Liana adalah seorang gadis sederhana yang hidup di sebuah desa kecil bernama desa Suka Manu. Ia bertemu secara tidak sengaja dengan laki-laki bernama Putra. Semenjak pertemuan itu lah membuat mereka semakin dekat dan pada akhir nya menjalin hubungan cinta mereka. Di mana putra awal nya hanya menganggap hubungan mereka hanyalah sebuah permainan karena Putra mempunyai kekasih yang tinggal di daerahnya. Mereka telah menjalin hubungan selama 3 tahun. Putra hanya memanfaatkan Liana karena ia tidak mempunyai teman di daerah tersebut di mana saat ini ia sedang bekerja di Liana tinggal.
Lika liku kehidupan rumah tangga mereka selalu saja ada. Air mata Liana tidak pernah berhenti mengalir melihat tingkah Putra yang terkadang selalu melukai hati nya. Terkadang, ia mendapati Putra sering bertukar pesan dengan gadis lain. Namun, untuk menuntut Liana tidak bisa karena Liana sadar, Liana tidak bisa memberikan yang terbaik untuk Putra di mana Liana sudah tidak suci lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mpit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membawa perubahan
Lia dan Putra sangat bahagia karena di karunia seorang bayi laki-laki yang lucu. Selama beberapa hari Putra memutuskan untuk tinggal di rumah mertua nya untuk merawat Lia. Yah secara Lia belum bisa bergerak sepenuh nya. Orang tua Lia pun sudah renta dan penyakitan sehingga Putra lah yang akan mencuci pakaian Lia dan juga bayi nya itu.
Ting...
Notifikasi ponsel Putra berbunyi tanda ada pesan yang masuk ke ponsel nya. Lia yang melihat ponsel Putra yang tergeletak di samping nya itu pun kembali merasa penasaran untuk melihat dari siapa pesan itu. Sedang kan Putra sibuk di dapur mencuci pakaian.
Lia mengambil ponsel tersebut dan membaca isi pesan yang masuk.
"Selamat ya Putra, sekarang kamu sudah menjadi ayah. Semoga anak mu menjadi anak yang Soleh/soleha ya...." Pesan singkat mendoakan itu terdengar tidak ikhlas. Yah secara mana ada seorang kekasih yang telah di sakiti mendoakan yang baik-baik seperti itu. Begitu lah yang di pikirkan Lia saat itu. Sontak rasa perih yang Lia rasakan dulu nya kini kembali terasa. Hati nya benar-benar teriris. Meski hanya satu pesan itu yang Zia kirim ke Putra, dan baru kali ini juga Zia baru menghubungi Putra kembali, tetap saja Lia berpikir bahwa Putra dan Zia masih saling berhubungan. Hati nya benar-benar hancur. Yah ia mengalami baby blues saat ini. Lia menaruh kembali ponsel Putra tampa menghapus pesan dari kekasih lama nya itu.
Tak terasa beberapa air bening kini kembali mengalir di pipi nya. Sekarang jika Putra ingin melepaskan nya pun sudah bisa ia lakukan secara Lia sudah melahirkan saat itu.
Langkah kaki terdengar dari arah dapur. Lia cepat-cepat menghapus air mata nya. Ia tidak mau ada orang yang melihat saat itu ia sedang menangis.
"Lia, ini sarapan untuk mu. Cepat kamu makan! Nanti anak mu nangis lagi" Ujar ibu Lia memberikan sepiring nasi kepada putri nya itu.
"Iya buk terima kasih. Putra sudah sarapan buk?" Tanya Lia. Yah meski pun laki-laki itu sering melukai perasaan nya, tetap saja Lia masih peduli dengan nya. Rasa cinta dan sayang untuk Putra masih tumbuh di hati wanita yang sudah menjadi seorang ibu itu.
"Kata nya sih sebentar lagi. Mau selesaikan pekerjaan nya dulu. Jam segini belum ada nafsu makan kata nya" Jelas wanita paruh baya itu lagi.
Lia hanya mengangguk mengerti.
***
Sepuluh hari Putra berada di sisi Lia. Dan saat ini dia harus pulang ke kabupaten Bintan untuk bekerja bersama bapak nya. Yah untuk mencari nafkah buat keluarga kecil nya itu. Lia kembali merasakan kesedihan di hati nya. Hati nya benar-benar terasa kosong melihat kepergian Putra. Sulit rasa nya berpisah dari suami nya itu. Yah meski pun ini bukan kali pertama mereka LDR. Namun karena saat ini Lia masih dalam masa nifas nya, mungkin karena itu perasaan nya seperti itu.
"Sudah di mana?" Tanya Lia kepada suami nya melalui pesan singkat.
"Sudah di dalam kapal kok, baru saja berangkat kapal nya" Jelas Putra lagi.
"Oh gitu, oh ya aku boleh bertanya sama kamu?"
"Tentu saja boleh. Mau tanya apa?"
"Kamu dan Zia masih saling berhubungan? Apa kamu tidak memikirkan perasaan ku?"
"Maksud kamu apa?"
"Kemarin aku membaca pesan dari Zia. Dia bilang selamat kepada mu atas kelahiran anak kita. Dari mana dia tahu jika kamu tidak dari mu" Tuduh Lia.
"Aku sudah lama tidak berhubungan dengan Zia. Dan aku tidak memberitahu kepada nya tentang kelahiran anak kita. Ya bisa saja dia tahu dari kakak ku. Kamu kan tahu sendiri bahwa kakak mu dan Zia itu sangat dekat" Balas Putra lagi.
"Entah lah Putra. Entah siapa yang harus aku percaya. Sejujurnya aku lelah jika bertengkar hanya membasah masalah yang sama. Rasa nya sangat melelahkan. Jika memang kamu ingin bersatu dengan Zia, sekarang kamu bisa kok. Secara aku sudah melahirkan saat ini" Ujar Lia dengan deraian air mata.
"Kamu ngomong apa sih Lia. Kenapa terus-terus saja membahas tentang perpisahan? Kamu ya yang mau meninggalkan ku?"
"Aku? Tidak Putra. Kamu itu yang bertingkah seperti ini. Aku lelah seperti ini. Kamu selalu membuat hati dan perasaan ini terluka. Kamu yang menyala dalam rumah tangga kita"
"Terserah apa kata mu. Aku tidak melakukan apa yang kamu tuduh kepada ku. Selama ini, aku sudah berusaha untuk berubah demi kamu dan anak kita. Kamu tahu kan aku tipe orang yang egois dan keras kepala. Jika kamu menuduhku melakukan hal yang tidak aku lakukan, maka aku akan melakukan hal yang kamu tuduhkan itu" Ujar Putra terdengar mengancam.
"Jangan kamu merusak tekat ku yang mau berubah karena kamu dan anak kita" Tegas Putra lagi.
Deg...
Sontak Lia merasa serba salah membaca pesan dari Putra. Apakah benar ucapan Putra kepadanya saat ini? Apa Lia terlalu over thinking terhadap suaminya? Yah secara berkali-kali disakiti dan dikecewakan oleh Putra, tentu tidak mudah bagi Lia untuk percaya begitu saja kepada suaminya itu. Pasti Kalian juga merasakan hal yang sama seperti apa yang Lia rasakan saat ini bukan?
Beberapa kali wanita yang telah bergelar menjadi seorang ibu itu menghela nafas beratnya. Tentu saja Lia merasa takut jika benar Putra sudah berubah karena nya kini kembali ke tabiat asalnya.
"Maaf jika pikiran ku salah. Aku tidak bisa mengontrol emosiku saat. Maaf sekali lagi" Pesan Lia mengalah pada akhirnya kepada suaminya itu.
"Iya tidak masalah. Tolong kamu hargai niat baikku untuk berubah demi kamu dan anak kita. Tolong kamu jangan menuduh ku seperti itu lagi"
"Iya, maaf"
"Ya sudah sebentar lagi kapal mau tiba di kabupaten Bintan"
"Ya sudah. Kamu hati-hati di jalan ya" Pesan terkahir Lia kirimkan kepada suami nya itu.
"Ya Allah, apa benar Putra mau berubah? Apa benar semua yang ia katakan tadi? Ya Allah Tolong buka pintu hati suamiku agar menjadi orang yang lebih baik lagi. Tuntun lah dia kejalan mu. Rajinkan lah dirinya untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim" Doa Lia dalam hati.
Wanita itu menatap wajah malaikat kecil yang sedang tertidur pulas di sampingnya.
"Sayang, permata hati ibu. Malaikat kecil ibu, terima kasih ya sayang telah hadir di dalam kehidupan ibu. Kamu telah membuat kehidupan ibu menjadi sangat sempurna karena kehadiranmu. Jadi lah anak yang soleh ya sayang. Yang dapat menolong kedua orang tuamu di dunia dan di akhirat. Semoga ayahmu benar-benar bisa berubah karena kamu ya nak" Ujar Lia mengelus kepala putra nya dengan penuh kasih sayang.