Harusnya, Ziva menghabiskan malam pertamanya itu dengan sang suami. Namun, saking mabuknya, ia malah masuk ke kamar mertuanya dan membuatnya tidur di ranjang yang salah.
Apa yang akan terjadi pada Ziva dan mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurma_98, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sexy
Masih di tempat yang sama...
"A-apa? Berita dari mana itu?" Tanya Heri, menatap Mara dengan dahi yang mengerut.
"Ah, tidak. Saya hanya mendengar sepintas dari orang-orang." Sahutnya.
Suasana tiba-tiba mencekam. Heri memang tidak menceraikan Mara secara langsung, namun karena menghilangnya Mara yang sudah puluhan tahun, akhinya ia mengajukan perceraian ke kantor kejaksaan.
"Saya tidak peduli dengan pandangan orang-orang. Pada faktanya, isteri saya yang pergi meninggalkan saya dan juga anak saya!" Kata Heri dengan tegas.
Mara seketika menunduk. Ucapan Heri memang benar adanya, ia tak bisa menyangkalnya dan hanya bisa terdiam.
Namun Heri tidak tahu kebenaran semuanya, faktanya Mara bukan meninggalkannya karena pria lain atau semacamnya, ia mengalami kecelakaan hebat yang membuat dirinya terjun bebas ke laut.
"Oh, begitu ya. Maaf saya tidak tahu kebenarannya, tuan." Ujar Mara, menatap Heri dengan pupil matanya yang bergetar.
"Maaf, saya juga malah membahas masa lalu. Saya tidak ingin membahas mantan isteri saya lagi, sekarang saya sudah bahagia." Pungkasnya.
Degh
Tanpa sadar, air mata Mara keluar dan berjatuhan. Wanita itu tidak bisa membendungnya lagi saat mendengar kata-kata yang di ucapkan Heri.
"Tuan, sepertinya saya harus pamit pergi. Saya baru ingat kalau hari ini ada meeting penting. Maaf sudah mengganggu waktu anda, tolong sampaikan permintaan maaf saya juga pada isteri anda!"
"Ah, ya. Terima kasih juga untuk puding ini. Lain kali saya akan menjamu anda lebih baik lagi."
Mara tersenyum tipis. "Jika ada sesuatu yang ingin di bahas, ini kartu nama saya."
Heri menatap kartu nama yang di berikan Mara. Di sana tertera tulisan M group, ia pun menerima kartu tersebut sembari menatapnya dengan intens.
"Kalau begitu kami permisi dulu, tuan."
Heri mengangguk pelan sebelum menjawab. "Ya, hati-hati, nyonya."
****
Setelah itu...
Heri bergegas menuju kamar Ziva. Dirinya peka, jika menantunya itu pasti masih kesal sejak kedatangan Mara. Namun Heri merasa cukup bahagia, karena Ziva sekarang menunjukan rasa perasaan yang sebenarnya.
Tokkk Tokkk Tokkk
"Ziva, ini daddy!!" Ujarnya, berdiri di depan pintu kamar.
Ziva tak menjawab dan hanya keheningan yang ada. Heri pun merasa heran, kemana perginya Ziva? Kenapa wanita itu tidak membukakan pintu kamarnya.
"Lho, dia kemana?" Gumamnya, sedikit gelisah.
Karena tak ingin menunggu lama lagi, Heri pun membuka pintu kamar tersebut yang tahunya tidak terkunci sama sekali.
Ceklek
"ZIVA--"
Langkah Heri terhenti, ternyata wanita itu tidak ada di kamarnya, lantas dimana Ziva sekarang?
"Lho, dia kemana? Kenapa Ziva tak ada di kamarnya?"
"Ehem! Sedang apa daddy di kamarku?"
Heri seketika menoleh. Dan benar saja itu adalah Ziva, Heri sempat khawatir karena wanita itu tidak ada di kamarnya.
"Kamu dari mana sih, aku khawatir tahu!" Katanya, bernada kesal.
Ziva mendelikan matanya. Harusnya ia yang merasa kesal pada Heri, tapi kenapa malah Heri yang terlihat menyebalkan.
"Apa daddy gak lihat pakaianku? Aku habis masak!" Timpalnya, tak ingin kalah.
"Eh...?"
Heri menatap penampilan Ziva dari atas hingga ke bawah. Wanita itu hanya mengenakan celemek saja tanpa memakai pakaian yang lain. Heri tentu saja terkejut dan menganga, ia baru sadar, kalau menantunya ini benar-benar sangat sexy.
"K-kau.. Sejak kapan kamu memakai celemek ini? Apa kami tidak kedinginan?"
Si imut milik Heri yang tadinya sedang tidur nyenyak pun tiba-tiba bangun dan berdiri tegak. Melihat sang menantu yang sangat sexy ini, tentu saja langsung membangkitkan gairahnya.
"Ck, aku ke dapur sejak kau berbicara dengan wanita itu. Aku sudah membuatkanmu puding, tapi hanya ada rasa mangga saja. Jika kamu tidak suka, akan ku berikan pada suamiku saja!"
Ucapan Ziva langsung membuat Heri melototkan matanya. Itu tidak bisa, makanan apapun yang di buatkan Ziva untuknya, tidak boleh di berikan pada siapapun.
"Eh, jangan dong! Daddy akan memakannya kok, yang penting itu buatanmu."
"Halah, buktinya wanita tadi tahu makanan kesukaanmu. Dia pasti pacarmu'kan dad?" Ujarnya, sedikit ketus.
"Astaga, bukan sayang. Kami tidak ada hubungan apapun." Ucap Heri, langsung menyentuh tangan Ziva.
Wanita itu hanya memutar bola mata malasnya, mau bagaimana pun, Ziva masih saja kesal mengingat kejadian tadi.
"Sayang, kau sangat sexy memakai pakaian ini. Kau semakin cantik." Kata Heri, sembari merayu.
"Ck, biawak jantan, memang pandai dalam merayu." Sahutnya.
Sretttt
Heri tiba-tiba menarik pinggang Ziva. "Sayang, milikku sudah mengeras, apa kamu bisa menenangkannya?
"Aku sedang tidak mood, lakukan sendiri saja dengan sabun man--"
Tap..
Tap..
Tap..
"Ziva, ayah. Apa yang sedang kalian bicarakan disini?
...----------------...
Jangan lupa VOTE ya kakak!!