Jinwoo seorang prajurit bermasalah dari Korea Selatan, di kirim ke sebuah negara yang sangat kacau, dan banyak hal hal yang tidak terjadi terjadi di sana, negara yang kacau tidak hanya memerlukan tentara, tetapi mereka juga perlu tenaga medis, dan Renata yang merupakan seorang dokter, juga ikut ke sana, dan disanalah, benih benih cinta mereka berdua tumbuh
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sudut rumah
Rumah yang memiliki kurang lebih lima kamar tidur, satu ruang tamu, satu dapur, dan tiga ruang kerja, kini terasa dingin dan asing bagi Renata, anak yang sudah lama tidak kembali ke rumah, dan saat ia kembali, malah membawa petaka bagi semua orang, itu yang Renata rasakan, dia mengaggap dirinya sebagai beban semua orang, setiap orang yang ia temui, pasti akan merasa dirinya seperti itu,
Renata menatap gudang, yang kini sudah anggap sebagai kamar nya, dia terus memikirkan sesuatu agar Naya bisa bersama nya, agar mereka bisa hidup bersama selama sisa nafas terakhir Naya,
Saat dia sedang duduk di sudut kamar nya, dia menerima pesan dari Rafael, Rafael mengajak Renata untuk bertemu yang berbincang sebentar,
Di sebuah taman yang berada tak jauh dari rumah Renata,
Rafael menatap Renata yang hanya mengunakan piyama tidur, dengan rambut di kuncir satu, " jam segini kau sudah memakai piyama? "
Renata menatap Rafael yang sedang berdiri di hadapan nya " lalu? Apa aku harus pakai jas rumah sakit ku? " menyilang kedua tanggan nya,
Rafael duduk di sebelah Renata " bagiamana dengan Naya? Apakah orangtua mu setuju? "
" Mereka menolak, kata mereka aku saja sudah beban, tidak mungkin beban membawa beban lain nya kan? " tersenyum kecil, walau terpaksa, tetapi ia tetap melontar kan senyuman kecil nya,
" Kah bukan beban Renata, kalau pun memang benar, itu mungkin bagi mereka, bukan bagi kami " jawab Rafael,
Renata menatap Rafael " kami? " bingung,
" Ya, aku dan Anna, kami sekali tidak merasa kau adalah beban, malah sebalik nya, mungkin kami yang terasa beban untuk mu " membuka bungkusan yang ia bawa sejak tadi,
" Entah lah, semua nya terasa membingungkan bagi ku " jawab Renata,
Rafael membuka bungkus permen, dan memberikan nya kepada Renata " ini makan lah, konon kata nya memakan makanan manis bisa membuat seseorang menjadi bahagia, habiskan lalu pulang "
" Apakah bisa kau berikan pada ku semua makanan manis mu itu? " menatap permen Rafael,
Rafael menatap Renata, mata nya terlihat berkaca-kaca, Renata sedang tidak baik-baik saja, " ya, aku akan berikan semua nya, bahkan semua makanan manis yang ada di duni ini, akan ku berikan pada mu " mengelus kepala Renata,
Renata menatap Rafael, seseorang yang saat ini membutuhkan sandaran, hanya dengan satu sentuhan lembut saja, sudah membuat nya merasa di hargai, " apakah aku salah Rafael? Aku salah pulang ke rumah ku? "
Rafael menatap Renata yang menangis, membiarkan semua air mata nya jatuh " selalu ada tempat untuk mu pulang Renata, kau tidak salah, hanya saja rumah yang kau anggap rumah itu, bukan tempat untuk mu pulang " memeluk Renata,
Renata memeluk Rafael dengan sangat erat, sambil menangis dan memakan permen yang Rafael berikan pada nya, sekitar empat puluh menit Renata menangis, dan Rafael menunggu nya sampai selesai,
Setelah tak ada lagi suara Renata, Rafael melihat wajah nya, karena Renata berstandar di bahu nya, jadi sulit melihat wajah nya " Renata? ? " tanya nya,
Namun tidak ada jawaban dari Renata, dia sudah terlelap, nangis membuat nya merasa lelah, jadi jadi ia tertidur di bahu Rafael,
Satu jam berlalu, namun Renata tak kunjung bangun, akhirnya Rafael menggendong nya dan membawa mengantarkan Renata kembali ke rumah nya,
*
*
*
Kore,
Gedung pernikahan Hyejin dan Jinwoon
" Apakah semua nya sudah selesai? semua tamu sudah datang? " ucap Han Mira kepada salah satu pegawai wedding organizer,
" Semua nya aman buk, berjalan dengan lancar dan untuk para tamu, seperti nya sudah hampir semua yang datang " jawab nya,
" Apakah pengantin pria nya sudah siapa? Jika sudah kita mulai saja acara nya " minta Han Mira,
Wedding organizer itu setuju, dia meminta semua tim bersiap dan acara pun dimulai tepat pukul delapan waktu Korea,
Jinwoon berjalan dengan gagah di atas altar, dengan pakaian yang serba putih, dan perpaduan antara jas, dasi dan sepatu nya sangat cocok, semua mata terpaku pada nya,
" Lihat dia tumbuh dengan sangat baik " ucap tamu undangan,
" Jinwoon memang anak yang manis, lihat betapa cocok nya baju itu dengan nya " ucap tamu undangan yang kian nya,
Setelah Jinwoon sampai di ujung altar, kini saat nya peran utama pada pagi ini untuk berjalan di atas altar bersama dengan ayah tercinta nya,
Hyejin, muncul dengan sangat anggun, dengan gaun putih dihiasi dengan Payet putih, sarung tanggan putih yang membalut tanggan mulus Hyejin, rambut yang di sanggul secara rapi, menambah detail kecantikan Hyejin pada hari ini,
Di sebelah kanan Hyejin, ada ayah nya yang sangat gagah, yang sedang membawa putri nya berjalan menuju suami nya, dia akan mengerahkan putri nya kepada pria asing yang sudah di pilih putri nya, untuk menjadi pasangan seumur hidup,
Saat tiba di ujung, ayah Hyejin memberikan tanggan putri nya, yang awal nya bergantung pada nya, ini ia berikan kepada pria asing, yang akan ia sebut menantu sekarang,
Air mata jatuh dari wajah ayah Hyejin, melihat putri nya yang selama kondisi kurang baik, kini sudah menikah, langkah awal yang Hyejin ambil, sama seperti langkah awal yang ayah nya ajarkan pada nya saat ia kecil,
Pernikahan berjalan dengan sangat lancar, semua nya lancar, sampai ke penghujung acara,
Semua tamu sudah pulang, hanya ada keluarga Jinwoon dan Hyejin sekarang,
Jinwoon melihat Hyejin yang sedang duduk di kursi, seperti nya kaki Hyejin terluka, Karana hells yang ia gunakan,.
" Kau mau pulang sekarang? " ucap Jinwoon,
Hyejin menatap Jinwoon, " ya aku mau pulang, aku tidak nyaman di sini, dan kaki ku sangat sakit rasa nya "
Jinwoon memberikan tanggan nya sebagai tumpuan agar Hyejin bisa berdiri dan berjalan ke parkiran, " ayo " ucap nya,
" Aku akan berjalan sendiri, kau ambil saja semua barang kita yang berada di ruang tunggu " ucap Hyejin,
Jinwoon menatap nya " baiklah " jawab nya dengan cepat tanpa ada nya bantahan,
" Apakah dia marah? " ucap Hyejin lalu pergi menuju parkiran,
Jinwoon berpamitan kepada kelurga mertua dan juga keluarga nya, dia melihat Choi yang sedang berbincang dengan rekan-rekan nya, ingin menyapa namun Hyejin sudah menunggu, dia hanya menatap Choi saja, lalu pergi menuju parkiran,
Jinwoon melihat Hyejin yang sedang duduk di dalam mobil, ia mendekati nya " kau langsung mau pulang? " masuk ke dalam mobil,
" Ya, aku mau pulang saja, aku sudah lelah " bermanja di lenggang Jinwoon,
" Baiklah, aku akan mengantar mu pulang, setelah itu akan akan pergi sebentar " jawab nya,
" Pergi? Kau mau kemana? ini malam pernikahan kita Jinwoon " wajah Hyejin terlihat kesal,
" Ada urusan, beberapa berkas harus aku urus " jawab Jinwoon dengan wajah yang tidak nyaman,