Selama ini aku percaya saja hubungan ini akan baik-baik saja walau di tempa jarak yang jauh. Tapi suatu hari, ucapan sahabatku membuatku sedikit resah hingga terbesit niat ku untuk memberi kejutan kepada suami di rumah dinasnya di kota lain.
Tetapi bukan hanya suamiku yang terkejut, aku pun terkejut mendapati ada wanita lain di rumah dinas suamiku. Apalagi aku memergoki mereka tengah berduaan di terik panas siang ini. Ternyata selama ini suamiku dijaga oleh wanita lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Terbakar Api Cemburu
Bab 27
Terbakar Api Cemburu
(Pov Author)
Hati Heru gelisah melihat Indah tertawa manis di hadapan laki-laki lain. Perasaan kalut menyelimuti hatinya hingga naik ke ubun-ubun.
Semenjak pertemuan mereka di Surabaya waktu itu, Heru sudah tidak pernah melihat istri pertamanya itu tersenyum, apa lagi tertawa lepas seperti tadi. Sungguh membuat Heru menjadi panas dingin karenanya.
Heru mengusap wajahnya dengan kasar, ia tidak rela Indah tersenyum kepada lelaki lain. Heru mencoba menghubungi Indah namun gagal. Berkali-kali ia mencoba namun gagal dan terus gagal. Heru juga mencoba menghubungi Indah lewat aplikasi media sosial lainnya. Namun hasilnya masih tetap sama, Indah tidak bisa untuk di hubungi.
"Apa dia juga memblokir aku di semua media sosialnya?!" Gumam Heru kesal pada angin.
Ia teringat salah satu gosip selebriti yang sedang viral baru-baru ini. Bahwa menggunakan aplikasi ojek online juga bisa menghubungi kontak yang tersimpan dalam handphonenya.
Tanpa membuang waktu, Heru segera membuka aplikasi ojol itu dan benar saja, Indah masih bisa ia hubungi dari aplikasi itu meski hanya lewat sebuah pesan.
Heru : Indah ini aku. Kenapa kamu memblokirku di semua akses media Indah? Jangan blokir aku, ada yang ingin aku katakan dan itu penting!
Pesan sudah terkirim. Beberapa saat menunggu pesan itu belum di baca juga. Sesekali Heru terus melihat ke layar gawainya, berharap Indah sudah membaca pesan itu. Namun harapan Heru tak kunjung terpenuhi karena sudah lebih dari setengah jam pesan itu belum juga di baca oleh Indah.
Heru mengusap wajahnya dengan kasar, lalu menarik rambutnya seperti orang yang kalah judi.
Perilaku Heru yang seperti itu tak luput dari pengamatan Wina yang sejak tadi melihat suaminya seperti orang yang sedang terbakar api cemburu di ruang tamu rumah mereka.
Dari situ Wina jadi benar-benar tahu, kalau suaminya masih menyimpan rasa cinta yang begitu besar terhadap istri pertamanya. Wina kecewa atas kenyataan itu. Ia merasa sakit hati dan iri kepada Indah yang masih mendapatkan hati Heru.
"Ada apa sih Mas?"
Wina tidak tahan lagi melihat sikap Heru hingga pura-pura bertanya pada suaminya itu.
"Oh, kamu belum tidur?" Tanya Heru yang langsung berubah manis setelah melihat kehadiran Wina.
"Bagaimana aku bisa tidur kalau Mas saja belum memelukku."Ujar Wina manja.
"Mas belum bisa tidur."
"Kenapa? Karena Mbak Indah tadi siang?" Tanya Wina menyelidiki.
"Bukan, karena pekerjaan besok." Kilah Heru mencoba berbohong agar Wina tidak cemberut jika mengetahui ia masih memikirkan Indah.
Wina kesal Heru telah berbohong padanya. Karena sedari tadi ia melihat gelagat Heru yang tidak biasa setelah melihat kedekatan Indah dengan laki-laki lain tadi siang.
"Sudah jangan manyun begitu, tidak baik untuk kesehatan calon bayi kita."
Heru berusaha membujuk Wina sambil merangkul tubuh istri keduanya itu dengan mesra. Lalu menggiring Wina masuk ke kamar dan merebahkan diri bersama. Heru mencium kening Wina, lalu mencium perutnya yang belum terlalu kelihatan membuncit.
Usia kehamilan Wina masih sangat muda. Masih di fase yang sangat rentan yaitu trimester pertama usia kandungan 1–13 minggu. Dimana fase itu ibu muda terkadang mengalami morning sickness dan perlu memperhatikan asupan yang di butuhkan tubuh serta kesehatan mental dalam artian menghindari stres.
Stres tidak hanya berdampak negatif untuk kesehatan ibu, tetapi juga perkembangan kehamilan. Bahkan, stres yang tidak ditangani bisa membuat ibu hamil mengalami keguguran. Dan ini lah yang sangat tidak diinginkan terjadi oleh Heru. Apalagi Ibunya sangat menginginkan cucu setelah sekian lama menikahi Indah, istri pertamanya itu tidak kunjung dikabarkan hamil.
Wina membalas ciuman Heru dengan kecupan-kecupan kecil di seluruh wajah Heru hingga ke leher lelaki yang mulai naik ha*s*rat kelelakiannya itu. Lalu mengusap pusaka warisan leluhur yang mulai menegang dibalik celana boxer yang suaminya gunakan.
Godaan Wina luar biasa hingga membuat Heru sejenak lupa akan kecemburuannya terhadap Indah. Wina sungguh mampu membuai Heru di atas ranjang hingga lelaki itu ingin selalu mengulanginya lagi dan lagi.
Penuh keringat bercucuran ketika mereka berdua telah sampai pada ujung kenikmatan setelah mengarungi lautan g*a*i*rah yang menguasai diri. Mereka pun jatuh terkulai lemah di atas tempat tidur yang menjadi saksi bisu panasnya percintaan dua manusia malam itu.
***
Keesokan harinya saat sore menjelang pulang kerja. Seperti biasa Indah keluar dari kantornya bersama Rara menuju parkiran sepeda motor mereka. Mereka berpisah di perempatan jalan menuju rumah masing-masing.dan Indah pergi ke sebuah mini market untuk membeli beberapa keperluan dirinya.
Satu kantong besar bergantung di sepeda motornya setelah Indah selesai membeli barang-barang yang ia butuhkan. Kemudian ia pun melaju menuju kosan sebelum waktu maghrib menjemput dirinya.
"Assalamualaikum Pak Mahmud."
"Waalaikumsalam Nak Indah. Baru pulang?"
"Iya Pak. Belum selesai tugasnya Pak?" Tanya Indah kepada lelaki tua renta yang setiap hari mengambil sampah di kosan itu untuk di buang ketempat pembuangan sampah.
"Ini yang terakhir Nak."
"Oh... Ini Pak. Saya ada sedikit rejeki buat bapak. Semoga keluarga di rumah suka ya Pak."
Indah mengeluarkan beberapa jenis kue dan camilan yang ia beli tadi di mini market dan di berikan kepada Pak Mahmud.
"Alhamdulillah, banyak bener Nak Indah."
"Tidak banyak Pak, hanya beberapa saja. Semoga Bapak dan keluarga suka."
"Pasti mereka suka Nak. Terima kasih ya Nak, semoga Allah membalas kebaikan Nak Indah dengan rejeki yang banyak." Doa yang tulus dari Pak Mahmud.
"Aamiin. Ya sudah, saya kedalam dulu ya Pak."
"Mari Nak, silahkan."
Indah pun masuk ke dalam kosannya. Tanpa ia ketahui sedari tadi Heru mengamati dirinya dari jarak yang tidak terlalu jauh.
Heru membuntuti Indah sejak wanita itu keluar dari kantornya. Ia sengaja mengikuti sembunyi-sembunyi karena jika Indah tahu, sudah pasti lelaki itu tidak akan bisa mengetahui dimana tempat tinggal istri pertamanya itu berada.
"Jadi dia tinggal di kosan?" Tanya Heru pada angin.
"Ting!"
Bunyi pesan wa dari handphone milik Heru berdenting dari saku celananya. Ia pun mengambil gawainya dan membaca pesan itu.
Wina : Mas kok belum pulang?
Heru segera membalas pesan Wina agar istri keduanya itu tidak khawatir.
Heru : Mas baru saja mau pulang, habis nambal ban bocor
Lagi-lagi kebohongan tercipta untuk menutupi kebohongan lainnya.
Wina : Oalah Mas. Ya sudah hati-hati ya Mas...
Heru : Iya sayang, sebentar lag Mas sampai.
Heru kemudian melihat pesan yang ia kirim lewat aplikasi ojol kepada Indah. Namun sampai hari itu, pesan itu belum juga di baca oleh Indah.
"Apa aku harus menulis pesan dengan banyak emot cinta dan kemesraan seperti yang viral itu ya, supaya Indah mau merespon pesanku?" Lagi-lagi Heru bertanya pada angin.
Heru memasukan lagi handphonenya ke dalam saku celananya ketika dirasa Wina tidak lagi membalas pesannya. Kemudian lelaki itu pun melaju membelah jalan ibu kota untuk kembali ke rumahnya.
Bersambung...
**Baca juga novel ku yang berjudul LYSAA, GADIS PENAKLUK bagi yang suka kisah gadis kuat yang tangguh dengan romansa percintaan yang mengundang gelak dan tawa. **
Atau CINTA AKU SEIKHLASMU bagi yang menyukai kisah penuh haru biru. Terima Kasih 🙏
Note : jangan lupa untuk selalu like dan komen setiap bab ya, karena jejak kalian sangat berharga bagi Author. Terima kasih 🙏😊
gak sadar apa ya kalau gak dipungut kel.fandi entah gimana nasibnya.dicampakan orangtuanya di pinggir jalan.