Sepertinya alam semesta ingin bercanda denganku, orang yang ku cintai meninggalkanku di saat mendekati hari pernikahan kami. meninggalkan luka yang menurutku tidak ada obat untuk menyembukannya walaupun dia kembali untuk minta maaf.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon olip05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 26
“ikh ngapain lo pulang kerumah,? pergi aja sana. Penghuni rumah ini udah lupa sama yang namanya arun” ucap seseorang wanita yang baru saja turun dari tangga.
Mita dan arunpun langsung menoleh ke sumber suara dan melihat seorang wanita yang baru turun dari tangga berjalan ke arah mereka.
Arun menghembuskan napasnya kesal, berharap tak berjumpa dengan wanita di depannya ini di rumah tapi ternyata wanita di depannya ini sedang berkunjung kerumah ini juga seperti arun.
“apaan sih ka, nggak jelas banget” ucap arun sinis. Wanita Di hadapannya ini adalah kakak arun satu-satunya, Fayola Rapangga Hakim sosok kakak yang cantik, elegan, pintar dan sangat jail. Sifat jailnyalah yang membuat kakaknya begitu menyebalkan bagi arun. apalagi arun yang jadi bahan jailan kakaknya saat kakaknya berada di rumah.
“hai mita” sapa yola hangat pada mita
“hai ka yola” mita dan yola cipika cipiki
“gimana keadaan kamu setelah menjadi istri arun? semoga kamu nggak menyesal telah menikah dengan adik-ku yang impoten ini” ucap yola memiringkan matanya ke arah arun. sedangkan arun hanya bisa bersabar menerima ejekan impoten terhadap dirinya, kakaknya memang sangat hobi sekali menyebut dirinya impoten karena sejak kuliah, arun tak pernah lagi punya pacar sampai umur 28 tahun belum menikah.
Mita tertawa ringan apalagi melihat wajah arun yang sangat kesal jarang sekali mita melihat wajah arun yang menggemaskan seperti ini. saat melihat yola turun dari tangga mita tak tahu bahwa ini kakaknya arun, walaupun mita pernah melihat yola datang bersama keluarga arun ke rumahnya saat acara seserahan tapi saat itu mita tak terlalu memperhatikan orang-orang tersebut dan lupa wajah kakak arun yang mana. Saat arun memanggil kakak pada yola, mita jadi tahu kalau di depannya ini yola kakaknya arun.
“keadaanku lebih baik dari pada sebelum menikah dari arun ka” mita berbicara jujur, memang keadaanya lebih baik dari pada sebalum menikah dengan arun. sekarang keadaanya tak sesuram saat abian meninggalkannya walaupun masih tetap ada banyangan abian di hari-harinya.
“tuhkan mita bahagia hidup bersama aku” ucap arun sombong.
“mita bilang kadaannya lebih baik, dan itu bukan berarti mita bahagia hidup bareng kamu adiku yang impoten” ucap yola nyaring panuh ejakan.
Mita ingin sekali katawa dengan keras melihat kelakuan adik kakak yang ada di depannya ini tapi mita menahannya menjaga kesopanannya di rumah ini.
“kak_” ucap arun terpotong
“kalian ini udah berumur tapi kelakuannya kaya bocah umur lima tahun, gak malu sama mita yang ada di sisi kalian?” ucap zidan papahnya arun dari arah pintu belakang bersama seorang anak perempuan di gendongannya dan di samping zidan ada via mamahnya arun.
“uncle impoten” teriak riang anak perempuan di gendongan zidan sambil mengulurkan tangannya. Mita langsung merapatkan mulutnya agar tidak mengeluarkan tawa. Mita yakin kalau anak perempuan yang di gendongan ayah mertuanya adalah anak kak yola karena mirip sekali wajahnya dengan ka yola.
Cih ibu dan anak sama aja tukang ngebully. Teriak arun dalam hati tak terima.
“halo mah pah” sapa mita. Mencium tangan keduanya bergantian dengan arun.
“anak nakal ya udah hampir satu bulan nggak pulang kerumah” ucap via galak.
“wajar mah merekakan pengantin baru, masih pengen berdua-duaan terus” ucap zidan sambil tersenyum penuh makna.
“tuhkan papah aja ngertiin mah” saut arun membenarkan perkataan papahnya.
Mereka pun mengobrol santai di ruang tamu dengan hangat, mita senang keluarga arun menyambutnya dengan hangat pikiran-pikiran negatif yang sempat ia pikirkanpun tak perlu ia khawatirkan walaupun ada beberapa hal yang membuat mita kurang nyaman seperti sikap mamah arun yang kurang senang dengan keberadaan mita di rumah ini. Bukannya mita sok tahu kalau mamah arun kurang senang dengan keberadaannya hanya saja mita sudah terbiasa membedakan wajah-wajah yang ramah dan yang di paksakan untuk ramah. Bekerja di rumah sakit membuat mita menemui banyak karakter orang-orang dan dari situ mita bisa membedakan mana orang yang ramah dan orang yang berpura-pura ramah.
“kak tolonglah kasih tahu zoia jangan panggil aku uncle impoten lagi” kaluh arun, karena dari tadi keponakannya ini terus memangginya uncle impoten.
“kata mamah sebutan ancle impoten itu panggilan sayang zoia untuk uncle” ucap zoia tanpa melihat ke arah arun kerana sibuk memainkan berbienya di sebelah yola.
Semua orang di ruang tamu tertawa mendengar ucapan gadis kecil ini, hanya arun yang merenggut kesal. Arun tahu bahwa zoia sudah di hasut oleh ibunya untuk memanggilnya dengan sebutan impoten yang membuat arun malu di depan mita.
“uwu uwu. Anak mamah pinter banget” ucap joya bangga sambil memeluk tubuh mungil anaknya.
Arun berdiri dan menarik tangan mita untuk ikut berdiri “kami ke kamar dulu untuk istirahat” ucap arun sambil berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Mita mengangukan kepalanya sambil senyum tak enak karena arun tiba-tiba pargi begitu saja meninggal orang-orang yang ada di ruang tamu.
“ya istirahatlah, kalian pasti cape karana lama dipejalanan” ucap zidan.
Dan sampailah mita dikamar arun yang mewah, luasnya dua kali lipat kamar yang ada di apatermen yang mereka tinggali. Kakinya langsung di sambut dengan kerpet bulu yang tebal menutupi jari-jari kakinya. Nuansa kamar yang bagitu elegan dengan chat tembok bewarna navy blue, warna kalem menenangkan. Ada bagian tembok yang dihiasi oleh lukisan peta dunia yang cukup besar memenuhi tembok tersebut dengan warna gold, perpaduan yang sempurna dengan warna cat tembok.
“padahal tadi lagi seru ngobrol sama orang-orang yang ada di ruang tamu” ucap mita sambil duduk di sofa yang tak terlalu jauh dari kasur.
“menurut kamu seru mereka ngejekin aku terus,? pake nyeritain masa kecil aku lagi” ucap arun malas sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur. Joya yang paling semangat menceritakan masa kecil arun yang menurutnya, mita harus mengatahui aib arun di masa kecil, salah satunya arun yang susah sekali untuk mandi dan kadang arun hanya mandi dua hari sekali bahkan tiga hari sekali.
“menurut aku seru, kapan lagi aku bisa dengerin cerita masa kecil kamu dan sepertinya kamu juga nggak akan cerita bagian yang kak joya ceritain tadi”
“Cih” arun mendengus kesal, lebih kesal lagi kepada kakaknya yang mulutnya tidak mau berhanti mencaritakan aib arun.
Mita berjalan mendekati arun, duduk di samping tubuh arun. “udah jangan kesel lagi, itukan waktu kamu masih kecil” mita terkekeh melihat wajah arun yang penuh dengan rasa kesal.
“oiya kok kakak kamu bisa-bisanya ngejekin kamu impoten, sampei zoia juga ikut-ikutan?”
“ck, kakak-ku tidak tahu aja kalau punyaku lebih perkasa dari pada punya suaminya”
“hahahah” mita tertawa keras, rasanya lega sekali bisa tertawa dengan leluasa, dari tadi mita menjaga tawanya di depan keluarga arun untuk menjaga adab sopan santunnya.
“kamu nggak percaya kalau yang punya aku lebih perkasa?” tanya arun bangkit dari tidurannya menatap mita.
Mita menggelangkan kepalanya, mulai meredakan sisa-sisa tawanya.
“oke akan aku buktikan” ucap arun, menaikan sudut bibirnya keatas.
...----------------...
Like, komen, vote🥰
