Kayena de Pexley adalah ratu termalang dalam sejarah kerajaan Robelia. Sampai akhir hayatnya, Kayena tidak mendapat sedikit pun cinta dari sang suami. Ia diperlakukan layaknya mesin pembuat anak serta simbol kerjasama antara dua belah pihak. Sedangkan Katarina adalah selir paling dicintai dalam sejarah kerajaan Robelia. Mantan pelayan Kayena yang mendapat anugrah berupa cinta tulus sang raja.
Ketika berhasil melahirkan bayi ke-4 yang kelak akan menjadi raja paling berpengaruh dalam sejarah kerajaan Robelia, Kayena memutuskan untuk mengakhiri hidupnya setelah mengetahui rencana sang suami yang akan memisahkan dia dengan sang putra. Namun, alih-alih meregang nyawa, Kayena malah terbangun pada masa baru kehilangan bayi pertama. Lima tahun sebelum ia memutuskan untuk bunuh diri karena mengalami depresi.
Mendapat kesempatan kedua, mampu kah Kayena merubah nasibnya yang malang? cari tahu selengkapnya.
🚩🚩
Cerita pertama Author dengan tema reinkarnasi 🔱
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaka Shan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
0027. Le Roi Rechignait au Divorce (Raja Menolak Keras Perceraian)
0027. Le Roi Rechignait au Divorce (Raja Menolak Keras Perceraian)
“Kau masih memiliki pendengaran yang baik, Raja Robelia. Adikku menginginkan perceraian.”
Cesare de Pexley berkata dengan datar ketika menghadang langkah adik iparnya yang hendak mengejar Pangeran Kaezar yang menggendong Kayena—meninggalkan mereka yang masih berada di rumah kaca.
“J’attends ce moment depuis longtemps (sudah lama aku menunggu momen ini),” lanjutnya seraya menyeringai. “Le moment où ma proper soeur a voulu échapper à tes griffes (momen ketika Adikku sendiri yang berkeinginan untuk lepas dari cengkraman mu.”
“Jaga bicara mu, Cesare. Kalimat mu terlalu berlebihan.”
Cesare menautkan alis mendengar itu. “Berlebihan?” tanyanya dengan nada remeh. “Semua orang yang mengenal Adikku dengan baik tahu seberapa besar cintanya untuk mu.” Ungkapan itu Cesare gaungkan, tak peduli jika masih ada cukup banyak orang di tempat tersebut. “Tetapi, apa yang kau berikan sebagai balasan dari cinta tulus yang Adikku tunjukkan? Penghianatan!”
Kaizen masih tidak diberi kesempatan untuk menjawab. Cesare ini tipikal lawan yang tidak bisa diremehkan ketika berhadapan di medang peperangan, maupun medan perdebatan. Apalagi jika topik dari perdebatan tersebut adalah wanita nomer dua—setelah ibunya—yang sangat ia cintai.
Hubungan mereka memang memburuk semenjak Kaizen resmi mengenalkan Katarina sebagai selirnya pada dunia. Hubungan terlarang tersebut tentu saja sangat ditentang oleh keluarga Grand Duke Pexley, terkhusus ayah, serta dua saudara laki-laki Kayena. Maka Kaizen tidak terlalu heran jika Cesare berkata demikian ketika Kayena mengutarakan keinginan untuk bercerai.
“Kau sudah mendengar jawaban ku, Cesare. Tidak akan ada perceraian di antara kami.”
“Ck, percaya diri sekali.” Cesare berdecak seraya menarik satu langkah mundur. “Dengar, Kaizen. Keinginan Kayena adalah perintah bersifat mutlak bagi kami. Apapun keinginannya, kami akan berusaha keras untuk memberikannya.”
Mereka yang dimaksud Cesare tentu saja 3 pria paling mencolok di keluarga Grand Duke Pexley. Tiga kesatria penjaga Kayena yang sangat setia. Dua di antaranya sangat disegani juga ditakuti. Bagi Kaizen pribadi, akan repot mengurus hubungan politik di antara keluarga kerajaan dan keluarga Pexley jika perceraian itu sampai terjadi.
“Lebih baik segera penuhi permintaan Adikku, karena kau tidak punya pilihan lain,” kata Cesare lagi. “Aku yakin keputusan Adikku sudah bulat. Kau tidak akan dapat mengubah keputusannya, sekalipun kau … menawarkan perpisahan dengan wanita pemuas nafsu itu.” Pada akhir kalimat itu, Cesare dengan senang hati menikmati perubahan ekspresi di wajah mantan pelayan adiknya. “Pertanyaannya, apa kau mampu berpisah dengan pemuas nafsu itu demi mempertahankan Adikku?”
Mendengar nada meremehkan yang tersirat pada setiap penggal kalimat yang dilontarkan Cesare, berhasil membuat Kaizen lepas kendali. Ia hampir melayangkan satu pukulan ke arah Cesare, jika Katarina tidak menahan tubuhnya dengan cara dipeluk dari belakang.
“Tahan emosi Anda, Yang Mulia. Jangan sampai Anda memukul Tuan Muda Cesare.”
Kaizen mendengus. Ia kemudian menghela napas kasar ketika melihat smirk di bibir Cesare.
“Lepaskan Adikku, Kaizen. Setelah itu aku jamin … kau akan menemukan perbedaan besar dalam hidupmu,” kata Cesare sebelum pergi meninggalkan sepasang kekasih haram itu begitu saja.
💰👑👠
“Untuk apa air di dalam wadah itu?”
“Untuk merendam kaki Anda, Yang Mulia Ratu,” jawab Kima apa adanya. Ia datang membawa wadah berisi air dan larutan garam. “Pangeran Kaezar meminta saya untuk melarutkan garam epsom dengan air. Katanya garam Epsom adalah salah satu bahan alami yang bisa digunakan untuk mengurangi bengkak di kaki. Jenis garam ini juga dapat membantu mengeluarkan zat racun dalam tubuh dan mampu melancarkan aliran darah di kaki.”
Kayena tersenyum tipis mendengarnya. “Apa lagi yang Pangeran Kaezar perintahkan?”
“Pangeran meminta kepala koki untuk menyiapkan menu makan malam yang sehat, misalnya ikan Salmon, umbi-umbian seperti ubi jalar, kemudian bayam, brokoli, sampai kacang-kacangan seperti mete dan almond.”
Kaezar sebenarnya berpesan pada kepala koki untuk menghidangkan menu yang kaya akan sumber kalium dan magnesium. Misalnya, ubi jalar, pisang, salmon, ayam, jeruk, susu rendah lemak, bayam, brokoli, alpukat, kacang almond, mete dan dark chocolate. Makanan dengan kandungan magnesium sulfat tinggi akan meresap ke dalam pori-pori kulit dan perlahan mengurangi peradangan.
“Pangeran Kaezar juga berpesan akan kembali berkunjung setelah Yang Mulia Ratu beristirahat.”
“Padahal dia bisa saja berkunjung sekarang,” gumam Kayena ketika mencelupkan kakinya ke air dalam wadah. Rasa hangat langsung menyergap ketika kakinya terendah sempurna. “Pergilah beristirahat, Kima. Aku tahu kau juga kelelahan.”
“Saya akan pergi setelah Anda selesai berendam, kemudian memastikan Anda makan dengan benar.”
“Aku bukan anak kecil yang harus kau awasi 24 jam, Kima.”
Kima tersenyum tipis mendengarnya. “Memang. Anda terlihat seperti istri dan ibu mandiri. Namun ...”
“Namun, apa?” sahut Kayena yang baru saja menerima satu piring kecil kacang mete dan almond dari pelayannya itu.
“Pangeran Kaezar selalu memperhatikan Yang Mulia dengan penuh perhatian. Seolah-olah Anda adalah Senorita yang harus selalu dilindungi.”
Kayena paham dengan maksud dari ucapan Kima. Sebenarnya bukan saja Kaezar, ayah serta kedua saudara laki-lakinya juga berperilaku demikian. Mungkin karena sejak kecil Kayena tumbuh dan besar tanpa seorang ibu, hanya mengandalkan kasih sayang tak terhingga seorang ayah, ia selalu dijaga dengan sangat ekstra. Orang-orang di sekelilingnya cenderung berperilaku demikian, namun ada yang menunjukkannya, secara langsung ada pula yang tidak menunjukannya secara langsung.
“Istirahat lah lebih awal, Kima. Aku juga akan segera menghabiskan makan malam ku.”
Kima yang baru saja menyelesaikan tugas terakhirnya tersenyum tipis seraya mengangguk. Ia bisa pergi untuk istirahat setelah memastikan sang Ratu menikmati Grill salmon meet avocado puree yang disiapkan kepala koki untuk menu makan malam. Ia juga sudah membantu sang Ratu berganti pakaian menggunakan gaun malam yang lebih nyaman digunakan.
“Mereka benar-benar menuruti perintah Pangeran Kaezar,” kata Kayena ketika akhirnya Kima pergi dari kamarnya.
Para pelayan yang diberi perintah oleh Kaezar ternyata melakukan perintah tersebut dengan baik. Contohnya saja kepala koki yang telah berusaha keras memasak Grill salmon meet avocado puree untuk menu makan malam. Awalnya kepala koki juga menawarkan Lemon honey glazed salmon, sama-sama menu dari olahan salmon. Bedanya adalah topping serta pendamping.
“Siapa?”
Kayena agak tersentak ketika pintu kamarnya kembali terbuka. Padahal belum lama semenjak Kima pergi. Apa mungkin Pangeran Kaezar? Namun, rasanya tidak mungkin jika Pangeran Kaezar yang masuk tanpa izin ke dalam kamarnya. Bagaimana pun juga ia masih Ratu negeri ini. Harkat dan martabatnya akan dipertanyakan jika ada pria asing yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.
“Untuk apa Anda kemari?” sambut Kayena dengan nada suara tak suka ketika melihat siapa yang mendatangi kamarnya malam-malam begini.
“We need to talk (kita butuh bicara).”
“Sorry, Your Majesty (maaf, Yang Mulia Raja). I’am not in the mood to have anything to say with you (saya sedang tidak ingin bicara apapun dengan Anda),” balas Kayena tanpa basa-basi. “So, you better leave soon (Jadi, lebih baik Anda segera pergi). I will rest soon (saya akan segera beristirahat).”
“Give me your precious time (beri aku waktu berharga mu),” pinta pria rupawan yang datang masih menggunakan pakaian dinas tersebut. “Just a few minutes is fine (hanya beberapa menit pun tak masalah),” lanjutnya dengan langkah panjang yang segera membawanya berdiri di depan Kayena.
Kayena bisa mencium aroma red wine favorit pria itu dari jarak dekat. “Ah, sepertinya dia sedikit tipsy,” batin Kayena. Ia tahu suaminya suka mengonsumsi red wine, bahkan pria itu memiliki gudang red wine pribadi untuk menyimpan ratusan koleksi red wine yang disimpan semakin lama, rasanya semakin enak, manis, serta nilai jualnya semakin meroket tinggi.
“Saya lelah, Yang Mulia. Saya ingin …”
“Kau terus saja berkata lelah,” potong Kaizen. “Apa pernikahan ini membuat mu kelelahan sampai kau ingin menyerah?”
Kayena menghela napas kecil sebelum menjawab. “Hubungan kita memang melelahkan. Oleh karena itu, sebaiknya kita akhiri saja.”
“Tidak bisa.” Kaizen menjawab dengan kedua tangan yang bermukim di bahu istrinya. “Kau belum melahirkan pewaris untuk ku!”
Mendengar kalimat tersebut, Kayena tersenyum getir. “Jadi masalahnya perihal pewaris?” ia kemudian menatap lekat bola mata lawan bicaranya. “Jika saya berhasil melahirkan seorang pewaris, apa Anda akan senang? kemudian setuju untuk bercerai dengan saya?”
“…”
Kaizen tak langsung menjawab. Ia lebih terlihat asik menikmati fitur wajah cantik tanpa cela yang dimiliki sang istri. Tanpa polesan riasan sedikitpun, istrinya tetap terlihat sangat cantik. Terlalu Unreal bagi mahluk fana seperti manusia.
“Kenapa harus saya? Bukan kah Anda mempunyai wanita yang sangat Anda cintai?”
“Kayena …”
“Bagaimana perasaan Katarina jika tahu bahwa Anda menginginkan pewaris dari saya, sedangkan dia yang sangat menginginkan anugrah tersebut.”
Kaizen menggeleng cepat. “Dia tak pantas.”
Kayena terpekur mendengarnya. “Tak pantas? Bukan kah dia wanita yang Anda cintai setengah mati, Yang Mulia. Jangan bercanda dengan saya!”
“Aku memang mencintainya,” kata Kaizen, tak membantah sama sekali. Seharusnya Kayena senang mendengarnya. Namun, seperti kehidupan sebelumnya, ia selalu merasa hatinya tiba-tiba terluka setiap kali Kaizen berkata demikian. Rasanya … tak adil.
“Akan tetapi, aku lebih menginginkan kamu.”
Sepenggal kalimat yang dilanjutkan oleh Kaizen berhasil membuat Kayena waspada dan siaga. Apa maksudnya coba berkata demikian? Kaizen pikir ia akan luluh, kemudian jatuh ke lubang yang sama dua kali? tidak akan.
“Hanya rahim mu yang akan mendapatkan kesempatan untuk menampung pewaris ku.”
Kayena tak diberi waktu sedikitpun untuk membalas, karena sepersekian detik berikutnya raja Robelia itu memangkas jarak di antara mereka. Kemudian melahap habis bibirnya. Membuat Kayena bisa mencicipi aroma serta rasa red wine yang masih tertinggal di dalam rongga mulut raja brengs*k tersebut.
💰👑👠
Note : Nulisnya nyampe 2 hari 🤧 readers bacanya paling 5 menit 🥲
Semoga suka 😘 Maaf belum bisa daily update apalagi crazy up 🥲. Jangan lupa like, vote, tabur bunga tau secangkir kopi, rate bintang 5 🌟 komentar, dan follow Author Kaka Shan + IG Karisma022 🤗
Tanggerang 14-04-23