Ardan Kael tumbuh di Akademi Aetherion — sekolah elit bagi para pengguna kekuatan elemental.
Tapi di usia 16 tahun, hasil ujiannya menunjukkan “nol energi.” Ia dicap Reject, dibuang dari akademi, dan diusir dari keluarganya sendiri.
Namun, pada malam ia hendak bunuh diri di tebing Aetherion, ia mendengar suara aneh dari bayangannya sendiri:
“Kau gagal bukan karena lemah... tapi karena kekuatanmu terlalu kuat untuk dunia ini.”
Suara itu membangkitkan sesuatu yang telah lama tersegel dalam dirinya — Void Energy, kekuatan kegelapan yang bisa menelan seluruh elemen.
Dari situ, Ardan bersumpah untuk kembali ke akademi, bukan sebagai murid...
Tapi sebagai mimpi buruk bagi semua orang yang pernah merendahkannya.
“Kalian menyebutku gagal? Baiklah. Aku akan menunjukkan arti kegagalan yang sebenarnya.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Nuraida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 – Gerhana Kedua
Tiga hari setelah pengkhianatan Ravel dan Elandra terungkap oleh Serena, langit di atas Valenforge mulai menunjukkan tanda-tanda keajaiban yang mengerikan. Awan tebal menyelimuti rembulan, dan bukannya gelap, langit itu memancarkan aura ungu tua yang perlahan merayap, menjanjikan Gerhana Kedua—fenomena kosmik yang ditunggu-tunggu selama ratusan tahun.
Ardan (Umbra) merasakan denyutan Void Energy di dalam dirinya mencapai puncaknya. Ia tidak berada di markas The Eclipse Order. Setelah menerima petunjuk halus dan samar dari Serena, yang menyiratkan bahwa ia sedang dimanfaatkan, Ardan memilih tempat tertinggi di Valenforge untuk memproses semuanya: di atas menara Klan Angin, menara yang dulunya milik Klan Caelum.
Ia berdiri di puncak menara, memandang rendah Valenforge yang panik. Seluruh kota gemetar. Tidak hanya karena takut pada energi gelap, tetapi karena Solan Caelum dan Dewan Elemen telah secara terbuka mengakui bahwa ancaman itu adalah Void Energy—sebuah nama yang seharusnya hanya ada di dalam dongeng terlarang.
Umbra memejamkan mata. Di dalam dirinya, pertempuran mental terakhir berkecamuk.
“Ravel ingin kau menghancurkan. Elandra ingin kau menulis ulang realitas. Keduanya ingin memanfaatkanmu. Lalu apa yang kau inginkan, Ardan?” Bisikan The Whisper, kini tunduk, bertanya padanya.
Umbra telah memahami pengkhianatan itu. Lyra adalah jangkar moralnya, Elandra adalah mentornya, Ravel adalah pemodal perangnya. Semuanya adalah bidak.
Ia menyentuh arsip silsilah yang ia curi dari Bank Kristal. Dokumen itu membuktikan bahwa Solan Caelum secara sistematis menghapus nama Kael the Abyssal dari sejarah.
"Aku bukan Dewa. Aku bukan senjata," bisik Umbra, suaranya kini tenang dan tanpa amarah. "Aku adalah kebenaran yang ditolak. Aku akan memilih jalanku sendiri."
Ia membuka matanya. Matanya bersinar ungu pekat, bersaing dengan cahaya gerhana yang memuncak di langit.
Di Menara Aetherion, Solan Caelum berdiri bersama sisa Dewan Elemen. Solan tampak tenang, tetapi tangannya yang memegang kristal komunikasi bergetar.
"Void Energy sudah mencapai puncaknya," kata Solan, suaranya keras. "Tim penyegel di Menara Void sudah siap. Rion dan Lyra sudah dikirim untuk menjadi pengalih perhatian. Kita akan menjebak Umbra di sana."
"Jika dia Dewa Void yang sesungguhnya, apakah tim penyegel kita cukup?" tanya anggota Dewan Klan Air, ketakutan.
"Kita punya senjata yang lebih besar," Solan menyeringai licik. "Kita punya inti energi yang kita curi dari Kael the Abyssal saat Gerhana Pertama. Inti itu akan melumpuhkannya. Kita akan mengurung kekuatan itu selamanya!"
Manifestasi Menara Void
Tepat pada tengah malam, kegelapan di langit mencapai titik jenuh. Gerhana Kedua telah terjadi.
Di tengah Valenforge, tepat di mana Akademi Aetherion berdiri, retakan besar tiba-tiba muncul di tanah. Rune sihir perlindungan Aetherion, yang menopang tatanan kota, berderak dan pecah.
Dari kedalaman bumi, dengan gemuruh yang memekakkan telinga, sebuah menara raksasa mulai bangkit. Itu bukan menara batu atau kristal; itu adalah struktur gelap yang terbuat dari material yang tampak seperti kegelapan yang dipadatkan, dihiasi rune kuno yang bersinar ungu.
Menara Void telah muncul.
Energi sihir dari semua elemen di Valenforge menjadi kacau, ditarik tak terkendali ke arah Menara. Anggota klan Elemen merasa kekuatan mereka ditarik keluar, diserap oleh gravitasi Void yang baru muncul.
Umbra, berdiri di atas menara Klan Angin, mengangkat tangannya. Ia merasakan panggilan Menara itu—panggilan dari warisannya, Kael the Abyssal.
“Pergilah, Umbra. Pergilah dan ambil kekuatanmu yang sesungguhnya!” The Whisper berteriak, kini gembira.
Umbra menoleh ke arah Reruntuhan Kuil Elemen, di mana Lyra dan Rion telah tiba, menunggu untuk mengalihkan perhatiannya. Serena sudah memberitahunya: Solan mengutus mereka sebagai umpan.
Umbra memiliki tiga pilihan:
* Pergi ke Menara Void, mengambil kekuasaan penuh, dan meninggalkan Lyra dan Rion pada nasib mereka (pilihan Elandra/Kekuatan).
* Pergi ke Reruntuhan, menghancurkan Rion dan Lyra, dan memicu perang total (pilihan Ravel/Perang).
* Menggunakan kekuatan barunya untuk tujuan yang berbeda.
Ia memilih pilihan ketiga.
Umbra memfokuskan Void Energy-nya, tidak untuk menyerang, tetapi untuk berkomunikasi.
"Void: Global Broadcast," gumam Umbra.
Energi gelap itu menyebar dari tubuhnya, bukan sebagai serangan, tetapi sebagai gelombang kejut yang menembus semua penghalang sihir dan rune. Gelombang itu membawa suaranya, memotong transmisi Solan di seluruh Valenforge.
Suara Umbra, dalam dan resonan, kini terdengar di setiap kristal komunikasi, di setiap pikiran, di seluruh Valenforge.
“Dunia ini pernah menolak keberadaanku…”
Di Reruntuhan Kuil Elemen, Rion dan Lyra mendengar suara itu. Lyra terhuyung. "Ardan..."
Di Menara Aetherion, Solan Caelum mencengkeram kristal komunikasinya. "Sial! Dia menggunakan sihir komunikasi Void!"
“…Sekarang giliranku menolak dunia ini.”
Umbra tidak menghancurkan. Ia mengungkap.
Di Menara Klan Angin, Umbra menyebarkan arsip silsilah yang ia curi ke udara. Void Energy menyerap dokumen itu, mengubahnya menjadi rune-rune bercahaya yang diproyeksikan ke langit, terlihat oleh semua orang di Valenforge.
Rune-rune itu menceritakan kisah Kael the Abyssal, bukan sebagai iblis, tetapi sebagai penjaga kebenaran. Rune itu menunjukkan bagaimana Solan Caelum dan klan asalnya memalsukan sejarah, menyembunyikan kekuatan Void, dan mengurung Kael the Abyssal untuk menciptakan sistem yang menindas.
Umbra tidak menyerang Aetherion. Dia menyerang fondasinya: Kebenaran.
"Solan Caelum adalah Pembohong!" teriak Umbra, suaranya didukung oleh kekuatan Void yang tidak terbatas. "Tatanan ini didirikan di atas darah dan penipuan! Aku tidak akan membiarkan kalian membuang orang lemah lagi! Aku akan mengembalikan sihir kepada semua yang kalian sebut Reject!"
Di Desa Tersisih, Elara dan para Reject lainnya melihat rune di langit. Untuk pertama kalinya, harapan muncul di mata mereka.
Solan Caelum, di Menara Aetherion, gemetar karena marah dan panik. Reputasinya, fondasi Aetherion, runtuh dalam hitungan detik.
"Rion! Lyra! Tinggalkan rencana pengalihan! Langsung ke Menara Void! Segera!" teriak Solan melalui kristal komunikasinya. "Jika dia masuk ke sana, semuanya berakhir!"
Di Reruntuhan, Rion dan Lyra saling pandang. Rion, yang baru saja menyaksikan kehancuran nama klan-nya di langit, kini ragu.
"Dia tidak menghancurkan, Lyra," bisik Rion, pedangnya gemetar. "Dia mengungkap. Dia tidak jadi monster."
"Kita harus menghentikannya," Lyra berbisik, tetapi matanya penuh keraguan. "Dia akan ke Menara Void. Dia akan menjadi Dewa. Kita harus membawanya kembali!"
Pertarungan Final di Menara Void
Umbra melompat dari Menara Klan Angin, meluncur di udara menuju Menara Void.
Saat ia mendarat di dasar Menara, ia disambut oleh Ravel dan tim The Eclipse Order.
"Umbra! Kau melakukan yang terbaik yang pernah ada!" seru Ravel, kegembiraan terpancar di balik topengnya. "Sekarang, masuk! Ambil kekuatan Kael! Dan kita akan memimpin perang untuk menghancurkan apa yang tersisa!"
"Perangmu berakhir di sini, Ravel," kata Umbra dingin.
"Apa?" Ravel bingung.
Umbra mengalihkan Void Energy-nya. Ia tidak menyerang Ravel. Ia menyerang inti kekuatan The Eclipse Order.
"Void: Disintegration of Influence," desis Umbra.
Void Energy menyebar ke seluruh Markas Order (yang terhubung secara magis ke Ravel), melenyapkan rune dan kristal komunikasi yang menopang jaringan politik mereka. Ravel dan The Eclipse Order terputus.
"Aku tidak butuh perangmu," kata Umbra. "Aku butuh kebenaran. Dan aku akan memimpin diriku sendiri."
Umbra berbalik, menghadapi pintu masuk Menara Void, yang berputar seperti pusaran kegelapan.
Tiba-tiba, dari kegelapan di samping Menara, Solan Caelum muncul, diikuti oleh Elandra Morwyn.
"Aku tahu kau akan datang, Ardan Kael," kata Solan, suaranya penuh kebencian. "Dan aku tahu kau akan mencoba menjadi pahlawan. Tapi kau masih anak kecil."
Solan mengangkat tangannya. Di tangannya, bersinar sebuah kristal yang berdenyut ungu—Inti Energi Kael the Abyssal.
"Kristal ini menyerap dan melumpuhkan Void. Itu akan mengurungmu selamanya!"
Solan menembakkan energi kristal itu ke arah Umbra.
BLAAAR!
Umbra terlempar ke belakang, Void Energy-nya tersentak dan melemah. Inti Energi itu terasa seperti racun, memaksa The Great Devourer dan The Eternal Architect untuk bertarung di dalam dirinya.
"Aku sudah bilang, kau adalah bidak!" seru Elandra, yang kini tersenyum dingin. "Aku memandumu ke sini, bukan untuk kebebasan, tapi untuk memaksamu menghadapi inti. Begitu kau lumpuh, aku akan mengambil intimu, Ravel akan mengambil kekuasaannya, dan kita akan memulai dunia baru!"
Lyra dan Rion tiba di lokasi. Mereka melihat Umbra yang tak berdaya, Solan yang menyerang, dan Elandra yang tersenyum dingin.
"Elandra! Kau pengkhianat!" teriak Rion.
"Diam, Rion," kata Elandra. "Kau tidak tahu apa-apa tentang kekuasaan."
Umbra, tergeletak di tanah, merasakan Void Energy-nya tersedot habis. Ia menatap Lyra, yang kini menangis.
“Ini akhirnya, Ardan. Kau kalah. Biarkan aku mengambil alih. Aku akan menghancurkan mereka semua!” The Whisper berteriak putus asa.
Umbra tidak menyerah. Ia melihat wajah Lyra, ia melihat Rion yang kini ragu. Ia mengumpulkan semua sisa Void Energy-nya, bukan untuk menyerang Solan, tetapi untuk melindungi.
"Void: Sanctuary," bisik Umbra.
Void Energy itu tidak melenyapkan. Ia membentuk perisai transparan, seperti kulit kedua di sekelilingnya, menolak Inti Energi Solan.
"Aku tidak akan membiarkan diriku dikendalikan, Solan. Atau Elandra. Aku adalah Umbra. Dan aku memilih jalanku sendiri."
Dengan tekad yang mengerikan, Umbra berdiri. Ia tidak melawan Solan. Ia berlari ke pintu masuk Menara Void, ke pusaran kegelapan.
"Hentikan dia!" teriak Solan.
Saat Umbra melompat ke dalam pusaran, ia berbalik dan memberikan instruksi terakhir kepada Lyra dan Rion, suaranya kembali menjadi Ardan yang mereka kenal.
"Lyra! Rion! Ungkap kebenaran! Aku akan kembali!"
Umbra menghilang ke dalam Menara Void. Menara itu berderak, dan pintu masuknya lenyap, mengunci Ardan di dalamnya, tepat saat Gerhana Kedua mencapai puncak total.