, Namira mau bantu Mama dulu ya," ucapnya yang membuat Bian menganggukkan kepala.

Akhirnya Namira langsung saja ke dapur dan sementara Farah masih berdiri di tempat yang melihat ke arah Bian.

"Jangan pernah menceritakan hubungan kamu dengan Angela kepada Namira," ucap Farah.

"Aku tidak menceritakan hal itu jika dia tidak memintanya dan Mama tahu sendiri bagaimana Namira yang sangat penasaran," sahut Bian.

"Dari sikap Namira yang seperti ini seharusnya kamu paham Bian. Kamu harus bisa meluluhkan hati melupakan masa lalu dan tidak santai dengan pernikahan. Jika seorang wanita mempertanyakan mantan kekasih dari suaminya yang artinya Namira belum bisa menerima pernikahan ini dari hatinya," ucap Farah.

Bian pasti juga sangat paham hal itu, karena Namira yang sangat santai sekali mempertanyakan masa lalu suaminya yang artinya dia tidak mempermasalahkan hal dan pasti karena menganggap pernikahan itu hanya pernikahan biasa saja.

Berbeda dengan Bian ketika Namira menyebutkan nama mantan calon suaminya yang pasti ekspresi Bian langsung berubah begitu saja dan seperti sangat tidak menyukai hal itu.

Namira dan Bian dua orang yang memiliki masa lalu dalam hubungan mereka masing-masing, tetapi dalam pernikahan ini seperti Bian yang lebih siap dan menerima pernikahan itu dibandingkan Namira.

Farah tidak berkata apa-apa lagi kepada putranya itu dan langsung pergi meninggalkan Bian. Farah menghampiri dapur yang melihat Namira sudah mulai membantu pekerjaan Farah yang harus dia tinggalkan tadi.

"Ini mau ditaruh berapa butir telurnya?" tanya Namira.

"2 saja Namira," ucap Farah.

"Baik. Ma," jawab Namira yang langsung menuruti apa yang dikatakan Farah.

Sementara Farah yang melihat terus bagaimana menantunya itu seperti ingin mengatakan sesuatu yang penting dan sampai akhirnya Farah mendekati Namira.

"Namira apa memang bisa bertanya sesuatu pada kamu?" tanya Farah.

"Boleh! memang Mama ingin menanyakan apa?" tanya Namira.

"Ayo sayang ikut Mama berbicara sebentar!" ajak Farah yang membuat Namira menurut yang mengikuti Ke mana Ibu mertuanya itu.

Bian yang masih di tempat pekerjaannya yang melihat istrinya berjalan menaiki anak tangga bersama ibunya. Perasaan Bian yang terlihat sudah tidak enak yang merasa ada sesuatu yang membuat Bian terus memperhatikan tetapi tidak bertindak apapun.

Namira yang ternyata diajak ke kamar Farah dan Namira juga kebingungan.

"Duduklah sayang!" ucap Farah yang membuat Namira mengabulkan kepala dan duduk di pinggir ranjang.

Terlihat Farah yang berjalan menuju lemari dan kembali menghampiri Namira dengan membawa paper bag berwarna coklat.

"Ini untuk kamu," ucap Farah memberikan kepada Namira dengan senyum di wajahnya. Namira menganggukkan kepala dan mengambil paperbag tersebut.

"Apa ini. Ma?" tanya Namira.

"Bukalah!" ucap Farah.

Namira mengeluarkan barang dari paper bag tersebut dan ternyata melihat sebuah pakaian yang dikatakan pakaian dinas untuk seorang istri kepada suaminya.

Namira mungkin sangat polos, tetapi dia sangat tahu pakaian seperti apa itu.

"Kamu harus bisa menarik perhatian suami kamu, bukankah melayani suami adalah sebagian dari ibadah dan itu adalah ibadah yang paling besar pahalanya. Mama tahu kamu pasti belum siap dalam hal ini tetap jika tidak dimulai dari sekarang mau sampai kapan lagi," ucap Farah.

Namira diam saja yang padahal sebelumnya dia sudah menulis isikan semua itu kepada suaminya jika dia pasti belum siap untuk melakukan tugasnya pada istrinya dan bahkan Bian tidak mempermasalahkan itu.

Tetapi ibu mertuanya itu sangat ingin sekali Namira bener-bener menjadi istri seutuhnya yang tidak dibayang-bayangi masa lalu atau keterpaksaan dalam pernikahan.

"Apa kamu tidak ingin mencoba hubungan yang lebih dekat lagi dengan Bian? Apa kamu akan tetap membiarkan hubungan kalian seperti ini. Namira meski sejak kecil kalian sudah mengenal tapi sekarang situasinya sudah berbeda yang mana kamu sudah menjadi istri Bian dan seharusnya kamu sudah punya dalam kondisi apapun," ucap Farah yang mencoba untuk mengingatkan menantunya itu.

"Jadi kamu harus memulai untuk menjadi istri untuk suami kamu!" tegas Farah yang membuat Namira tidak memberi respon apapun.

Bersambung...

1
Teh Euis Tea
nayra duhhh mulutnya lemes benar, baru jg zahra percaya diri mau menikah dgn ilham eehh malah denger omongan gitu
duhh zahra jgn sampe gagal ya petnikahanmu ilham pria baik dan ga bakal mengungkit kisahmu yg telah di perkosa si ferdi
mbok Darmi
itu mulut lemes nya nayra tolong stop jgn bikin zahra ragu lagi untuk menikah dgn ilham, semangat zahra seperti kata ilyam lupakan masa kelam mu bangkit dan buat lembaran baru dgn ilham yg lebih baik
mbok Darmi
harusnya mereka sadar atas para yg terjadi pada zahra dimana dia selama ini mengurung diri jadi pendiam dan tidak mau ketemu Ilham kenapa mereka semua menganggap hal yg biasa, semoga zahra mau jujur apa yg terjadi padanya mau sampai kapan kamu menutupi semua nya apa nunggu kamu hamil dulu atau nunggu kamu ada waktu buat melarikan diri semua masalah akan terselesaikan dgn kamu jujur zahra jgn merasa dirimu hina semua bukan kemauan mu
Teh Euis Tea
zahra km hrs trs terang bahwa om di nodai si ferdi jgn diam aj zahra
Teh Euis Tea
jd kasian dm zahra yg udah di rusak si ferdi, othor kenapa sih zahra kudu di perkosa si ferdi kan jd kasian zahranya
Teh Euis Tea
angela ya sudah sih bian sudah bahagia namira dan emang dari dulu bian cinta sm namira tp ga di ungkapkan
Teh Euis Tea
betul bian lebih baik tdk serumah dgn ibumu demi keutuhan rumah tanggamu lebih baik mandiri
Sunaryati
Sikap Ny Farah seperti itu memang lebih baik hidup mandiri terpisah dari Farah
Sunaryati
Karena Bian dan Namira rujuk
Teh Euis Tea
syukurlah klu rujuk
Teh Euis Tea
ferdy km hrs tanggungjawab sm zahra, kasian dia jd korbanmu
Sunaryati
Ferdi kamu sudah memperkosa Zahra, masa tidak ingat
Sunaryati
Nah rujuk saja, Bian
Teh Euis Tea
udah balikan aj bian namira
Teh Euis Tea
zahra bknnya ga mau jemput ilham namira tp dia lg ga baik baik aj dia di perkosa sm mantanmu namira
Teh Euis Tea
jd zahra yg jd korbannya😭😭😭😭😭
Teh Euis Tea
kasihan zahra jd di perkosa si ferdy
mbok Darmi
zahra malah yg jd korban ferdi ternyata bener" pecundang pemabuk semoga zahra ngga hamil bisa bundir zahra kalau sampai hamil
Teh Euis Tea
sepertinya ferdy jg kurang sabaran ya, agak kasar sm namira
Teh Euis Tea
akhirnya semuanya berakhir perpisahan kasian bian dan namira sebenarnya tanpa ke2nya sadarin sudah ada benih cinta di hati masing masing khususnya namira yg baru menyadari
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!