Maid Of Vampire

"Arghh!"

Lyodra berteriak karena terkejut ketika Edge sudah berpindah tempat dengan sangat cepat. Kini Edge ada di samping mobil, wajah pucat pria itu memenuhi pelupuk mata Lyodra, dengan taring yang sangat tajam.

Lyodra meneguk ludah, tidak percaya jika pada akhirnya dia akan bertemu dengan makhluk penghisap darah yang kisahnya sudah sangat melegenda.

Gadis itu mengucek matanya, takut semua ini hanyalah khayalan semata. Namun, takdir baik belum berpihak padanya, karena apa yang ada di hadapannya adalah nyata.

"Pak!" panggil Lyodra pada supir yang mengantarnya, tetapi ternyata pria itu sudah menghilang entah ke mana.

Gadis itu celingukan, dan seolah telah dipersiapkan, tidak ada satupun kendaraan yang melintas di sekitar sana.

"Sial, kalungku tidak ada, dan sekarang aku benar-benar harus berhadapan dengan vampir," gumam Lyodra dengan ketakutan yang mulai memenuhi dadanya.

Di tengah kegugupannya, dia meraih handle pintu dengan tangan yang gemetar. Dengan gerakan cepat, Lyodra berusaha untuk kabur. Namun, ketika dia sukses berada di luar, tubuhnya langsung dihadang.

Sontak Lyodra mundur beberapa langkah. Dia terlihat waspada, takut jika sosok yang ada di hadapannya tiba-tiba menyerang.

"Akhirnya kita bertemu," sapa Edge dengan seringai yang menakutkan.

Lyodra meneguk ludahnya kasar. Gadis itu mencoba untuk mengumpulkan keberaniannya, meski kalung yang dapat menjaganya sudah tidak ada.

"Apa kau sudah menungguku?" Lyodra balik melayangkan sebuah pertanyaan. Sementara tangannya meraih sesuatu dari dalam tas yang dia kenakan.

"Tentu, dan kau pasti tahu apa sebabnya!" jawab Edge, dia terus mengitari tubuh Lyodra, dan gadis itu ikut berputar dengan tatapan waspada.

Namun, meskipun begitu Lyodra tetap tak bisa memprediksi pergerakan Edge, karena tiba-tiba vampir itu sudah berada di belakang tubuhnya.

Edge kembali menyeringai menunjukkan giginya. Akan tetapi dia tidak menghirup aroma kehidupan di tubuh gadis itu, sebab Lyodra membawa bawang putih di setiap kantung baju maupun celananya.

Lyodra yang menyadari bahwa Edge ada di belakangnya, langsung memutar tubuh dengan pisau belati yang siap dia layangkan ke dada Edge.

Crash!

Dengan sigap Edge menghindar, dia kembali berpindah-pindah membuat Lyodra menajamkan indera penglihatannya.

"Ternyata kau pintar juga, tidak salah, kau adalah keturunan sejati dari pemburu vampir!" cetus Edge dengan perasaan marah.

Namun, Lyodra tidak peduli, ketika Edge berhenti, maka dia akan menikam jantung vampir itu, agar makhluk tersebut segera musnah.

"Tidak akan semudah itu!" teriak Edge, lalu dengan kekuatannya dia menarik kaki Lyodra, dan membuat gadis itu terpental.

Lyodra jatuh ke tanah setelah tubuhnya menabrak pohon. Akan tetapi hal tersebut tak lantas membuatnya menyerah. Dia kembali bangkit, dan menyerang Edge dengan sekuat tenaga.

"Aku tidak tahu sekuat apa dirimu, tapi yang jelas, kau harus musnah!" ucap Lyodra tak kalah berteriak. Rasa takut yang sedari tadi menghantuinya seolah hilang, karena nyawa gadis itu sedang dipertaruhkan.

Edge menyeringai penuh, ternyata Lyodra bisa dijadikan mainan. Vampir itu melarang anak buahnya untuk ikut campur, karena dia akan membereskan Lyodra sendirian.

Dia kembali menyerang Lyodra dengan sekali kedipan mata. Kuku tajamnya menyabet tangan gadis itu hingga darah langsung mengalir segar.

"Akh!" Lyodra meringis saat merasakan anggota tubuhnya terluka. Sementara Edge mulai menghirup aroma yang sangat manis, mengalahkan aroma bawang putih yang dibawa oleh gadis itu.

Sesaat Lyodra merasa dirinya akan kalah, tetapi selagi dia masih mampu untuk bernafas, maka dia akan terus melawan Edge.

Lyodra berlari ke arah vampir itu, tetapi tiba-tiba tubuhnya melayang, Edge menghentak tangan, dan dalam sekejap, tubuh Lyodra terayun ke arah dinding bangunan yang ada di sekitar mereka.

Bruk!

Tulang yang ada di tubuh Lyodra terasa remuk semua. Gadis itu kembali jatuh ke tanah dan terlihat tak berdaya, sementara pisau belati yang semula dia genggam menghilang entah ke mana.

"Tidak, Lyo. Kamu pasti bisa, kamu bisa menghadapinya," gumam gadis cantik itu sambil menatap tajam ke arah Edge yang selalu mengejeknya.

Lyodra berusaha bangkit, tetapi dalam sekejap lehernya sudah dicengkeram oleh Edge. Pria itu memejamkan mata seraya menikmati aroma darah yang begitu segar. "Kau akan mati setelah ini. Jadi, jangan harap untuk tetap hidup dengan tenang."

Kedua taring tajam milik Edge siap menembus leher Lyodra, sementara gadis itu tak dapat bicara karena rahangnya terasa sangat sakit.

Dia seperti ada di antara hidup dan mati.

Slap!

Bukan keberhasilan yang didapat, karena detik selanjutnya tubuh Edge terpelanting jauh. Lyodra langsung tak sadarkan diri, sementara Aiden langsung mengejar tubuh Edge untuk dia habisi.

Dia telah kembali untuk wanitanya.

"Kau akan binasa malam ini, Edge, karena telah menghiraukan ucapanku!"