Lanjutan dari novel yang berjudul Cinta yang terluka.
"Om, om baik, aku ceneng deh kalo baleng cama om," ucap Lala gadis kecil yang imut,manis dan cerdas itu.
"Iya, om juga seneng kalo bisa ketemu sama Lala tiap hari," kata Antonio yang sudah balik dari Australia sejak tiga tahun yang lalu sejak perceraian dirinya dengan Laras yang membuat dia sangat shock dan patah semangat untuk melanjutkan hidupnya.
"Om baik, kata mama ...papa nya aku itu pelgi jauh.....cekali tapi campai cekalang papa gak datang-datang aku Lindu cama papa...," ucap Lala yang lucu dan cadel itu.
Entah mengapa Antonio selalu merasakan kehangatan dan kebahagiaan saat dia bersama Lala.
Antonio tidak mengerti dengan perasaannya sendiri yang selalu ingin bertemu dengan Lala si bocah perempuan kecil yang selalu membuat hatinya bahagia.
Siapakah Lala.....yuk baca di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19
Pagi ini di rumah Amel, saat Amel dan pak Bara sedang sarapan pagi tiba-tiba saja pak Bara bertanya tentang hubungan Amel dan Antonio.
"Mel, bagaimana dengan hubungan kamu dan Antonio? Apa dia benar-benar serius dengan kamu?" tanya pak Bara sambil menyendok makanannya dan memasukkan ke dalam mulutnya.
Sejenak Amel terdiam dan menghentikan makannya sambil melihat ke arah papinya yang masih makan itu.
Amel tidak tahu harus bilang apa pada papinya karena sampai sejauh ini Antonio tidak juga mengatakan keinginannya untuk melangkah ke hubungan yang lebih serius dengan dirinya.
Pak Bara mendongakkan kepalanya menatap Amel yang masih terdiam itu sambil berkata pada Amel ," kok kamu diam aja Mel? Apa Antonio hanya main-main dengan kamu dan tidak ada niat untuk melanjutkan hubungan kalian ke jenjang yang lebih serius lagi? kalau memang dia seperti itu, buat apa kamu nunggu orang yang gak jelas gitu, lebih baik kamu cari yang pasti pasti saja dan kalau kamu gak sanggup nyari biar papi yang akan carikan pacar buat kamu, lagian anak teman-teman papi juga banyak yang lebih dari Antonio itu."
Amel sedikit tersentak dengan perkataan papinya itu lalu buru-buru Amel memberikan penjelasan pada pak Bara.
"Emmm papi jangan punya prasangka yang buruk dulu dong...,kak Antonio itu serius sama aku pi, mungkin karena dia masih sibuk dengan pekerjaannya jadi kak Anton gak sempat membicarakan soal keseriusan hubungan kita tapi aku yakin kak Anton itu sangat serius sama aku Pi," Amel berusaha meyakinkan papinya.
Pak Bara meletakkan sendok dan garpunya dia mendengus kesal menatap Amel sambil berkata padanya ," selalu saja kamu itu mencari alasan untuk membela pacar kamu yang gak jelas itu."
"Papi...nanti aku akan bicarakan lagi soal ini sama kak Anton ya, papi jangan marah gitu dong...," Amel berdiri mendekat pada papinya, dia mengusap-usap lengan papinya untuk menenangkan emosi pak Bara itu.
...****************...
"Maaf Amel, aku minta ijin untuk beberapa hari ya soalnya anakku lagi di rawat di rumah sakit," ucap Laras waktu telepon meminta ijin gak masuk kerja.
"Iya kak. Anaknya kakak sakit apa?" tanya Amel pada Laras masih di telepon.
"Demam berdarah," ucap Laras sambil menggeser letak selimut Lala.
"Semoga anak kak Laras cepat sehat kembali ya," ucap Amel prihatin.
"Makasih Mel," ucap Laras mengakhiri pembicaraannya dengan Amel.
Tiba-tiba datang seorang petugas rumah sakit sambil membawakan sebuah nampan yang berisi makanan untuk sarapan pasien.
"Permisi Bu, ini untuk sarapannya," ujar petugas rumah sakit itu sambil meletakkan nampan itu di atas meja yang berisi nasi,sayur dan lauk dan juga segelas teh hangat.
"Iya terimakasih," ucap Laras pada petugas itu.
"Lala. Lala makan ya," ucap Laras sambil mengusap rambut Lala yang masih tiduran sambil memeluk boneka Teddy bear nya itu.
"Ma, om baik kok gak ke sini lagi?" tanya Lala yang tiba-tiba saja menanyakan Antonio.
Laras mengerutkan kedua alisnya mendengar pertanyaan dari Lala itu, dia tahu mungkin Lala bisa merasakan kebahagiaan kalau ketemu sama Antonio karena adanya ikatan batin di antara mereka.
Tapi Laras tetap harus merahasiakan ini semua dari Lala karena dia tidak ingin membuat Antonio jadi teringat akan masa lalu pernikahannya yang kelam dan karena dia juga sudah berjanji pada Bu Clara untuk merahasiakan ini semua demi menjaga kesehatan mental Antonio.
Tapi di sisi lain Laras juga tidak tega melihat Lala yang sangat merindukan sosok ayahnya.
"Sayang, om baik kan kerja dan sibuk sekali jadi om baik gak kesini lagi," ucap Laras pada Lala.
"Lala pengen ketemu om baik lagi mama....," Lala merengek minta ketemu dengan Antonio.
"Lala... sayang, om baik itu orangnya sangat sibuk jadi kita tidak boleh ganggu om baik kalau kita ganggu kan kasihan om baik kerjaannya jadi berantakan, Lala kasihan gak sama om baik kalau kerjaannya om baik berantakan?" Laras menatap Lala yang masih cemberut itu.
"Kasihan," ucap Lala pada Laras sambil mengusap-usap bulu Teddy bear yang sedang di peluknya itu.
"Nah kalau begitu Lala gak usah berharap om baik datang ke sini ya."
"Iya ma," ucap Lala pasrah.
"Nah kalau begitu Lala sekarang sarapan ya," Laras mengambil piring yang sudah berisi sayur dan lauk itu.
Lala menganggukkan kepalanya, kemudian Laras mulai menyuapi Lala sedikit demi sedikit sampai akhirnya nasi itupun habis di makan Lala.
"Halo Lala...," tiba-tiba saja Arin nongol di depan pintu kamar Lala dengan tawanya yang khas.
"Tante Alin," ucap Laras senang.
"Iya sayang, ini Tante bawakan biscuit kesukaan Lala," Arin menyodorkan tas yang berisi kue-kue kesukaan Lala.
"Hole...makasih Tante," ucap Lala sambil menerima kue itu dari Arin.
Laras tersenyum melihat itu, Arin memang sayang banget sama Lala apalagi semenjak Laras dan Antonio berpisah, Arin merasa kasihan pada Lala karena sejak dia lahir dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari papanya.
"Rin, kamu tahu darimana kalau Lala di sini?" tanya Laras pada Arin yang masih berdiri di sampingnya itu.
"Ya taulah Laras...aku kemaren itu ke rumahmu dan aku ngobrol sama Bu Weni karena kamunya gak ada dan Bu Weni cerita kalau Lala opname di sini, makanya aku langsung meluncur ke sini," cerita Arin pada Laras.
"Makasih ya udah jenguk Lala," Laras tersenyum pada Arin.
"Sama-sama Laras, bagiamana pun juga Lala kan keponakan aku meski kita tidak saudaraan , ya kan," Arin terkekeh mulai dengan candaannya lagi.
"Tante Alin," panggil Lala pada Arin.
"Iya Lala," jawab Arin sambil mendekat ke ranjang pasien itu dan duduk di sisi ranjang itu menghadap pada Lala yang sedang duduk.
"Lala punya boneka bagus tante...," ucap Lala dengan polosnya sambil memeluk boneka Teddy bear itu.
"Wah...bagus banget bonekanya, di beliin sama mama ya...," kata Arin sambil tersenyum pada Lala.
"Enggak tante, boneka ini di beliin sama om baik," Lala memeluk bonekanya dengan senang.
Seketika Arin menoleh pada Laras dengan wajah keheranan dan Laras pun menganggukkan kepalanya pada Arin.
"Wah...om baik orangnya baik banget ya...sampai ngasih boneka buat Lala," ucap Arin sambil mengulas senyumnya pada Lala dan mengusap rambutnya.
Lala mengangguk-anggukkan kepalanya pada Arin, kemudian dia bermain-main dengan boneka Teddy bear nya itu.
Arin menggeser duduknya dan mendekati Laras, lalu dia berbisik pada Laras ," memangnya si mas CEO ganteng kesini?" tanya Arin pada Laras.
"Iya, dia kemaren yang nganterin aku dan Lala ke rumah sakit dan dia juga yang menggendong Lala," bisik Laras juga pada Arin.