Seorang gadis berusia 23 tahun bernama Aleta Quenby Elvina yang biasa dipanggil Vina ini memiliki jiwa kepemimpinan dan suka menolong dalam bidang kesehatan. ia seorang dokter muda yang memiliki talenta dalam ilmu kedokteran hingga ia bertemu dengan dengan orang yang sangat menyebalkan itu. mau tau selengkapnya mari simak bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon carlin_ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
🌼 HAPPY READING 🌼
_____
Bug
Satu pukulan keras mengenai Nia, membuat Nia sedikit menjauh dari kedua pria sedang berkelahi. Nisa yang melihat Nia menjauh sambil memegang kepalanya yang pusing.
Nia jatuh tidak sadarkan diri syukur Nisa menyadari dengan cepat Nisa menahan Nia agar tidak terjatuh ke lantai. Sontak Vina yang melihat pun mendekati kedua orang pria yang sedang memamerkan kekuatan.
Satu kepalan tangan Vina mendarat ke pipi Adam. Pukulan Vina membuat Haikal berhenti memukuli Adam tapi, ketika Vina melihat dia. Dan satu pukulan sangat keras mengenai perut Haikal.
" Kalian tidak lihat itu " ucap Vina sambil menunjuk ke arah Nisa yang sedang memapah badan Nia ke dalam rumah.
" Kak! tolong Nisa angkat Nia " perintah Vina pada Haikal yang memengang perut bekas pukulan Vina.
Haikal langsung mengangkat badan Nia ke dalam rumah. Nisa menuntut Haikal untuk menaruh Nia di kamarnya, Haikal menaruhnya dengan perlahan sambil memeriksa apakah ada yang parah?.
Sedangkan, di luar Adam sedang duduk di sofa sambil menggerakkan wajah yang terasa sakit. Vina di dapur membuatkan teh hangat untuk semua.
Vina mengambil kotak p3k membawanya untuk Adam tapi Nisa sudah lebih dulu mengobati Adam.
" Minum ini selagi masi hangat " ucap Vina menaruh dua gelas di atas meja.
Dan berjalan menuju kamar Nisa melihat Nia sedang terbaring dengan sudut bibir terdapat darah yang sudah mengering. Vina duduk di samping Nia dan membersihkan bibir Nia.
" Nia hanya pingsan " ucap Haikal untuk mencairkan suasana.
" Terlalu kekanak-kanakan " ucap Vina tetap fokus membersihkan wajah Nia dengan handuk basah yang tadi ia bawa.
Haikal menghela nafas berat, mengusap wajah kasar Haikal sangat frutasi mengacak rambutnya sendiri dan menariknya.
" aku akan mengobati luka mu " ucap Vina datar tanpa senyum atau tawa yang sering Haikal lihat.
Setelah selesai Vina berjalan keluar ke ruang tamu mau melihat Nisa mengobati Adam tapi, Angga yang mengobati Adam.
" Di tekan kuat saja, kak " ucap Vina. Adama meringis setiap kali Angga menekan luka yang di sudut bibirnya.
" Sudah pasti, kamu sengaja ya.. mau dekati Nisa, itu tidak akan terjadi " ucap Angga tadi melihat Nisa mengobati Adam dengan jarak yang dekat membuatnya cemburu.
" Tidak kok " jawab Adam sambil meringis.
" Siap berkelahi berarti siap luka " Vina berjalan menuju meja makan.
Vina menaruh kotak p3k di meja dan beralih mengambil mangkuk berisi air panas. Handuk yang dari tadi ia bawa menaruhnya di mangkuk.
" Duduk dan angkat baju mu sedikit " perintah Vina memasang wajah datar. Haikal hanya mengikuti Vina dari tadi tanpa suara. Entah, ia bingung dengan sikap Vina yang berubah seperti waktu mereka pertama kali bertemu.
" Maaf " satu kata keluar dari bibinya melihat bekas merah kebiruan di perut kesar Haikal. Vina susah menelan ludah. Bentuk perut Haikal sangat mengagumkan.
" Vi kenapa kamu pergi tanpa bilang dulu kepada ku " ucap Haikal dengan berhati-hati. Haikal sangat kesakitan dengan pukulan Adam di tambah dengan Vina.
" Kaka siapa? Emang harus yaa "
Vina selesai mengopres perut Haikal dengan air beralih mengambil kotak p3k. Vina mengambil kapas dan menuangkan obat luka. Membersihkan bibir Haikal yang terluka.
Haikal melihat Vina dengan jarak sedekat ini membuat jantungnya berdetak kencang. Haikal hanya menatap Vina.
Vina yang melihat Haikal terus melihat kearahnya. Menekan kuat bibir Haikal dengan kapas. Haikal meringis kesakitan.
" Sakit Vi " menahan tangan Vina tidak menekan lagi. Apa dia marah padaku? Karena apa?
' haiisss Vina kamu terlalu kemakan hati '
Tangan Vina masih di pengangnya. Haikal menarik tengkuk leher Vina. Haikal mencuri cium dari Vina.
Sontak Vina ke dua mata Vina terbuka. Vina masih kaget dengan tingkah Haikal hanya diam saja. Haikal merasa tidak ada penolakan terhadap Vina. Sedikit ******* bibirnya.
Vina memukul dada Haikal tapi tidak dihiraukan dengan Haikal. Tidak ada jalan lain Vina menekan perut Haikal.
" Shhh sakit " ucap Haikal memegang perutnya. Vina mengepal kuat kedua tangan berusaha menahan marah.
" Vina kamu potong ayam ya.. " perintah Nisa yang melihat wajah Vina menahan marah. Nisa lebih mengenali Vina daripada yang lain.
Vina mendengar perintah Nisa langsung menuju wastafel. Mengambil satu ekor ayam yang di siapkan Nisa tadi.
" Potong pelan-pelan saja Vin, jangan emosi " ucap Nisa seperti mengejek Vina. Vina memotong ayam dengan kasar membuat Haikal susah menelan ludahnya sendiri.
" Iya " ketus Vina setiap apa yang ia lakuin pasti di ketahui oleh Nisa. Apakah Nisa membaca perasaan seseorang? Siapa yang tau. Vina fokus memotong ayam dengan di dukung pisau yang baru saja di asa membuat Vina semangat memotong ayam.
Nisa sedang mengupas bawang di meja makan sesekali melirik Haikal yang menatap punggung vina. Begitu lama Haikal melihat punggung Vina. Nisa sangat yakin kalo Haikal sangat menyukai Vina dia bukan menganggap Vina itu adik sahabatnya.
" Vina berhenti main air, Nanti basah" Nisa melihat Vina sudah selesai memotong ayam tapi tetap di wastafel. Vina berbalik badan sambil cengengesan. Membuat Nisa menghela nafas kasar.
" Susah banget sih di bilangin. Kan, jadi basah begini. Kenapa sih suka main air begini. Cepat ganti baju sana " ucap Nisa melihat baju Vina basah kuyup.
Vina berlari menuju kamar. Nisa hanya menggelengkan kepala melihat sifat Vina seperti anak kecil. Tapi, matanya melirik ke arah pri yang sedang duduk di kursi.
" Jangan lirik terus pak. Nanti di makan hidup-hidup loh " goda Nisa Haikal yang tinggal memperhatikan Vina.
" Panggil Haikal saja. Kayaknya umur kita tidak jauh berbeda. " Ucap Haikal merasa tuan setiap orang memanggilnya dengan sebutan Bapak. Tapi, mau gimana lagi dia seorang pemimpin rumah sakit. Pasti setiap pekerja akan memanggilnya dengan sebutan Bapak.
" Kamu menyukai vina, kan. Aku bisa lihat dari wajah dan dari tadi kamu selalu menatap Vina. Aku cuma mau kasih tau Vina hanya memilih satu untuk selamanya. Jadi kalo kamu kurang yakin dengan perasaan sendiri jangan buat Vina berharap. Bi balik sifat galaknya dia juga manusia biasa yang bisa sakit hati. " Ucap Nisa sangat paham akan sifat Vina.
' apa dia mulai membuka hati untuk? Apa dia marah karena tadi malam? Apa dia '
" Makasih " ucap Haikal memberikan senyum terbaik yang ia punya.
" Jangan senyum senyum dengan calon istri gue. Lo mau mati heh? " Ucap Angga meramas pundak Haikal. Haikal sedikit meringis badannya masih terasa sakit bekas berkelahi tadi.
" Hai sayang " anggap mengecup kening Nisa yang sedang memasak opor ayam.
" Kamu masak apa aku sangat lapar " tanya Angga dengan lembut melihat calon istrinya sedang memasak.
____
Jangan lupa like dan komen 💙
Vote juga jangan lupa🤗
Ig: carlin_ar.