NovelToon NovelToon
ISTRI Rasa PELAKOR

ISTRI Rasa PELAKOR

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Butterfly

JENNAIRA & KAFINDRA NARAIN DEWANDARU

Gadis bernama Jennaira harus merasakan kecewa terbesar dalam hidupnya karena membiarkan orang asing merampas sesuatu yang amat sangat berharga baginya.

Ia sempat merutuki kebodohannya karena membiarkan kejadian itu terjadi berulang kali dalam waktu semalam . Tak ada penolakan yang benar-benar ia lakukan.

Dalam keadaan mab*k membuatnya hilang setengah kewarasannya saat itu, hingga ia sadar saat hinaan dan tuduhan tak berdasar dilayangkan padanya .

Wanita ****** dari mana kamu berasal?

Berapa kamu dibayar untuk menghancurkan hidup saya?

Bahkan disaat ia menjadi korban di sini, laki-laki itu sibuk memikirkan kekasihnya. Dunia seolah hanya berisi wanita itu . Tidak memikirkan Jenna yang saat ini tengah terpuruk dengan kenyataan yang ada.


Ikuti kisah Jenna yuk ! Baca dan beri komentar mu tentang karya author 😁🤗 ini hanya untuk orang dewasa ya, anak kecil bukan bacaan seperti ini yang dibaca 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Butterfly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 12

Setelah menunggu hampir setengah jam, akhirnya gadis itu muncul dengan nampan ditangannya.

" Permisi Pak, ini kopinya. " dengan tubuh membungkuk dan pandangan setia menatap kebawah.

Kafindra mengikuti arah pandang gadis itu, " apa Sekertaris ku sakit parah? " setelah hening beberapa detik, kalimat itulah yang terpikir olehnya.

" Tidak parah, tapi sepertinya butuh istirahat Pak. " jawab Jenna, pandangannya tetap menunjuk kebawah. Sepertinya lantai marmer lebih menarik ketimbang pria tampan di hadapan nya.

" Sakit apa dia? "

" Tamu bulanan wanita Pak, " jawab Jenna lagi.

" Hanya tamu bulanan? tapi kenapa suaranya sudah seperti orang sekarat tadi? " ketus Kafindra. Ia tak sadar jika ucapannya mendapat tatapan tak terima Jenna walaupun hanya beberapa detik setelah itu kembali menatap lantai.

" Karena memang menyakitkan Pak, " jawab Jenna lagi. entah mendapat keberanian dari mana ia menjawab semua ucapan bosnya tanpa diminta.

" Memang lemah saja, " gumam Kafindra tak begitu jelas didengar oleh Jenna.

Saat Jenna berpamitan pergi, Kafindra tampak menahan wanita itu meninggalkan ruangannya.

" Tunggu! " suaranya tegas, saat ini ia baru fokus menatap wanita itu.

" Iya Pak? " Jenna mendekat lagi.

" Kamu mengenal Nyonya Mehra? " Jenna seketika terpaku mendengar nama itu. Apa mbak Desi cerita ke pak kafindra ya? pikirnya.

Jenna menggeleng kan kepalanya, " Pertemuan kemarin karena kesalah pahaman antara saya dan Nyonya Mehra. Tapi sudah kami selesaikan saat itu juga Tuan. "

Tenang dan penuh kehati-hatian ia menjawab pertanyaan pria itu, salah sedikit saja dia bisa ketahuan sedang berbohong kan.

" Jangan pernah berurusan dengan Ibu saya jika tidak ingin hidupmu lebih susah, masih baik dirimu hanya diberi peringatan. " Kafindra tampak menatap serius. Entah kenapa ia peduli pada gadis itu.

Jenna mengangguk mengucapkan terimakasih, walaupun dalam hatinya ia tersenyum kecut. Kenapa dirinya bisa setenang ini bertemu dengan laki-laki yang sudah mengambil dan menghancurkan hidupnya.

" Pergilah dan suruh Desi pulang istirahat. Tapi jika ada sesuatu yang kubutuhkan, aku akan menghubungi mu , " Jenna mengangguk lalu melangkah pergi.

Kafindra menatap punggung wanita itu hingga menghilang dari balik pintu, seragam OB yang melekat ditubuhnya tampak sangat pas. Tubuh semampai dan wajah cantik itu kenapa memilih menjadi OB pikirnya .

Setelah itu Jenna sudah dua kali balik dari ruangan Presdir, dari yang ingin minuman dingin setelah itu ingin makan soto Bebek. Dan pada saat dia mencari soto yang ada hanya soto ayam. Tapi laki-laki itu tetap tidak mau dagingnya diganti dengan ayam, tetap dengan pilihannya Bebek.

Sampai Jenna kembali datang ke ruangan itu dengan wajah lelah setelah hampir dua jam dia keliling mencari soto Bebek, bahkan matanya sudah berkaca-kaca ingin menangis.

" Maaf Pak, tapi soto Bebek tidak ada disekitar sini. " lirih Jenna, kepalanya menunduk menghindar tatap mata dengan bosnya.

beberapa menit hening, cairan bening itu lolos dari pelupuk mata Jenna. buru-buru tangannya menghapus cairan bening itu dengan kasar agar tak ketahuan.

Ehhh???? Kafindra panik melihat Jenna yang menangis. Ia lantas berdiri, mengulurkan beberapa tisu untuk gadis itu.

" Sudahlah , kalau tidak ada ya sudah. Kenapa malah menangis seperti itu? Kamu mau saya dicap sebagai pemimpin yang suka menyiksa bawahannya? " tuding Kafindra.

Jenna akhirnya mendongak kan kepalanya, menatap tak percaya pimpinannya itu. Laki-laki yang sudah mengerjainya tanpa rasa bersalah.

" Siapa yang menangis? mata saya hanya pedas karena angin diluar tadi yang sangat kencang. " jawab Jenna, berusaha berkilah. ia juga tidak mau dipandang lemah oleh mata itu.

" Bawa sebagian makanan itu , " tunjuknya pada beberapa bungkusan makanan yang dimintanya tadi.

" Untuk apa Pak? "

" Untuk kamu buang! " jawabnya ketus, setelah itu berbalik menuju sofa untuk duduk menikmati makanannya.

Mengabaikan Jenna yang menatap jengkel padanya.

🐣🐣🐣

Kafindra datang mengunjungi apartemen kekasih nya tanpa berkabar terlebih dahulu. Ia jadi penasaran apa yang dilakukan wanita itu hingga sering kali mengabaikan pesannya dengan alasan sibuk.

" Malam Pak Kafindra, " sapa satpam yang tengah menjaga disisi lift gedung apartemen itu.

" Malam Pak Jaka, " Balasnya tersenyum ramah, " Oh ya tadi saya bawa makanan, kalau Bapak mau bisa ambil di meja resepsionis. "

" Wah terimakasih Pak, Kenapa balik lagi Pak? apa ada yang tertinggal diatas ? " tanya satpam Jaka.

Kafindra yang semula akan masuk kedalam lift memilih mundur beberapa langkah, " saya baru datang Pak, Briella keluar ya ? " tanya Kafindra tenang.

" Iya---a Pak, sudah satu jam yang lalu, Non Briella pergi dijemput laki-laki, saya kira itu Pak Kafindra . "

" Ohhh terimakasih informasinya Pak, jika bapak melihat sesuatu bisa beritahu saya. Saya pergi dulu permisi . " laki-laki itu melenggang pergi. mengayun kaki jenjangnya meninggalkan gedung apartemen.

Tujuannya hanya satu, mencari tau apa yang sedang dilakukan kekasihnya dengan seorang pria yang disebutkan Pak Jaka tadi.

Begitu masuk kedalam mobil, ia segera meraih benda pipih miliknya menghubungi sang asisten.

" Cari keberadaan Briella sekarang, lalu kirim lokasinya padaku langsung. " titahnya setelah mendengar sahutan dari Zean yang mengiyakan permintaan nya tanpa banyak tanya.

Tak berselang lama, pesan masuk dari asistennya muncul.

" Club? " gumamnya setelah membaca maps dimana Briella berada.

" Untuk apa dia disana? Bukankah aku sudah melarangnya? " geram Kafindra, tangannya memukul stir kemudi dengan keras. tanpa pikir panjang ia segera melajukan mobilnya .

Lampu yang temaram membuat seseorang sangat sulit dikenali. suara bising musik yang semakin kencang beatnya saat jam sudah semakin malam. segerombolan pria dan wanita tampak saling mengangkat tinggi gelas mereka, " Cheers " teriak nya bersama-sama. Gelak tawa mengundang setelah habis meneguk minuman itu hingga tandas.

" Briella ! " Kafindra menarik kasar tangan kekasihnya untuk pergi menjauh dari kerumunan yang terasa sesak itu.

" Aduh kepalaku pusing , sayang, " Briella mengeluh disaat tubuhnya ikut terseret oleh tarikan kasar yang Kafindra lakukan.

Ia memaksa masuk wanitanya kedalam mobil tanpa mengatakan sepatah katapun.

Melajukan mobil nya membelah jalanan malam yang sudah sepi.

" Kenapa datang lagi ketempat seperti itu? "

Briella membuka matanya yang terasa berat, setelah itu hanya menggeleng pelan. Kepala yang terasa berat itu ia senderkan pada bahu kokok kekasihnya.

Kafindra menghela napas kasar, wanita itu sedang mabuk yang sudah pasti tak bisa diajak bicara.

Sesampainya di apartemen, Kafindra memanggil salah satu pegawai wanita yang tengah berjalan patroli.

" Kemari " titahnya memanggil pegawai tersebut, " Iya Tuan? "

" Bawa wanita ini kembali ke kamarnya, unit 201 " titahnya menyerahkan beberapa lembar uang merah dari dompetnya. setelah itu mengeluarkan Briella dari dalam mobilnya, menyerahkan tubuh lunglai itu pada pegawai wanita tadi.

" Baik Tuan, Terima kasih uangnya. "

Kafindra langsung pergi, begitu tubuh Briella mulai dipapah walaupun hampir jatuh setiap kali melangkah.

🦋🦋🦋🦋

1
Inonk_ordinary
g romantis,serem
Grasela Malo
Mkanya jgn bodoh
Yami CB
Terus terang ini adalah salah satu cerita terbaik yang pernah gue baca! 🌟
Nurul Khotimah: makasih kak 😍
total 1 replies
Cleopatra
Mantap nih!
vee
Kebanjiran emosi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!