Kisah gadis imut dengan sejuta kenakalannya yang sebenarnya sudah memiliki suami namun tanpa dia ketahui dengan seorang Gus yang memiliki sifat sangat bertolak belakang dengan dirinya.
"Katanya bukan Muhrim kok megang megang sih Dasar Gus Gila! ."
(Alexandra keyla Salsabila.)
"Bahkan tubuhmu sudah halal untukku Zaujati."
(Zio Aqeel Asna Nafis Al Fath)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ido fawaiz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HAMIL
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM,,,,
Sebaik baik bacaan adalah membaca Al-Qur'an 🥰🥰🥰
*****
Happy reading guys 😘
Kehidupan terus berjalan semakin hari hubungan Zio dan Echa semakin harmonis, Zio selalu sabar dalam mendidik istrinya itu, belakangan ini Zia seringkali menitipkan putrinya Aunni yang berusia Lima tahun itu, karena di kehamilan kedua ini tubuh Zia selalu drop dan membutuhkan perhatian lebih dari Gus Akhtar, dan sudah dua hari ini Aunni tinggal bersama Zio, sebab Zia sudah tiga hari di rumah sakit, kalau tidak bersama Zio Aunni akan bersama Anita dan Gus Chairil atau Abi dan Umminya Gus Akhtar.
"Abi Zi,,,," panggil Aunni pada Zio.
"Apa sayang?" jawab Zio dengan lembut.
"Aunni mau pulang saja." ucap Aunni.
"Kenapa mau pulang Sayang?"
"Aunni bosan disini."
Zio menatap heran keponakannya itu, kemudian mengangkatnya membawa kedalaman gendongannya.
"Aunni mau sama Mami Anita saja, disini Aunni tidak punya teman."
"Disini kan ada Tante Echa sayang."
"Tante Echa gak asik."
"Gak asik kenapa sayang?"
"Tante Echa suka main game sendiri, Tante juga suka marah kalau Aunni rebut ponselnya."
Zio tidak heran lagi dengan tingkah keduanya,bahkan Echa tidak mau dipanggil Ummi, saat dipanggil Tante pun dia tidak mau maunya dipanggil Aunty,itulah awal ketidak akuran keduanya,yang membuat Zio harus sabar menghadapi keduanya.
Echa datang dengan wajah kesalnya kemudian menunjukkan ponselnya kedepan wajah Zio, mata Zio melebar melihat layar ponsel Echa hancur.
"Astaghfirullah,,," ucap Zio.
"Tante lebay." ucap Aunni menatap Echa penuh permusuhan.
"Lebay lebay, Tante bukan lebay ya Tuyul kecil,ini tuh iPhone 14 baru beli dan kamu dengan seenaknya memukulnya menggunakan palu." balas Echa.
"Aunni kan sudah minta maaf, Aunni kan penasaran apakah ponsel mahal bisa rusak juga atau tidak."
Echa dan Aunni terus saling menatap penuh permusuhan.
"Masalah ponsel nanti aku ganti ya, Aunni lain kali tidak boleh begitu ya sayang."
"Pokoknya Aunni mau pulang."
"Tapi Ummi masih dirumah sakit sayang."
"Aunni mau sama Mami Anita."
"Baiklah nanti Abi antar ya Nak, sekarang Aunni tidur siang dulu ya sayang."
Zio menidurkan Aunni karena Aunni memang dibiasakan tidur siang agar saat mengaji tidak mengantuk.
"Sayang.. Kamu masih marah?" tanya Zio lembut pada sang istri yang duduk dengan cemberut di sofa.
"Aku kesal Gus sama Aunni."
"Sayang Aunni itu anak kecil,dia belum paham dengan apa yang dia lakukan dia tidak tahu jika yang dia lakukan itu salah,kita sebagai yang lebih mengerti harus bisa memberi pengertian jika yang dia lakukan itu salah."
"Aku sudah memberi tahu Gus tapi Aunni nakal." sungut Echa, siapa yamg yang tidak akan kesal coba jika ponsel yang masih sangat disayanginya di hancurkan.
"Sayang namanya juga anak anak,nanti kalau kita punya anak juga akan begitu." Zio mencoba memberi istrinya pengertian dengan lembut.
Membahas soal anak Echa jadi bergidik ngeri bagaimana jika anaknya nanti seperti Aunni yang nakalnya minta ampun, sebenarnya Aunni bukan anak nakal hanya saja dia akan bersikap nakal pada orang yang tidak terlalu Aunni sukai,dan menurut Aunni Echa adalah perebut Abinya jadi dia tidak menyukai Echa.
Zio tersenyum lembut menarik Echa kedalam pelukannya kemudian mengelus perut rata Echa.
"Semoga Allah segera memberi kita kepercayaan." Doa Zio, dia sudah menginginkan seorang anak agar rumahnya tidak akan sepi lagi,Echa hanya diam mendengarkan,dia tidak tahu harus berkata apa, pasalnya tanpa Zio ketahui dia sudah menunda untuk memiliki keturunan dan ini sudah jalan bulan ke empat.
Dilain tempat, tepatnya disebuah rumah sakit Alvian duduk di depan Dokter kandungan bersama sang istri.
"Dokter tidak salah periksa kan?" tanya Alvian datar, sementara Livy menunduk.
"Tidak Tuan,Nona Livy tengah hamil dan sudah memasuki trimester kedua." jawab sang Dokter.
"Jangan biarkan Nona terlalu kelelahan, jangan terlalu banyak pikiran karena itu sangat berdampak pada Bayina, apalagi kondisi Bayinya sangat lemah.
"Apa tidak perlu di rawat?" tanya Alvian.
"Tidak perlu Tuan,cukup perbanyak istirahat saja di rumah."
Alvian menoleh menatap Livy tajam begitu menusuk membuat Livy bergetar takut.
"Baiklah terima kasih Dok." ucap Alvian langsung menarik tangan Livy keluar dari ruangan Dokter kandungan itu.
"Jelaskan!" perintah Alvian saat sampai di kamar mereka.
"Ma,,af."
"Saya tidak butuh maaf tidak bergunamu itu, sekarang jelaskan semua,kenapa kamu menyembunyikan kehamilan mu itu?"
"Aku takut.. Mas tidak mau anak ini,dan menyuruh menggugurkan anak ini."
Alvian terkekeh sinis, istrinya terlalu banyak nonton drama sehingga hidupnya juga penuh drama.
"Kamu pikir ini di Drama yang sering kamu tonton itu hah? Ini dunia nyata, lihat gara gara Drama kamu itu, seharusnya dia sudah membesar tapi gara gara Drama kamu dia jadi kekurangan gizi."
Livy mencengkram perutnya yang terasa kram , bulir bulir keringat berjatuhan dari pelipisnya, wajahnya sudah pucat pasi dan perlahan dia kehilangan kesadarannya.
"LIVY,,!" teriak Alvian melihat Livy jatuh pingsan.
"Astaghfirullah,,," Alvian menggendong Livy dan membawanya kembali ke rumah sakit.
Tadi pagi Alvian menemukan istrinya Pingsan di kamar mandi dan langsung membawa ke rumah sakit dan betapa terkejutnya saat Dokter mengatakan bahwa Istrinya tengah hamil dan yang lebih mengejutkan lagi sudah memasuki bulan ke empat, bahkan perut istrinya masih terlihat rata seperti tidak hamil.
Sampai di rumah sakit Livy langsung di tangani dan harus bed rest total.
"Bagaimana keadaannya Dok?" tanya Alvian.
"Nona Livy terlalu banyak pikiran sehingga membuatnya sedikit stres berdampak pada Bayina, untungnya Tuan segera membawanya sehingga bisa langsung ditangani."
"Livy hamil?" tanya Zia yang baru saja keluar dari ruangan sebelah kamar Livy bersama Gus Akhtar.
Alvian menoleh dan melihat keberadaan sepupunya.
"Hm,," jawab Alvian.
"Wah,,, selamat ya Uncle sebentar lagi akan menjadi seorang Daddy." ucap Zia semangat.
"Hm,,,"
"Ini berita yang sangat baik,apa Umi sudah mengetahuinya?" tanya Zia.
"Tidak." jawab Alvian.
"Apa? Bagaimana bisa? Jadi Uncle belum memberitahu Umi kalau Uncle sudah menikah?"
"Hm,, "
" Ini tidak bisa dibiarkan aku harus segera memberi tahu Umi."
Alvian hanya diam karena dia tahu mau dilarang bagaimana pun Zia pasti akan memberi tahu Uminya.
"Aku mau lihat keadaan Livy." Zia langsung menerobos masuk kedalam ruang rawat Livy.
"Astaghfirullah.. Uncle bagaimana bisa ada wanita hamil sekurus itu,dan perutnya pun sangat rata." ucap Zia dan Alvian juga membenarkan ucapan Livy.
Apakah selama ini istrinya itu jarang makan, belakangan ini dia jarang sekali makan di Apartemen karena kesibukannya dan juga dia harus bolak balik ke luar negeri untuk mengurus bisnisnya jadi Alvian pulang hanya sesekali saja.
_
_
_
TBC
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘
te²p semangat ya thoorrr smoga lancar trus up nya