"Kau mengundang suami sah mu untuk menyaksikan istrinya dinikahi pria lain? lelucon apa yang sedang kau buat?. Dirimu, tubuhmu, bagian terdalam mu, hanya milikku. Ariana Raj Wallace." (Caesar Castillo Grayson).
Hawaii, tempat indah yang menghantarkan Ariana pada kehidupan baru. Ia mengalami kejadian apes yang membuatnya mendadak jadi istri seorang pria asing bernama Caesar selama 21 hari.
Setelah semuanya selesai, Ariana pergi tanpa memikirkan bahwa dirinya masih seorang istri dari seorang Caesar. Seiring berjalannya waktu, keduanya dipertemukan kembali. namun status pernikahannya harus disembunyikan.
.
.
Penasaran?
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Note: Dilarang mencomot karya orang/plagiasi, silahkan keluar dengan aman!.
HAPPY READING^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11
"Oke anak-anak makan malam sudah siap, kemari lah!." Panggil Jessica pada Caesar dan Luke yang tampak sibuk membahas pekerjaan. Ia tersadar bahwa waktunya tinggal sedikit lagi.
Setelah semuanya berkumpul, Ariana duduk di samping Jessica. Namun tindakan itu menimbulkan pertanyaan, hingga semua mata tertuju pada Ariana termasuk Caesar.
Ariana yang sadar seketika berdiri dan pindah tempat di samping suaminya. "Ah karena ada mama aku jadi lupa suamiku."
"Duduklah... Sayang." Lirih Ariana lembut kepada Caesar. Menepuk-nepuk kursi.
"Sayang? Yang benar saja."
Pria itu pun duduk di samping Ariana, mereka berhadap-hadapan dengan Jessica dan Luke. Jessica yang melihat kemesraan mereka, tak henti tersenyum menyaksikannya. "Nanti setelah kau selesai bertugas di Hawaii, berbulan madu lah ke negara atau tempat yang diinginkan Ariana. Pengantin baru sangat membutuhkan itu. Iya kan Luke?."
"Ya, benar tante." Luke saat ini hanya bisa mengiyakan saja, untuk ke depannya itu urusan Caesar.
Caesar dan Ariana saling tatap, sepertinya banyak sekali harapan baik yang dinanti dari hubungan sandiwara mereka ini.
"Kami memang sudah mengatur jadwal untuk honeymoon ma, istriku pasti sangat menyukainya." Timpal Caesar menatap manik indah Ariana. Pria itu mendekat, meraih pinggangnya untuk mendekat dan...
Cup.
Di ciumnya pipi dan leher jenjang Ariana sekilas.
Mendapati itu Ariana membeku, Apa ini masuk ke dalam kesepakatan? Ia rasa tidak, selain hanya bersikap manis.
"Kau?.."
Lagi-lagi Caesar membuatnya tak berkutik, rasanya Ariana ingin berontak dan memarahinya tepat di depan telinga. Tapi itu tidak mungkin. Caesar ini seolah sengaja mengambil kesempatan dalam kesempitan.
"Tidak ada pemberontakan, tetaplah bersikap manis. Sweety.." Bisik Caesar pelan.
Ariana segera mengalihkan pandangan, pipinya terasa panas secara alami.
"Ck, fokuslah Ariana."
"Oke, lanjut nanti saja mesra-mesraan nya. Mari kita makan malam terlebih dahulu anak-anak." Timpal Jessica yang sepemikiran dengan Luke.
"Iya."
Makan malam berlangsung dengan khidmat. Setelah semuanya selesai, tampak Jessica dan Caesar mengobrol sebelum pulang, kelihatan sekali jika keduanya sedang membahas hal yang cukup penting.
Selesai mengobrol, Jessica beralih menatap Ariana. "Ya sudah mama harus pulang, nanti bertemu lagi di LA. Sampai nanti."
Keduanya berpelukan. "Sampai nanti ma."
Pasangan suami istri itu mengantar kepergian Jessica dan sekretaris Luke hingga hilang dari pandangan. Kini di apartemen itu hanya menyisakan mereka berdua.
Pintu ditutup. Dan yang sebelumnya saling bergandengan tangan, kini terlepas membuat jarak.
Entah kenapa setelah kejadian di kamar mandi ada rasa canggung yang cukup menjalar. Ariana harus lebih mengontrol dirinya, jangan sampai berpikiran aneh hingga menginginkan sesuatu dari Caesar. Segala bentuk yang terjadi di antara keduanya saat ini, berarti itu harus dianggap kesepakatan.
Caesar yang menyadari gelagat Ariana ia segera mengalihkan pandangan. Benar dugaannya, jika apa yang telah ia lakukan tadi cukup membuat wanita itu syok bahkan mungkin berpandangan lain. Caesar memaki diri akan ulahnya yang tak hati-hati hanya karena dorongan impulsif. Jangan sampai Ariana takut dan memperburuk keadaan. Jika Caesar memiliki keinginan lain yang cukup membuatnya gelisah akhir-akhir ini, maka ia jangan terburu-buru untuk memaksakan.
"Istirahatlah, ini sudah malam." Lirih Caesar seraya berlalu tanpa menatap wajah Ariana. Ia harus membuat jarak untuk memastikan semuanya.
"Tunggu.."
Caesar melirik tangannya yang ditahan Ariana. Ariana yang sadar tatapan itu segera melepasnya.
"Sorry.."
"Aku mendengar obrolan mu dengan mama tadi. Apa benar kau akan kembali ke LA?." Tanya Ariana memastikan.
"Ya."
"Lalu kesepakatan kita?."
"Di sini aku belum genap 21 hari, tentu akan kembali lagi untuk menyelesaikan tugas."
"Hmm.."
Caesar menoleh, tak biasanya wanita cantik ini penasaran. Ia ingin melihat wajahnya yang seharusnya dihindari.
"Kenapa?."
"Apa aku ikut juga?." Ariana memastikan lagi.
"Tidak.. Kau tetap di sini."
Tidak ada lagi tanggapan, Ariana hanya mengangguk kecil. Ia tahu Caesar memiliki banyak kesibukan, tentu akan sangat jarang sekali baginya berada di rumah.
Tiba-tiba hatinya terasa berat, padahal sendirian tanpa sosok Caesar adalah keinginannya tapi kenapa tiba-tiba?.
"Sepertinya ada yang salah."
"Baiklah kau juga harus segera istirahat untuk penerbangan besok. Hari ini terasa menyenangkan setelah bertemu mama. Selamat malam." Lirih Ariana. Setelah itu ia melangkahkan kaki jenjangnya menuju kamar.
Caesar terdiam menatap Ariana hingga hilang dari pandangan. Ia menengadah dengan mengatur nafasnya yang perlahan memburu. Gelagat yang tak biasa Ariana tunjukkan membuat Caesar sedikit kewalahan akan perasaannya.
"Sikap macam apa itu? Apa kau melakukannya karena tak ingin berjauhan, atau...
"Kau menyukainya karena begitu mendambakan akhir dari kesepakatan kita?."
Jika mengingat kesana rasanya cukup menyayangkan. "Ariana... Aku tak menyangka kau mampu memporak-porandakan diriku."
...~...
New York.
"A-ahh!.. Pelan-pelan. A-aku terguncang.." Lirih seorang wanita disela penyatuan panas yang tak terelakkan. Tubuhnya penuh keringat dan air cinta.
Namun sayang, sepertinya itu tidak didengar. Seorang pria di atasnya semakin beringas meraup kenikmatan. Setiap hentakan mengandung emosi yang tertahan, ia tak memberikan ampun.
"D-Diego!!."
"Khah!.."
Erang keduanya bersamaan saat mencapai puncak. Tubuh keduanya sama-sama menegang, sebelum akhirnya pria itu menjatuhkan diri di samping sang wanita.
"Ariana..." Lirihnya terengah-engah.
Plak!..
"Kau bercinta denganku tapi membayangkannya dengan wanita itu Diego?." Ia kesal tak terima.
"Kenapa kau marah, Sofia? Sejak awal bukankah kau setuju, kau bisa terikat denganku asal kau tak mengganggu hubungan ku dengan Ariana." Ujar Diego.
"Itu dulu! Sekarang aku menginginkanmu karena hubungan kalian juga sudah berakhir. Terlebih anak yang ada dalam kandungan ini tak bisa kau campakkan begitu saja."
"Kau salah.. Aku tak melepaskan Ariana sama sekali, aku hanya memberinya waktu untuk beradaptasi."
"Maksudmu?."
Diego mengepalkan tangannya kuat. "Tak akan ada berita tentang hubungan kita yang berakhir, pernikahanku dengannya tetap akan berjalan. Dan pria itu... Aku akan mencarinya dan merebut kembali calon pengantin ku!."
Tapi rindu kan.........
pasti ide dari caesar...wah mereka akan bertemu d sana