Dinikahi Kakak Mantan Pacarku

Dengan cepat Galih menengok ke arah dimana Bagas diam mematung melihatnya.

"Om Bagas," Sheina berlari memeluk kaki Bagas.

"Kamu gak sekolah Shein? Bagas mengelus rambut Sheina lembut.

"Sheina udah pulang sekolah, abis main di playground sama papa dan tante Nadya, terus makan bareng deh. Om Bagas telat sih, jadi gak di ajak. " Sheina menjulurkan lidahnya, meledek Bagas.

Bagas berjalan perlahan ke arah Nadya dan Galih, yang sedari tadi menunggu Sheina.

"Ikut aku sayang, " Bagas menarik tangan Nadya sedikit kasar dengan wajah yang memerah menahan emosi.

"Kak sakit , lepas !"

Galih berusaha membantu Nadya tapi dengan cepat Bagas menepisnya. "Lo diem, gak usah ikut campur !" Telunjuk Bagas menunjuk ke arah wajah Galih.

Nadya tidak mau sampai terjadi keributan di tempat umum, di tambah ada Sheina disitu, terpaksa Nadya menuruti apa keinginan Bagas.

Galih pun dilema dengan situasi ini, di sisi lain dia ingin menolong Nadya dari Bagas, tapi sisi lainnya dia tidak mau Sheina melihat keributannya dengan Bagas.

"Om Bagas kok marah sama tante Nadya? Ke toko bukunya gimana Pah ? Tanya Sheina yang sedari tadi melihat sedikit cuplikan keributan Bagas.

"Di tunda dulu ya sayang, kita pulang sekarang yuk. Sheina harus tidur siang." Ucap Galih.

Sheina mengangguk, seakan mengerti situasi saat ini. Biasanya anak itu akan merengek bila sesuatu yang di inginkannya batal di lakukan.

Galih menggendong Sheina untuk mempersingkat waktu sampai ke parkiran mobil.

~

"Lepas !!!!" Nadya menghentakkan tangannya kasar , sehingga terlepas dari genggaman Bagas.

"Aku cari cari kamu sampai bolos kuliah, taunya kamu malah nge mall sama Galih disini." Ucap Bagas menggebu.

Nadya menatap nyalang Bagas yang ada di hadapannya. "Apa urusannya sama kamu kak? Aku bukan siapa siapanya kamu lagi, jadi terserah aku mau jalan sama siapa! "

"Stop Nadya Kharisma ! Aku gak mau denger kata kata itu , aku pacar kamu, kita belum putus, dan gak akan pernah putus." Kata Bagas tegas.

"Terserah mau bilang aku apa dan siapa, yang jelas aku udah anggap kamu gak pernah ada di hidup aku! "

Nadya berjalan cepat keluar lobby mall, Bagas kembali menarik paksa Nadya, agar berhenti.

"Stop ikutin aku, atau aku bakal teriak ! Kamu liat kan banyak security disini. Jadi tolong biarin aku pergi! "

Bagas melepaskan Nadya kali ini, dia tidak mau memperumit keadaan dengan membuat keributan disini. Tujuannya kali ini pada Galih. Dia harus menemuinya saat ini juga.

Di sisi lain Dayu yang menunggu kedatangan Bagas di barbershop sudah mulai resah, karena sudah menunggu terlalu lama. Terakhir kali Bagas membalas chat bahwa dia sudah berada di parkiran mall, tapi sudah hampir satu jam berlalu pria itu belum menampakkan dirinya juga.

Dayua memutuskan untuk pulang, tak lupa mengabari Bagas di chat untuk tidak datang ke barbershop.

~

Sampai di rumah...

"Sheina tidur sama sus dulu ya, Papa masih ada urusan di luar." Galih mengecup kening anak gadisnya itu lalu pergi meninggalkan rumah. Tujuannya kali ini adalah ke rumah orang tuanya, Galih ingin menunggu kedatangan Bagas, dia ingin membicarakan peristiwa yang tadi terjadi di mall.

"Sheina mana Gal? Tanya bu Yulia.

"Lagi tidur siang mah , kecapean habis main di playground. kebetulan tadi ketemu Nadya di mall, Sheina minta di temenin Nadya, untungnya dia lagi free, jadi mau nemenin Sheina main."

"Baik banget Nadya. Walaupun Bagas udah nyakitin dia, tetep perlakuan dia sama Sheina tidak berubah." Bu Yulia langsung melow saat mengingat sikap Nadya.

"Tau gitu Galih gak usah cerita deh kalau Mama jadi sedih begini."

"Engga sedih Gal, cuman ngerasa kecewa aja Nadya engga jadi calon menantu Mama lagi sekarang."

Galih mengusap lembut pundak mamanya, doakan saja yang terbaik untuk keluarga kita dan juga Nadya Mah.

*BUGHHHH

Galih tersungkur jatuh lumayan keras ke lantai, akibat tendangan mendadak dari Bagas dari posisi belakang.

"Gue udah bisa baca kelicikan lo sampe sini ! Lo mau rebut Nadya dari gue kan !!!

"BAGAS ! apa apaan kamu hah !!!!" Bu Yulia bicara terengah-engah melihat Galih yang di serang tiba tiba oleh anak bungsunya itu.

"Dia udah rebut Nadya dari Bagas Mah ! BAGAS GA TERIMA !!!!"

Emosi Galih tidak bisa di tahan lagi, terlebih saat mendengar Bagas berbicara dengan mama nya dengan nada membentak.

Galih berusaha bangkit perlahan, walaupun kepalanya sedikit sakit akibat terbentur lantai tadi.

Dengan sekali tarikan dia menyeret Bagas dengan mencengkram baju Bagas dia bagian leher. Galih membalas dengan satu pukulan di wajah Bagas, terjadilah keributan besar di dalam rumah itu.

"Ga selamanya gue harus terima aja sama sikap ga sopan lo sama gue ! Dari tadi gue udah berusaha nahan, tapi kalau soal lo ngebentak mama gue gak akan tinggal diam. Lo emang harus di kasih pelajaran !!!! Galih berbicara sambil terus menghantam pukulan pada wajah dan tubuh Bagas. Mereka saling melawan satu sama lain tidak ada yang mau mengalah.

Bu Yulia berusaha memisahkan sekuat tenaga dan ....

*BUGHHHH

"wanita paruh baya itu tak sadarkan diri akibat terlempar ke lantai akibat terdorong oleh kedua pria yang sedang berkelahi itu.

"MAMA !!!!!!!!!!" Teriak keduanya bersamaan.

Bu Yani yang baru tiba dari pasar pun langsung bergegas membantu majikannya itu.

Galih langsung dengan cepat menggendong mamanya ke mobil dan membawa ke rumah sakit di bantu oleh Bu Yani.

Bagas menyusul menggunakan motor ke rumah sakit. Tidak terfikir untuk menghubungi papa nya karna fikirannya sedang kalut saat ini.

~

Dokter sedang memeriksa keadaan bu Yulia di dalam.

Galih,Bagas dan bu Yani terlihat gusar menunggu di luar ruangan.

Pak Fery dengan tergesa berjalan dilorong rumah sakit , begitu di kabarkan bu Yani , beliau langsung membatalkan seluruh jadwalnya di kantor.

"Gimana mama Gal ?" Galih menjadi tujuan pak Fery untuk bertanya soal keadaan istrinya.

"Masih di periksa Pah," Jawab Galih sambil menunduk.

"Ini kenapa kalian berdua mukanya babak belur begini? Apa ini sebabnya mama kalian masuk ke rumah sakit HAH !"

Galih dan Bagas masih membisu , keduanya tidak ada yang mau menceritakan kejadian yang sebenarnya.

"Bu Yani , bisa tolong jelaskan pada saya , apa yang sebenarnya terjadi ? Karna tiba tiba kedua anak saya bisu semuanya !" Ucap pak Fery.

"Saya tadi belanja ke pasar tuan. Pas saya sampai rumah, nyonya sudah dalam keadaan tak sadarkan diri di lantai. Jadi saya tidak tahu pasti awalnya bagaimana." Bu Yani menjelaskan sambil menunduk , tidak berani menatap Galih dan Bagas.

Pak Fery meraup wajahnya kasar, pria itu bisa menyimpulkan bahwa kedua anak laki-lakinya ini bertengkar.

Beberapa perawat mengeluarkan pasien dengan ranjang yang di dorong menuju keluar ruangan. Pasien itu adalah bu Yulia ...

Sus ini Ibu saya mau di bawa kemana , Galih dan Bagas bertanya sambil mengikuti kemana suster itu membawa Mamanya.

"Pasien di pindahkan ke ruang ICU , untuk lebih jelasnya bisa bertanya pada dokter saja pak." Jawab salah satu suster yang bertugas.

Bagas dan Galih tertahan di luar ruangan, karena petugas melarang mereka masuk.

Pak Fery di panggil untuk menghadap dokter yang tadi memeriksa keadaan istrinya,