NovelToon NovelToon
Cinta Sang CEO Dingin

Cinta Sang CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Balas Dendam / CEO / Bullying di Tempat Kerja / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Di kota megah Aurelia City, cinta dan kebencian berjalan beriringan di balik kaca gedung tinggi dan cahaya malam yang tak pernah padam.

Lina Anastasya, gadis sederhana yang keras kepala dan penuh tekad, hanya ingin bertahan hidup di dunia kerja yang kejam. Namun, takdir mempertemukannya dengan pria paling ditakuti di dunia bisnis Ethan Arsenio, CEO muda yang dingin, perfeksionis, dan berhati beku.

Pertemuan mereka dimulai dengan kesalahpahaman konyol, berlanjut dengan kontrak kerja yang nyaris seperti hukuman. Tapi di balik tatapan tajam Ethan, tersembunyi luka masa lalu yang dalam… luka yang secara tak terduga berhubungan dengan masa lalu keluarga Lina sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 20

Lantai 50 terasa seperti berada di dalam ruang hampa udara.

Setelah tuduhan terselubung itu, Lina tidak bisa fokus. Setiap ketikan keyboard nya terasa salah. Dia dituduh sebagai mata-mata. Oleh pria yang sama yang dia bantu di acara gala, yang dia selamatkan dari Nyonya Prawira, yang dia beri analisis pasar secara jujur.

Rasa dingin yang menjalari punggungnya kini bukan lagi karena AC. Itu adalah rasa takut.

Dia melirik ke seberang. Ethan Arsenio sedang menelepon. Dia tidak lagi terlihat santai. Dia mondar-mandir di depan jendela kaca raksasanya, suaranya pelan dan terpotong-potong, penuh perintah. Dia sedang bergerak, bertindak berdasarkan info intelijen yang Lina berikan.

Lina mengira dia akan merasa lega. Tapi dia hanya merasa seperti baru saja menyerahkan amunisi kepada musuh.

Setengah jam kemudian, Ethan menutup teleponnya. Dia berdiri diam menatap ke luar jendela, membelakangi Lina.

Keheningan itu berlangsung begitu lama hingga Lina mulai berpikir pria itu telah melupakannya.

Lalu, telepon di meja Lina berdering. Bip. Suara yang kini terdengar seperti peringatan bahaya.

Lina mengangkatnya, tangannya sedikit gemetar. "Ya, Tuan?"

"Kau bilang," suara Ethan sedingin baja, "investor asing baru."

"Ya, Tuan. Itu yang saya dengar."

"Aku mau kau cari tahu siapa mereka."

Jantung Lina serasa berhenti berdetak. "Tuan? Saya... saya hanya asisten. Saya tidak punya akses ke data intelijen keuangan..."

"Aku tidak peduli," potong Ethan. "Gunakan internet. Gunakan teleponmu. Gunakan apa pun yang kau punya. Aku tidak mau tahu bagaimana caranya. Aku hanya mau tahu siapa nama investor di belakang Grup Devina itu."

Lina membeku. Ini bukan tugas. Ini adalah ujian yang mustahil.

"Tuan," kata Lina pelan, "itu tidak mungkin. Informasi seperti itu dirahasiakan dengan ketat. Bahkan tim keuangan Anda"

"Tim keuanganku," sela Ethan, suaranya kini berbahaya, "terlalu bodoh untuk membocorkan rahasia di kafetaria. Tapi kau... kau sepertinya punya bakat khusus untuk 'mendengar' sesuatu, Nona Anastasya."

Sarkasme dalam suaranya begitu tajam, terasa seperti tamparan fisik.

"Buktikan bahwa informasi pertamamu itu berguna," lanjut Ethan. "Atau aku akan mulai percaya bahwa kau membawaku ke dalam jebakan."

"Jebakan?"

"Grup Devina ingin aku bereaksi berlebihan. Mereka ingin aku membuang sumber daya untuk mengejar Proyek Pantai Emas, padahal mereka mungkin hanya menggertak. Dan kau... kau mungkin adalah penyampai pesan mereka."

Lina tersentak, rasa takutnya kini berubah menjadi kemarahan yang dingin. "Anda menuduh saya?"

"Aku tidak menuduh. Aku memberi hipotesis," desis Ethan. "Sekarang, buktikan hipotesisku salah. Cari nama investor itu."

Dia berhenti sejenak, membiarkan ancamannya menggantung di udara.

"Kau punya waktu sampai besok pagi."

Klik.

Lina menatap gagang telepon di tangannya. Sampai besok pagi. Untuk menemukan informasi yang mungkin tidak ada.

Ini adalah jebakan.

Jika dia gagal (yang pasti akan terjadi), itu akan membuktikan bahwa dia "tidak kompeten" atau bahwa info awalnya adalah kebohongan membenarkan kecurigaan Ethan bahwa dia adalah mata-mata.

Jika dia berhasil... entah bagaimana... itu justru akan lebih buruk. Itu akan membuktikan bahwa dia memang punya koneksi, bahwa dia bukan asisten biasa. Itu akan membuktikan bahwa dia mata-mata.

Dia terjebak. Ethan baru saja mendorongnya ke sudut, dan tidak ada jalan keluar.

Lina menatap keyboard nya. Dia tidak tahu harus mulai dari mana. Dia hanya tahu satu hal: perang dingin telah berakhir. Dan perang yang sesungguhnya baru saja dimulai.

Dia membuka browser-nya, mengetik "Grup Devina investor asing" dengan jari-jari yang kaku. Dia tahu itu tidak akan berguna.

Di seberang ruangan, Ethan memperhatikannya dari sudut matanya. Dia melihat kepanikan yang tersembunyi di bahu Lina yang tegang.

Dia tidak peduli dengan nama investor itu. Dia sudah menyuruh tim keamanannya sendiri untuk mencarinya.

Yang dia pedulikan adalah... apa yang akan dilakukan Lina sekarang?

Siapa yang akan dia telepon saat dia pikir Ethan tidak melihat?

Jebakan telah dipasang. Umpannya adalah Proyek Pantai Emas. Dan tikus kecil di seberang ruangan itu kini harus memilih.

1
Putra
ljutttttttttttt
Putra
mntppp
Alex Hutagalung
tak bakalan dibolehin Ethan mengundurkan diri, karna Ethan sendiri udah mulai suka Ama Lina 🤭
Alex Hutagalung
semangat thor
Sang_Imajinasi: terimakasih 💪
total 1 replies
Dedi
lnjut thor
Dedi
bagussss
Sang_Imajinasi: terimakasih 🙏
total 1 replies
Sheryn
😍😍
Sheryn
seru ni
Sheryn
bagussss
Sang_Imajinasi: terimakasih 🙏
total 1 replies
Fitriani
lanjutkan
Indah Ratna
yah baru tahu rasa Lina recent🤣
Indah Ratna
😍😍😍
Indah Ratna
🤣🤣😍
Indah Ratna
good thor
Sang_Imajinasi: terimakasih 🙏
total 1 replies
Ardi
gantung lanjutan thor
Ardi
good
Sang_Imajinasi: terimakasih 🙏
total 1 replies
Ardi
😍😍😍
Putra
lanjut thor
Putra
mantappp
Sang_Imajinasi: terimakasih 💪
total 1 replies
Putra
gasdd pol
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!