Menikah Dengan Guru Killer

Bel jam istirahat sudah berbunyi. Semua siswa-siswi keluar dari kelas masing-masing dan menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Tapi Alana memilih untuk tidur di kelas karena tiba-tiba dia merasa tidak enak badan. Mungkin karena tadi pagi dia mendapatkan kejutan dari teman-temannya yang membuat seluruh tubuhnya basah kuyup.

Rayhan terlihat mengerutkan keningnya bingung melihat Alana yang menyembunyikan wajahnya di lipatan kedua tangannya.Tidak biasanya Alana berdiam diri setelah mendengar suara bel istirahat. Biasanya gadis itu adalah orang pertama yang akan keluar dari kelas setelah bel tersebut berbunyi.

"Al, kau baik-baik saja?" tanya Rayhan yang dijawab anggukan oleh Alana.

"Aku baik-baik saja Ray. Aku hanya malas keluar kelas." jawab Alana

Rayhan terdiam. Dia tidak jadi ke kantin dan memilih menemani Alana. Mungkin ini waktu yang tepat untuk bertanya mengenai hubungan Alana dan Bara. Apa benar yang Bara katakan waktu itu? Jika sebenarnya mereka sudah menikah?

Rayhan menghela nafas panjang, mengumpulkan keberaniannya. Dia menyenggol lengan Alana dan berkata, "ada yang ingin aku tanyakan. Ini mengenai hubungan mu dengan Mr. Bara."

Seketika Alana menegakkan kepalanya. Dia melihat kesana kemari, memastikan tidak ada yang mendengar ucapan Rayhan barusan.

"Ada apa Al?" tanya Rayhan yang juga ikut melihat kesana kemari.

"Jangan keras-keras, Ray!! Nanti ada yang dengar." bisik Alana

"O-oke." sahut Rayhan. Dia menatap Alana, menanti penjelasan dari gadis itu.

"Baiklah, aku akan mengatakan yang sejujurnya padamu. Tapi kau harus berjanji tidak akan mengatakan pada siapapun." seru Alana yang di jawab anggukan oleh Rayhan. Gadis itu menghela nafas panjang dan mulai menceritakan yang sebenarnya mengenai hubungannya dengan Bara.

"Iya, memang benar aku dan Mr. Bara sudah menikah."

Deg

Pengakuan Alana bagaikan sembilu yang menghujam jantungnya. Membuat sekujur tubuhnya mati rasa termasuk hatinya. Sakit, tapi tidak berdarah.

"Kami di jodohkan oleh kedua orang tua kami. Dan kami tidak bisa menolak. Dan pernikahan kami sudah berjalan hampir empat bulan. Awal pernikahan, kami sepakat membuat perjanjian karena saat itu kami sama-sama menolak pernikahan ini. Tapi..." Alana menjeda ucapannya dan menggigit bibir bawahnya. Perjanjian yang mereka buat, satu persatu sudah mereka langgar. Dari mulai tidak ada kontak fisik dan tidur terpisah.

Pada kenyataannya, mereka hampir melakukan hubungan intim. Dan bahkan mereka tidur bersama. Lalu, apakah perjanjian mereka masih berlaku dan mereka akan tetap akan bercerai setelah satu tahun menikah?

"Kau mencintai Mr. Bara?" tanya Rayhan lirih

Alana menatap Rayhan dan mengangguk pelan. "Iya Ray, aku mulai mencintainya. Tapi dia mencintai wanita lain. Hah.. Untuk pertama kalinya aku jatuh cinta dan di waktu yang bersamaan aku juga merasakan patah hati." Alana tersenyum dan menatap Rayhan lagi, "Tapi aku tidak menyesal sudah mencintainya. Selama dia menjadi suamiku, aku akan berusaha membuatnya jatuh cinta padaku. Tapi jika sampai waktunya dia tidak juga mencintai ku, aku akan mundur."

"Ternyata jatuh cinta itu tidak seindah yang orang-orang katakan. Karena yang aku rasakan hanya rasa sakit saat melihat Mr. Bara bersama dengan wanita lain." lanjut Alana

"Sama Al, aku pun juga merasakan hal yang sama seperti yang kau rasakan. Aku jatuh cinta padamu tapi belum sempat aku mengungkapkan perasaan ku, aku lebih dulu merasakan sakit karena patah hati." batin Rayhan

"Kenapa harus Mr. Bara, Al? Andai hubungan kalian belum sejauh itu, mungkin aku akan melakukan hal yang sama seperti mu. Memperjuangkan cintaku. Tapi aku tidak mau menjadi perusak rumah tangga orang. Cukup aku simpan sendiri saja perasaan ini. Aku sudah cukup bahagia melihat mu bahagia Al. Tapi jika boleh aku berharap, jika hubungan kalian gagal, ijinkan aku mengobati luka di hatimu." Rayhan bergumam dalam hati dengan terus menatap Alana. Dia mengusap bahu gadis itu dan berkata, "Jika kau mencintainya, kau harus perjuangkan cinta mu."

Alana tersenyum dan mengangguk, "thanks Ray."