"Aku bersumpah akan membalas semua penghinaan dan rasa sakit ini."
Tivany Wismell, seorang penipu ulung dari dunia modern bertransmigrasi ke zaman peradaban China kuno. Mengalami ketidakadilan dan nasib yang tragis, Tivany menolak menyerah dan akan membalas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
buronan
Wei, Meyleen dan Soso sudah naik kereta Opera bersama para pemain Operasi asli. Mereka akan di bawa ke sebuah panggung hiburan di kota lain, mereka harus melewati post penjagaan dan diperiksa dengan teliti.
Kabar menghilangnya kereta Wei bersama para pengawal membuat Kaisar Mo marah. Mengirimkan banyak prajurit untuk mencari dan menjadikan Wei, Meyleen dan Soso sebagai buronan darurat dengan imbalan tinggi.
Wei bisa melihat gambar wajahnya sudah di tempel sebagai poster buronan, di dinding pos keamanan. Wei merasa kesal karena Kaisar Mo saat ini bergerak sangat cepat, bahkan terlalu cepat hingga membuat Wei kesulitan keluar dengan senyap.
"Ayo turun disini." Bisik Wei.
"Apa? kenapa?." Bingung Meyleen.
"Kita akan tetap tertangkap jika memaksa keluar sekarang, cepat turun dan masuk ke dalam kerumunan orang-orang." Ucap Wei.
Mereka bertiga turun dengan hati-hati lalu berbaur dengan kerumunan orang. Mereka mencuci riasan dan mengganti pakaian mereka dengan kilat, Wei sengaja memperban setengah wajahnya agar tidak terlalu mencolok.
"Apa tidak ada cara lain untuk pergi?." Meyleen bingung.
"Pergerakan Kaisar bajingan itu terlalu cepat, kita sudah terkepung. Kita hanya bisa kembali ke pelabuhan dan naik kapal." Ucap Wei.
"Apa? kenapa kembali kesana?." Kaget Meyleen.
"Di sana pasti sudah ramai orang menemukan bangkai manusia dan kereta kuda, di saat itu lah kita bisa menyelinap masuk dan menyebrang ke luar kota." Ucap Wei.
"Yasudah kalau begitu." Meyleen menurut saja, karena dia sendiri sudah buntu.
Mereka berjalan dengan cepat menuju pelabuhan, sudah ada ramai orang seperti dugaan Wei. Mereka bisa naik kapal dengan aman dan pergi meninggalkan pelabuhan begitu saja, itu karena para warga meyakini jika mayat-mayat itu adalah Wei Dkk yang sedang menjadi buronan.
Meyleen sebenarnya termenung dengan heran, sebenarnya siapa orang-orang yang membantu Wei semalam. Jika pada akhirnya Wei hanya pergi sendirian, apa mereka orang-orang yang bisa di percaya? bagaimana jika justru mereka yang melapor lebih dulu makanya respon Kaisar Mo sangat cepat.
"Itu benar." Ucap Wei tiba-tiba.
"Apanya yang benar?." Heran Meyleen.
"Seperti dugaan yang ada di kepalamu, aku sengaja mengikuti arus mereka." Ucap Wei berbisik lirih.
"Apa? lalu?." Kaget Meyleen.
"Dengan begini, mereka akan yakin aku akan lewat jalur pelarian yang mereka tentukan. Padahal aku menggunakan jalur yang sama seperti rencana awal mereka, sedikit cara untuk mengecoh lawan adalah dengan berpura-pura masuk jebakan." Ucap Wei santai.
"Hei jangan berisik, disini bukan hanya ada kita tau." Bisik Meyleen ngeri.
"Tenang saja, ini kapal pedagang luar kota bukan kapal tumpangan." Ucap Wei lirih.
"A-apa? lalu kenapa kita naik?." Syok Meyleen.
"Dengan alasan tarif lebih murah meskipun harus duduk di tempat panas seperti ini. Intinya kita sudah berhasil melewati satu kota, tapi aku yakin di kota berikutnya sudah banyak yang menghadang lagi." Ujar Wei.
"Memangnya kita punya tujuan?." Heran Meyleen, dia berpikir dia akan hidup di tempat pengasingan.
"Ada tempat rahasia milikku di suatu tempat." Jawab Wei.
"Apa disana aman?." Meyleen penasaran.
"Ya, seharusnya aman." Ujar Wei.
"Kau sendiri tidak yakin, bagaimana aku bisa yakin." Meyleen sakit kepala.
"Dimana pun akan selalu ada bahaya, tidak akan pernah ada tempat yang benar-benar aman. Tapi aku yakin tempat ini yang paling aman, karena dulu aku sering bersembunyi disana." Ucap Wei.
"Bersembunyi?." Heran Meyleen.
"Menjadi Pangeran itu selalu berdekatan dengan maut, sebagai Pangeran sah satu-satunya aku memiliki musuh paling banyak dari luar maupun dalam istana. Karena itu aku harus memiliki tempat rahasia yang benar-benar rahasia untuk bersembunyi di saat genting." Ucap Wei menjelaskan.
"Kau tidak takut ada yang membuntuti mu lalu mengetahui tempat persembunyianmu ini?." Heran Meyleen.
"Tentu saja sudah sering terjadi, kau akan tau alasanku mengatakan tempat itu aman setelah melihatnya nanti. Kenapa kau cerewet sekali." Ujar Wei.
"Apa? kau juga crewet dasar beruang." Kesal Meyleen.
Soso yang sejak tadi mendengar perdebatan itu hanya bisa tersenyum karir, ternyata sosok Pangeran yang selama ini di kenal sebagai momok menyeramkan, terlihat seperti manusia biasa.
Bahkan junjungannya terlihat lebih ekspresif dan santai saat berbicara dengannya, Soso diam-diam tersenyum tulus dia merasa senang karena Nona nya menemukan pasangan hidup yang cukup baik dan bisa diandalkan.
"Memangnya kau tidak punya orang kepercayaan? Lin yang kau sebutkan semalam itu siapa?." Meyleen penasaran.
"Orang yang selalu ada di sisiku, aku sengaja menyebutkan namanya untuk memberitahu, jika sampai saat ini aku tidak tau dimana para anak buahku berpencar. Dengan begitu mereka pasti berpikir aku benar-benar sendirian dan mudah di buru." Ucap Wei lirih sangat lirih, bahkan suaranya nyaris tersapu angin.
tap
Meyleen bisa mendengarnya tapi terlalu lirih, Meyleen menyandarkan kepalanya pada pundak kokoh Wei agar bisa mendengar lebih baik. Wei juga diam saja tidak marah atau terkejut, dia sudah mulai terbiasa dengan tingkah aneh Meyleen.
"Aku percaya padamu, kau pasti punya banyak rencana yang sudah kau pikirkan selama 8 tahun kan? mustahil kau menyia-nyiakan kesempatan ini begitu saja." Bisik Meyleen.
"Ya." Jawab Wei singkat.
"Padahal kau bisa melakukan hal yang sama, dengan berpura-pura menerima para pengantin yang datang sebelum-sebelumnya. Kenapa kau memilih membunuh mereka daripada memanfaatkan mereka?." Bisik Meyleen.
"Merepotkan, memanfaatkan bidak catur musuh adalah kebodohan besar." Bisik Wei.
"Wei coba kau tunjukan taringmu padaku, aku benar-benar penasaran dan ingin melihatnya dengan jelas." Pinta Meyleen, mendongak menatap Wei.
Wei sempat terdiam, mengamati situasi dan kemudian menunjukkan gigi taringnya yang tajam dan cukup panjang. Meyleen melihat dengan seksama lalu mendekat dan_
cup
Kecupan manis Meyleen berikan pada taring imut Wei, Wei terkejut dan merasa aneh pertama kali melihat ada manusia mencium taring. Ini susuatu yang aneh, baru dan unik membuat Wei merasa tidak habis pikir.
"Kau seperti Vampir." Ucap Meyleen.
"Tapi aku musuh mereka." Ujar Wei.
"A-apa? jadi disini ada Vampir?." Kaget Meyleen, dia tidak mau bertarung dengan para nyamuk itu.
"Entahlah, tapi aku keturunan dari manusia serigala. Hanya ucapan nenek moyang, karena Ibuku juga lahir dengan gigi taring yang sama denganku." Ucap Wei jujur.
"Wei ternyata kau pria yang hangat dan santai ya, aku pikir kau tipe pria kaku, dingin dan menakutkan." Jujur Meyleen merasa nyaman.
"Hangat? mungkin karena masuk angin." Celetuk Wei.
"Pfttt Hahahahahahhaha, apa ini? kau bahkan bisa bercanda." Meyleen tertawa tidak menyangka.
"Diamlah berisik." Wei jadi malu.
"Ternyata kau asyik, sepertinya hidupku akan jauh lebih berwarna setelah ini. Pilihanku memang tidak salah dengan keluar dari rumah itu." Ujar Meyleen.
"Kau akan menyesal setelah ini." Ucap Wei misterius.
Senyum Meyleen mendadak luntur, dia tau apa yang di maksud Wei. Apa watak yang di tunjukan Wei saat ini adalah watak aslinya? atau hanya sandiwara semata? Meyleen yang seorang penipu saja tidak bisa menebak secara pasti.
ayo segera bangkit untuk balas dendam pada semua nya
Btw semangat othor buat menghasilkan karya2 yg luar biasa lainnya😊😊😊😊