Pembalasan Istri Yang Teraniaya

Pembalasan Istri Yang Teraniaya

Bab 1 Wanita Lain

Bab 1

Wanita Lain

Note : jangan lupa untuk selalu like dan komen setiap bab ya, karena jejak kalian sangat berharga bagi

Author. Terima kasih 🙏😊

***

Sudah tiga bulan Mas Heru belum pulang lagi ke rumah ini karena banyaknya pekerjaan hingga ia menjadi begitu sibuk, begitu katanya di telpon.

Ku putuskan untuk mengambil cuti tahunan ku minggu depan. Kasihan juga bila selalu Mas Heru yang datang bolak balik ke kota ini. Sesekali aku juga harus mendatanginya di sana. Anggap saja ini kejutan untuknya.

Langkah ku terasa ringan begitu turun dari pesawat. Ku seret koper ini perlahan mencari taxi yang bisa membawaku menuju rumah dinas suamiku. Ini kedua kalinya aku kesini setelah setahun yang lalu. Hati ini berdebar-debar membayangkan saat pertemuan kami yang penuh haru biru nantinya.

Bisa ku bayangkan, betapa terkejutnya Mas Heru kala melihat kedatanganku. Dengan senyum manisnya ia membentangkan ke dua tangannya dan siap memeluk tubuh ini yang sudah 3 bulan tak di sentuh.

Ah, alangkah bahagianya hati.

Rasa lelah tak kurasakan lagi karena akan bertemu sang pujaan hati. Ah, tak sabar rasanya ingin cepat-cepat sampai dan bertemu suamiku.

Rumah bercat putih sudah ada di depanku. Ku lihat di samping rumah baju-baju suamiku berjejer rapi di jemur. Hatiku menjadi pilu, kasihan sekali ia harus mencuci sendiri selama ini. "Sabar ya Mas, sekarang sudah ada aku yang akan meringankan pekerjaanmu," lirihku.

Hari minggu seperti ini Mas Heru pasti ada di rumah. Apalagi kendaraan roda empatnya terparkir memenuhi halaman rumah dinas itu.

"Tok...tok...tok..!"

Aku pun mengetuk pintu tanpa mengucapkan salam, sengaja untuk membuat kejutan karena Mas Heru pasti hafal suaraku jika aku mengucapkan salam.

Tidak ada respon dari dalam sana. Tapi aku tetap bersabar dan menunggu sampai pintu itu terbuka.

"Tok...tok...tok...!"

Sekali lagi aku mengetuk pintu dengan sabar dan dengan hati berdebar-debar. Aku saja seperti ini rindunya, apalagi Mas Heru yang akan menerima kehadiran ku disini, aku yakin Mas Heru lebih berdebar jantungnya melebihi aku.

Terdengar suara sedikit gaduh di dalam sana. Aku dengan setia menunggu di luar untuk di bukakan pintu. Hati ini semakin berdebar-debar menantikan Mas Heru.

"Cklek!" Dan pintu pun terbuka.

"Assalamualaikum Mas..."

Sapa ku mengucapkan salam dengan mata berkaca-kaca haru karena sudah lama tidak bertemu.

"Indah!"

Mas Heru bergumam mungkin terkejut melihatku, sampai ia lupa menjawab salamku.

Tidak ada senyuman manisnya yang menyambut kehadiranku. Yang ada hanya wajah pias yang mematung bagai batu seakan baru saja menjumpai malaikat pencabut nyawa.

Kenapa pucat Mas, harusnya merona bahagia menyambutku, pikirku.

"Siapa sayang...?"

JDEEER!!

Suara wanita terdengar menggelagar di telingaku bagai suara guntur di tengah panas siang itu. Seperti hantaman palu logam di hujamkan ke kepalaku tanpa aku siap menghalau.

Seketika air mata haruku mengering berganti emosi yang mulai menyelimuti diri. Darahku seakan berhenti mengalir hingga napasku terasa tercekat membuat sesak dada ini.

Aku langsung mendorong keras tubuh Mas Heru untuk memberi ku ruang agar bisa masuk ke dalam rumah itu. Aku tidak peduli jika ia mengatakan prilaku ku kasar padanya. Sejatinya diri ini sudah tidak dapat menahan lagi untuk tahu siapa pemilik suara yang mengusik sepinya rumah dinas suamiku.

Dengan santainya wanita itu keluar dari kamar suamiku. Ku tatap tajam wanita itu yang hanya menutupi tubuhnya dengan selimut. Pikiran ku mulai mencerna apa yang sedang terjadi di rumah ini.

Ku palingkan wajahku memandang Mas Heru dengan tajam. Dan baru kusadari suamiku hanya mengenakan handuk menutup bagian pusaka warisan leluhurnya.

Jantung ku berdetak keras tak menentu. Darahku mendidih naik hingga level tertinggi di ubun-ubun kepalaku. Dadaku terasa sesak oleh emosi yang siap meledak kapan saja.

"Siapa dia Mas? Kenapa main masuk tanpa permisi?!"

Lagi, wanita itu berbicara. Suaranya terdengar lembut namun bagiku seperti belati yang menancap di hati. Dengan napas naik turun yang bergemuruh ku langkahkan kaki ku untuk mendekatinya.

"Indah jangan!!"

Tiba-tiba Mas Heru setengah berteriak berusaha menghentikan langkah ku. Ketika tangan ini mulai terangkat untuk menjambak rambut kecokelatan wanita itu, Mas Heru berlari dan langsung menahanku dengan memelukku dari belakang.

"Lepas Mas!! Biar aku jambak gun*di*k mu ini!! Kalian pasti habis ber*zi*na*h kan?! Iya kan?!"

Aku langsung menuduh karena emosi telah menguasai diri. Mataku pun telah memastikan apa yang mungkin baru saja terjadi pada mereka.

"Indah tenang Indah! Jangan buat keributan. Malu jika di dengar orang." Ujar Mas Heru yang mulai panik.

"Oh, masih ingat malu rupanya?! Kemana rasa malumu saat ber*zi*na*h Mas?Apa sudah putus saat kli*ma*ks mu tersembur?! Lepaskan, biar ku hajar gundik mu ini!" Cerocos ku tanpa menyaring lagi ucapan yang pantas aku keluarkan.

"Hei, jaga bicara mu wanita kurang ajar! Dia siapa sih Mas?"

Gu*n*di*k suamiku berkacak pinggang dengan menatap tidak suka padaku.

Suara kami yang mulai lantang  mengundang tetangga sekitar untuk mengintip dan mencari tahu.

Pas saja pintu itu terbuka lebar, sehingga kami menjadi tontonan gratis bagi para tetangga yang haus akan gosip.

"Tega kamu Mas! Selama ini aku percaya padamu. Nggak sangka kamu begitu tega melukai perasaanku Mas. Kemana hati nuranimu?! Lepaskan aku Mas!"

Aku terus berusaha melepaskan diri dari dekapan Mas Heru. Tangannya begitu kuat mengurung ku hingga aku susah bergerak. Terlintas ide gila di pikiranku untuk sesekali memberikan pelajaran pada Mas Heru sekaligus membuatnya malu. Jangan salahkan aku Mas, kamu yang memaksaku berbuat demikian, batinku.

Ku tarik handuk yang melilit di pinggangnya. Handuk itu pun terlepas dan mempertunjukan pusaka warisan leluhurnya. Spontan ia melepaskan kurungan tangannya di tubuhku untuk menutupi harta karunnya itu. Begitu melihat ada peluang aku pun menarik rambut si gu*n*di*k yang membuatku murka setelah jauh-jauh datang kemari.

Riuh tetangga yang menonton bagai mensorak-sorai pertandingan. Dan aku tidak peduli!

Bagus jika mereka semakin ramai menonton, agar mereka tahu dua makhluk yang sedang aku hajar ini tengah bermesraan di belakangku.

"Awww sakit! Mas tolong aku Mas?! Wanita s*ia*la*n! Lepaskan tanganmu!!" Umpat wanita itu di sela-sela rintihan kesakitannya.

"Ya aku adalah ke*sia*l*an untukmu si wanita mu*ra*ha*n!!" Sarkasku yang sudah naik pitam.

Tanganku semakin kuat menambak rambutnya. Satu tangan lagi aku berusaha melepaskan lilitan selimut di tumbuhnya. Ia cukup kewalahan menghadapi aku. Bahkan Mas Heru yang mencoba melepaskan jambakan ku pun kebingungan antara mau melepaskan tangan di rambut atau tangan di selimut. Beruntung ia selamat dari amukan ku setelah beberapa lelaki datang dan langsung masuk ke dalam rumah ini.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Muhamad Bardi

Muhamad Bardi

hadir kak thor membawa like👍👍, baru baca udah bikin esmoni jiwa nih tapi menarik ceritanya😊😊

2023-10-14

2

Soraya

Soraya

permisi numpang duduk dl ya kak👍

2023-10-11

1

Air√

Air√

bab awal naik darah ya

2023-09-08

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Wanita Lain
2 Bab 2 Memilih Pergi
3 Bab 3 Tidak Tahu Diri
4 Bab 4 Keras Kepala
5 Bab 5 Ke Rumah Orang Tua
6 Bab 6 Bertemu Teman Masa Kecil
7 Bab 7 Pulangnya Mas Heru
8 Bab 8 Tamu Tak Di Undang
9 Bab 9 Saran Ibu Mertua
10 Bab 10 Di Bully Keluarga Suami
11 Bab 11 Atasan Keladi
12 Bab 12 Bersama Rara
13 Bab 13 Tetangga Rese
14 Bab 14 Di Usir Dari Rumah Sendiri
15 Bab 15 Mencari Tempat Tinggal Baru
16 Bab 16 Mengambil Koper
17 Bab 17 Mengambil Barang
18 Bab 18 Di Bela Tetangga Julid
19 Bab 19 Viral
20 Bab 20 Ganti Rugi
21 Bab 21 Konsultasi Cerai
22 Bab 22 Curhat
23 Bab 23 Berdebat Di Medsos
24 Bab 24 Sidang Pertama
25 Bab 25 Bertemu Dani
26 Bab 26 Keluarga Heru
27 Bab 27 Terbakar Api Cemburu
28 Bab 28 Tidak Rela
29 Bab 29 Heru Berbuat Ulah
30 Bab 30 Jatuhnya Talak
31 Bab 31 Calon Janda
32 Bab 32 Wellcome To Janda
33 Bab 33 Di Jual
34 Bab 34 Panik
35 Bab 35 Terciduk
36 Bab 36 Bukan Lemah Hanya Ingin Berbuat Baik
37 Bab 37 Maling Teriak Maling
38 Bab 38 Penangkap Heru
39 Bab 39 Dipecat
40 Bab 40 Di Penjara
41 Bab 41 Sebuah Pilihan
42 Bab 42 Ijin Kepada Orang Tua
43 Bab 43 Kehidupan Baru Di Mulai
44 Bab 44 Visi Misi Baru
45 Bab 45 Calon Idaman
46 Bab 46 Pilihan Hidup
47 Bab 47 Ajakan Selingkuh
48 Bab 48 Sok Kenal Sok Dekat
49 Bab 49 Keluarga Toxic
50 Bab 50 Semakin Di Kejar Semakin Menjauh
51 Bab 51 Ketahuan
52 Bab 52 Insiden Yang Di Sengaja
53 Bab 53 Bertemu Wanita Di Mini Market
54 Bab 54 Awal Pembalasan Wina
55 Bab 55 Rumah Tangga Fandi Dan Mira
56 Bab 56 Hang Out
57 Bab 57 Musnah Harapan
58 Bab 58 Usaha Lagi
59 Bab 59 Sebuah Permintaan
60 Bab 60 Bukan Keinginan
61 Bab 61 Apakah Keputusanku Salah
62 Bab 62 Anak
63 Bab 63 Kabar Duka
64 Bab 64 Perasaan Apa ini
65 Bab 65 Ini Penyebabnya
66 Bab 66 Mengumumkan Kepada Keluarga
67 Bab 67 Rencana Pernikahan Kontrak
68 Bab 68 Salah Orang
69 Bab 69 Makan Siang Bertiga
70 Bab 70 Saingan
71 Bab 71 Siska Meradang
72 Bab 72 Ke Kalimantan
73 Bab 73 Restu
74 Bab 74 Bertemu Ratih
75 Bab 75 Pulau Lemukutan
76 Bab 76 Tamu Yang Bikin Pusing
77 Bab 77 cari Pasangan Untuk Ratih
78 Bab 78 Kenikmatan Yang Salah
79 Bab 79 Perdebatan Kakak Dan Adik
80 Bab 80 Menikah
81 Bab 81 Nikah Dadakan
82 Bab 82 Sah
83 Bab 83 Ternyata Benar
84 Bab 84 Honey
85 Bab 85 Pacaran Setelah Menikah
86 Bab 86 Dimanja
87 Bab 87 Siska Lagi
88 Bab 88 Pengasuh Almira
89 Bab 89 I love You
90 Bab 90 Candu Baru
91 Bab 91 Bingung Judulnya Apa
92 Bab 92 Kehilangan
93 Bab 93 Gara-gara DM
94 Bab 94 Resepsi
95 Bab 95 Bertemu Kunti
96 Bab 96 Dunia Memang Sempit
97 Bab 97 Kehadiran Siska
98 Bab 98 Keputusan Berat
99 Bab 99 Almira Sakit
100 Bab 100 Kemelut Di Rumah Sakit
101 Bab 101 Getaran
102 Bab 102 Ajakan Menikah
103 Bab 103 Melamar Nuning
104 Bab 104 Boom Waktu Menunggu
105 Bab 105 Sedang Bersama
106 Bab 106 Kebahagiaan Dan Air Mata
107 Bab 107 Bukan Tanggung Jawabku
108 Bab 108 Informasi
109 Bab 109 Tanggung Jawab
110 110 Mau Tidak Mau, Mau Juga
111 111 Naninu
112 Bab 112 Hamil
113 Bab 113 Nambah Saingan
114 Bab 114 Rencana Pindah
115 Bab 115 Melahirkan
116 Bab 116 Pindah
117 Bab 117 Bertemu Tanpa Sengaja
118 Bab 118 Bogem Mentah
119 Bab 119 Menyerah Saja
120 Bab 120 Akhir Yang Bahagia (End)
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1 Wanita Lain
2
Bab 2 Memilih Pergi
3
Bab 3 Tidak Tahu Diri
4
Bab 4 Keras Kepala
5
Bab 5 Ke Rumah Orang Tua
6
Bab 6 Bertemu Teman Masa Kecil
7
Bab 7 Pulangnya Mas Heru
8
Bab 8 Tamu Tak Di Undang
9
Bab 9 Saran Ibu Mertua
10
Bab 10 Di Bully Keluarga Suami
11
Bab 11 Atasan Keladi
12
Bab 12 Bersama Rara
13
Bab 13 Tetangga Rese
14
Bab 14 Di Usir Dari Rumah Sendiri
15
Bab 15 Mencari Tempat Tinggal Baru
16
Bab 16 Mengambil Koper
17
Bab 17 Mengambil Barang
18
Bab 18 Di Bela Tetangga Julid
19
Bab 19 Viral
20
Bab 20 Ganti Rugi
21
Bab 21 Konsultasi Cerai
22
Bab 22 Curhat
23
Bab 23 Berdebat Di Medsos
24
Bab 24 Sidang Pertama
25
Bab 25 Bertemu Dani
26
Bab 26 Keluarga Heru
27
Bab 27 Terbakar Api Cemburu
28
Bab 28 Tidak Rela
29
Bab 29 Heru Berbuat Ulah
30
Bab 30 Jatuhnya Talak
31
Bab 31 Calon Janda
32
Bab 32 Wellcome To Janda
33
Bab 33 Di Jual
34
Bab 34 Panik
35
Bab 35 Terciduk
36
Bab 36 Bukan Lemah Hanya Ingin Berbuat Baik
37
Bab 37 Maling Teriak Maling
38
Bab 38 Penangkap Heru
39
Bab 39 Dipecat
40
Bab 40 Di Penjara
41
Bab 41 Sebuah Pilihan
42
Bab 42 Ijin Kepada Orang Tua
43
Bab 43 Kehidupan Baru Di Mulai
44
Bab 44 Visi Misi Baru
45
Bab 45 Calon Idaman
46
Bab 46 Pilihan Hidup
47
Bab 47 Ajakan Selingkuh
48
Bab 48 Sok Kenal Sok Dekat
49
Bab 49 Keluarga Toxic
50
Bab 50 Semakin Di Kejar Semakin Menjauh
51
Bab 51 Ketahuan
52
Bab 52 Insiden Yang Di Sengaja
53
Bab 53 Bertemu Wanita Di Mini Market
54
Bab 54 Awal Pembalasan Wina
55
Bab 55 Rumah Tangga Fandi Dan Mira
56
Bab 56 Hang Out
57
Bab 57 Musnah Harapan
58
Bab 58 Usaha Lagi
59
Bab 59 Sebuah Permintaan
60
Bab 60 Bukan Keinginan
61
Bab 61 Apakah Keputusanku Salah
62
Bab 62 Anak
63
Bab 63 Kabar Duka
64
Bab 64 Perasaan Apa ini
65
Bab 65 Ini Penyebabnya
66
Bab 66 Mengumumkan Kepada Keluarga
67
Bab 67 Rencana Pernikahan Kontrak
68
Bab 68 Salah Orang
69
Bab 69 Makan Siang Bertiga
70
Bab 70 Saingan
71
Bab 71 Siska Meradang
72
Bab 72 Ke Kalimantan
73
Bab 73 Restu
74
Bab 74 Bertemu Ratih
75
Bab 75 Pulau Lemukutan
76
Bab 76 Tamu Yang Bikin Pusing
77
Bab 77 cari Pasangan Untuk Ratih
78
Bab 78 Kenikmatan Yang Salah
79
Bab 79 Perdebatan Kakak Dan Adik
80
Bab 80 Menikah
81
Bab 81 Nikah Dadakan
82
Bab 82 Sah
83
Bab 83 Ternyata Benar
84
Bab 84 Honey
85
Bab 85 Pacaran Setelah Menikah
86
Bab 86 Dimanja
87
Bab 87 Siska Lagi
88
Bab 88 Pengasuh Almira
89
Bab 89 I love You
90
Bab 90 Candu Baru
91
Bab 91 Bingung Judulnya Apa
92
Bab 92 Kehilangan
93
Bab 93 Gara-gara DM
94
Bab 94 Resepsi
95
Bab 95 Bertemu Kunti
96
Bab 96 Dunia Memang Sempit
97
Bab 97 Kehadiran Siska
98
Bab 98 Keputusan Berat
99
Bab 99 Almira Sakit
100
Bab 100 Kemelut Di Rumah Sakit
101
Bab 101 Getaran
102
Bab 102 Ajakan Menikah
103
Bab 103 Melamar Nuning
104
Bab 104 Boom Waktu Menunggu
105
Bab 105 Sedang Bersama
106
Bab 106 Kebahagiaan Dan Air Mata
107
Bab 107 Bukan Tanggung Jawabku
108
Bab 108 Informasi
109
Bab 109 Tanggung Jawab
110
110 Mau Tidak Mau, Mau Juga
111
111 Naninu
112
Bab 112 Hamil
113
Bab 113 Nambah Saingan
114
Bab 114 Rencana Pindah
115
Bab 115 Melahirkan
116
Bab 116 Pindah
117
Bab 117 Bertemu Tanpa Sengaja
118
Bab 118 Bogem Mentah
119
Bab 119 Menyerah Saja
120
Bab 120 Akhir Yang Bahagia (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!