Alexa Rahmania atau biasa di panggil Ale mahasiswi berprestasi penyuka anak kecil. Ale anak kedua dari pasangan Rahmat Hudaya seorang pegawai pemerintahan dan Ida ningsih ibu rumah tangga.
Ardan Ramadhan kakak dari Ale seorang abdi negara kebanggaan Ibu Ida. Ibu Ida kerap kali membedakan kedua putra putrinya.
Bagaimana kisahnya??
Ikuti terus ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Meitania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nyonya
Benar saja ajakan mandi Bima bukan hanya mandi Ale di buat harus mandi lagi setelah pagi tadi mandi karena ulah Bima semalam. Dan saat akan pergi ke kantor Bima terus merengek seperti anak kecil meminta Ale untuk ke kantor siang nanti. Dan otak jail Ale pun bekerja. Ale terus pura-pura menolak ajakan Bima.
Hingga Ale pun menyerah dan mengiyakan permintaan Bima karena Bima tak kunjung pergi bekerja. Keira yang melihat tingkah Daddy nya pun hanya bengong tak mengerti. Ale bisa bernafas lega setelah Bima akhirnya pergi bekerja. Ale menyiapkan diri untuk menyuapi mpasi pertama Keira.
Keira duduk di kursinya sendiri kemudian Ale menyuapinya sedikit demi sedikit. Ale senang karena Keira sangat lahap memakan makanan buatannya. Bahkan Keira nampak masih menginginkannya lagi setelah mangkuk makannya habis membuat Oma Winda gemas di buatnya.
"Ayo kakak bersih-bersih dulu ya. Pipinya cemong nih abis makan." Ale.
Keira pun tampak kesal dan menangis karena dirinya bukan ingin di bersihkan melainkan menginginkan lagi makanannya namun Ale tak memberinya kembali karena tidak ingin di biasakan hanya sesuai porsinya saja.
"Wah, sayangnya Oma sudah cantik lagi. Sini main sama Oma." Ajak Oma Winda.
Ale membawa Keira bermain di atas playmatt di dekat Oma Winda. Keira nampak melupakan rasa ingin makannya. Kini fokusnya teralihkan pada mainannya yang bergelantungan dan menimbulkan bunyi-bunyi membuatnya sibuk melihat kemana-mana.
"Kamu bersiap saja Le. Bukannya Bima meminta kamu ke kantor?" Oma Winda.
"Iya Mi. Ale bikin makanan dulu deh." Ale.
"Ya udah sana. Nanti malah terlambat makan siang lagi." Oma Winda.
"Ale titip Keira ya Mi." Ale.
"Iya sayang. Sudah sana Kei ada Mami sama Sus." Oma Winda.
"Makasih Mi." Ale.
Ale pun bergegas ke dapur membuatkan makanan untuk Bima. Cukup berkutat sekitar satu jam Ale pun segera bersiap pergi ke kantor Bima. Ale menggunakan dress selutut dengan flatshoes. Rambutnya di biarkan tergerai. Setelah berpamitan pada Oma Winda Ale pun pergi ke kantor Bima dengan di antar oleh Pak Maman.
Tak memerlukan waktu lama Ale sudah berada di lobi perusahaan. Ale menenteng paper bag mendekati resepsionis. Menyapa ramah dan menanyakan keberadaan Bima.
"Selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya resepsionis bername tag Putri.
"Saya mau ketemu sama Pak Bima." Ale.
"Apa sudah membuat janji?" Putri.
"Sudah." Ale.
"Baiklah. Silahkan anda menaiki lift yang itu untuk naik ke lantai 12." Putri.
"Terima kasih." Ale.
Ale pun menaiki lift. Setelah tiba di lantai 12 Ale bertemu kembali dengan resepsionis yang lain dan kali ini laki-laki bername tag Tono. Ale pun tersenyum ramah dan kembali menanyakan keberadaan Bima.
"Selamat siang. Apa anda telah membuat janji Nona?" Tanya Tono to the poin.
"Sudah. Saya akan bertemu dengan Pak Bima." Ale.
"Maaf Nona siapa nama Anda?" Tanya Tono kembali.
"Alexa." Jawab Ale.
"Maaf Nona tapi tidak ada jadwal tamu dengan nama Alexa. Apa mungkin anda salah lantai dan bukan Bima bos kami yang anda maksud. Bisa saya bantu di defisi mana orang yang anda akan temui." Tono.
"Ngga Pak. Saya ga salah. Tolong bapa hubungi saja bos bapak bilang alexa sudah ada di sini." Kesal Ale.
Para karyawan memang belum mengetahui pernikahan Bima dan Ale karena acara di adakan sangat sederhana seperti keinginan Ale.
"Maaf Nona tapi tidak ada daftar tamu dengan nama Alexa. Dan tidak ada jadwal pertemuan siang ini hingga sore nanti." Tono.
Keributan di depan lift mengusik Bela sekretaris Bima untuk mendekati Tono sebagai resepsionis lantai 12. Bela pun menelisik Ale dari atas hingga bawah.
"Ada apa Pak Tono?" Tanya Bela.
"Maaf Bu Bela. Nona ini mengaku telah membuat janji dengan Pak Bima. Tapi di daftar tidak ada tamu dan tak ada jadwal pertemuan siang ini hingga sore nanti." Jelas Tono.
"Maaf Nona. Sepertinya Nona salah lantai." Bela.
"Tidak." Jawab Ale santai.
"Maaf Nona. Apa Nona tidak mendengar penjelasan teman saya tadi?" Bela.
Mendengar ribut-ribut Firman pun keluar dan betapa terkejutnya ketika Bela terlihat sedang mengusir Ale secara halus.
"Astaga! Nyonya maafkan mereka. Mereka tidak mengetahui siapa Nyonya. Mari Nyonya silahkan. Pak Bos sudah menunggu anda sepertinya." Ucap Firman segera membawa Ale ke dalam ruangan Bima.
"Terima kasih Om Firman." Ale.
"Sama-sama Nyonya. Silahkan." Firman.
"Nyonya." Batin Bela.
Ale melenggang ke ruangan Bima seperti yang telah di tunjukan Firman. Sementara Bela dan Tono masih terdiam membisu mendengar Firman menyebut perempuan muda tadi Nyonya. Dan lihatlah Firman begitu menghormati perempuan muda tadi. Kemudian Bela dan Tono pun saling berpandangan.
"Ibu ga tau Bu siapa tadi?" Tono.
"Kalo saya tau ga mungkin saya suruh dia keluar lagi Ton." Bela.
"Kira-kira siapa ya Bu? Bening banget Bu." Tono.
"Ck... Dasar cowok." Ucap Bela berlalu dair hadapan Tono.
Sementara di dalam ruangan Bima memeluk Ale dengan erat mencurahkan rasa rindunya. Padahal mereka baru saja berpisah beberapa jam yang lalu. Ale pun membalas pelukan Bima.
"Udah Mas. Kita makan dulu ya." Ale.
"Sebentar lagi aja Yang plis." Bima.
Ale pun hanya bisa pasrah menerima perlakuan Suaminya yang semakin hari semakin bucin terhadapnya. Ale tak pernah menyangka jika Bima yang tegas dan dingin bisa berlaku manja padanya dan begitu bucin. Ale mengerti mengapa Bima begitu sakit hati terhadap mantan istrinya yang berselingkuh. Pelukan mereka pun harus terlepas karena ponsel Ale terus berbunyi.
"Siapa sih Yang?" Tanya Bima sedikit kesal.
"Dinda Mas." Ale.
"Ish... Bocah itu ganggu aja." Bima.
"Sebentar Ale angkat dulu ya." Ale.
"Iya. Ya udah Mas siapin makanannya ya." Bima.
Ale duduk di sofa di samping Bima yang sedang membuka makanan yang di bawa Ale sementara Ale menjawab panggilan telfon Dinda dengan membuka panggilannya tanpa ada yang di tutupi dari Bima.
"Halo.." Ale.
"Alexa... Lama banget sih jawabnya. Lagi ngapain sih?" Cerca Dinda.
Baru saja Bima akan mengeluarkan suaranya karena panggilan Dinda pada Ale yang dengan memanggilnya langsung tanpa embel-embel Tante. Namun ale segera memberi kode agar Bima diam tak bersuara.
"Iya Maaf ini gw baru nyampe kantor suami. Kenapa hm?" Jawab Ale dengan lembut seperti biasanya.
"Aaa... Gw kesel..." Dinda.
"Kesel kenapa? Berantem lagi sama Nayla?" Ale.
"Ngga."
"Terus kenapa?" Ale.
"Pokoknya gw kesel Alexa. Kesel. Percuma libur kalo tetep ha bisa ketemuan." Dinda.
"Loh, lu ke rumah Oma?" Ale.
"Ngga."
"Terus lu marah sama siapa? Tiwi? April?" Tanya Ale.
"Bukan kalian juga?" Dinda.
"Terus?"
"Bang Wahyu."
🌹🌹🌹