Dari kecil hidupku sudah ku abdikan pada keluarga yang mengangkatku sebagai anak, aku adalah anak panti yang tanpa nasab, ibuku dulu seorang budak dan dia di bunuh oleh seseorang entah siapa setelah menitipkan aku di panti asuhan. Sejak umur 10 tahun seorang donatur mengadopsiku, dia adalah tuan Samer dan Ibu Luci, mereka mengangkat ku sebagai pancingan agar mempunyai anak, dan benar saja setelah satu tahun aku bersama mereka mereka mempunyai seorang anak perempuan. Tuan Samer memintaku untuk selalu melindungi anak kandungnya, hingga suatu ketika terjadi bencana dalam keluarga tuan Samer, anak dari tuan Samer memanipulasi dokumen dari sebuah perusahaan besar di negara ini. Pemilik perusahaan geram dan itulah awal kisah baru ku. Aku di tuntut oleh Nyonya Lusi menggantikan anaknya sebagai tawanan seorang yang kejam pemilik perusahaan tersebut. Diriku di sekap dan di kurung dalam penjara, entah apa yang akan ku dapatkan. Benci, dendam atau cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menebus Kesalahan
"Permisi tuan!" sapa sopan lelaki paruh baya yang mendekati Tom. Tom melirik pada lelaki paruh baya itu.
"Ada apa pak Aksa?" timpal Tom datar.
"Anda sudah di tunggu di bawah, acaranya akan segera di mulai" tutur lelaki paruh baya itu pada Tom.
"Hem,, terima kasih" jawab Tom. lelaki paruh baya itu kemudian pamit terlebih dahulu. Tom melangkahkan kaki nya menuju ruang bawah dimana semua sudah berkumpul. acara seperti ini baru pertama kali Tom melihat. Ternyata kakaknya mengundang para anak-anak yatim piatu dan beberapa ustadz untuk membacakan surat-surat Al Qur'an. Sedangkan yang lain nampak duduk lesehan di karpet. Tom duduk di samping Aslan dan Amer, sedangkan di sebelah Aslan ada Aliando. Tom melihat jejeran para wanita terlihat semua memakai hijab begitu pula dengan mama nya yang sangat anggun memakai balutan kaftan juga lengkap dengan kerudung yang tersemat di kepalanya.
"Kenapa? mama cantik kan?" guman Amer yang berada di sampingnya. Tom menatap Amer datar. Memang semua wanita di sini memakai busana Syar'i, kecuali satu wanita yaitu Afriel, meski gaun yang di kenakan sangat mahal, tapi itu terasa tidak ada artinya saat rambutnya malah terurai, panjang, dan kerudung yang di berikan Yasmin malah dia pakai untuk selendang. Entah kenapa pikiran Tom lagi-lagi menuju pada Asiyah. Afriel mengulas senyum pada Tom. Sedangkan Tom nampak acuh. Semua itu tak luput dari pengawasan Aslan dan Aliando.
Selesai acara, pada tamu sudah berpamitan pulang, kini menyisakan Aliando bersama sang istri juga Afriel masih bersama dengan Yasmin. Sedangkan Aslan bersama dengan sang istrinya duduk di sofa menemani sang mama. Tom memilih keluar dia duduk di kursi taman.
"Hai, apa kabar mu uncle?" suara seseorang yang kini duduk di samping Tom. Tom menatap datar pada lelaki yang sepantaran dengan dia itu.
"Banyak sekali hal yang telah terlewatkan oleh ku disini" ujar Tom melirik tajam lelaki itu.
"Sengaja atau tidak, kalian menyembunyikan semua ini" lanjut Tom. Lelaki itu nampak menarik nafas panjang.
"Kadang aku berpikir aku bukanlah orang yang penting. Beruntung aku tidak lah terlalu perduli" kata itu seolah menusuk.
"Kau akan mengerti jika tahu alasan yang mendasar" timpal Aliando. Tom tersenyum kecut
"Sepertinya selera mu juga berpaling?"
"Kau benar, dulu memang aku sering bermain wanita, tapi ketika melihatnya aku seperti mendapatkan seorang bidadari"
"Apa dia tahu jika kau adalah seorang mafia?" tanya Tom ingin tahu. Aliando menggeleng.
"Kenapa kau tak jujur? apa kau takut dia meninggalkan mu?"
"Bukan, karena aku tidak ingin dia kembali terpuruk. Aku mencintai dia dan akan ku buat dia selalu nyaman di samping ku" jawab Aliando.
"Maksudmu?" lagi-lagi Tom bertanya sepertinya sangat menarik.
"Kau tahu awalnya aku mendekatinya karena Husen"
"Jadi dia wanita Husen" tebak Tom. Lagi-lagi Aliando menggeleng.
"Bukan, Tapi Husen mencintai nya, dan kau tahu alasan ku. Aku mendekatinya karena ingin melumpuhkan Husen, tapi sepertinya Tuhan menghukum ku dengan menumbuhkan rasa cintaku pada nya" ujar Aliando.
"Apa istrimu pernah trauma?"
"Yup! dan melihat dia begitu tersiksa saat di dekat lelaki membuatku merasa teriris dan hal itu dia lalui puluhan tahun, untuk itu alasan ku tidak mengungkapkan jati diriku pada nya" kata Aliando seolah menampar Tom.
"Lalu bagaimana hubungan mu dengan Afriel?" tanya balik Aliando.
"Maksudmu?"
"Sekarang kan tidak ada yang menjadi penghalang diantara kalian" Aliando melirik Tom yang nampak tak bersemangat.
"Ayolah, kau itu sudah tua, apa kau tak malu pada keponakan mu itu" goda Aliando melirik Aslan. Tom nampak acuh, tapi dalam hati Tom memikirkan tentang Asiyah.
"Hah,, kau tak seru, kalau gitu mending aku pergi saja" cedak Aliando yang tak di tanggapi oleh Tom. Aliando berlalu meninggalkan Tom di taman sendiri. Saat di pintu dia berpapasan dengan Afriel juga Yasmin.
"Hai Al.." sapa Afriel pada Aliando.
"Hai" jawab singkat Aliando.
"Dari mana Al?" tanya lembut Yasmin.
"Dari taman kak bersama Tom" jawab Aliando.
"Oh, kau tahu Tom ada di mana?"tanya antusias Afriel.
"Hem,, tu disana" ujar Aliando menunjuk ke arah taman dimana Tom berada. Afriel segera berlalu menghampiri Tom dan meninggalkan Yasmin dan Aliando begitu saja.
"Mari kak kita masuk!" ajak Aliando pada Yasmin, Yasmin mengangguk, kini mereka kembali masuk ke dalam rumah.
"Ternyata kamu disini" ujar Afriel duduk di samping Tom. Tom melirik Afriel tanpa membalas.
"Dan ternyata kebiasaan mu dari dulu tak berubah, masih suka menyendiri" lanjut Afriel. Tom menarik nafas dalam.
"Sudah malam pulanglah!" kata Tom pada Afriel.
"Baiklah aku akan berpamitan dulu pada kak Yasmin dan Tante Elina" Afriel beranjak dari duduk nya melenggang masuk untuk berpamitan pada Yasmin dan Elina.
Ting'
Gawai yang ada di saku Tom berbunyi dengan segera dia membuka pesan masuk.
Georgio;
'Tuan, saya sudah menjalankan perintah anda'
'Lakukan tugas selanjutnya, ingat tanpa sepengetahuan dia!' pesan Tom terkirim.
Georgio;
'Baik tuan'
Tom menarik nafas dalam, seulas senyum terbit dari bibir nya.
"Semoga semua ini bisa sedikit menebus kesalahan ku" lirih nya. Tom melirik ke arah pintu ternyata ada Yasmin juga Afriel yang nampak keluar bersama menghampirinya.
"Tommy, Afriel kamu yang antar kan?" tanya Yasmin. Tom beranjak dari duduk nya.
"Tidak kak, biar sopir yang mengantar" jawab Tom seraya melangkah masuk ke dalam.