"Aku hamil, Rey." Kalimat itu akhirnya lolos dari bibir Kirana, meski dia mengatakan penuh keraguan.
Reyhan bukannya senang, justru dia melontarkan kalimat yang sangat menyakitkan. " Hamil! Bayi siapa yang kau kandung? Kalaupun itu anakku, jangan berharap aku akan membiarkan dia lahir kedunia ini."
Tanggapan negatif dari Reyhan membuat Kirana ingin mempertahankan bayinya seorang diri, meski dirinya tengah divonis kanker stadium akhir.
Ya, Reyhan menikahi Kirana karena paksaan dari keluarga wanita, pernikahan mereka yang berumur tujuh tahun tidak mampu menghadirkan CINTA . Reyhan memiliki kekasih yang setiap saat hadir mengacaukan hubungan mereka. Namun, saat Kirana benar-benar pergi, Reyhan merasakan sesuatu yang berharga telah hilang dari hidupnya.
Akankah mereka kembali bersatu dalam sebuah ikatan pernikahan?
Ataukah mereka berpisah dan menyisakan penyesalan?
Ayuk! ikuti kisahnya sampai tamat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti arisandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27
"Clara apa yang terjadi." Reyhan segera datang ke ruangan Clara dan menghampiri kekasihnya.
"Rey, aku takut." Clara berlari menghampiri Reyhan dan memeluk tubuh gempal lelaki yang dia sayangi itu.
"Rey lihatlah apa yang dilakukan oleh Kirana padaku, dia menyerangku dengan brutal, mengacak acak rambutku, lalu dia memaksa supaya aku meminum obat penggugur kandungan ini." Clara menunjukkan gelas berisi air putih.
Reyhan melepas pelukan Clara, mencari sebuah kejujuran di mata kekasihnya itu. Clara benar-benar menangis. Wajahnya begitu berantakan. Padahal saat berangkat tadi dandanannya begitu cantik.
"Kirana melakukan itu?" Reyhan menangkup dagu Clara, ada sorot api kemarahan yang terlihat di matanya.
"Iya, Rey. Siapa lagi kalau bukan dia yang tidak senang dengan kebersamaan kita. Kirana memaksaku minum obat ini, kamu harus melakukan sesuatu, bagaimana kalau bayi kita tidak bisa diselamatkan." Clara berkata dengan tidak jelas lalu menangis tersedu-sedu.
"Kalau sampai itu terjadi, aku sendiri yang akan menghancurkan Kirana. Aku tidak akan memaafkan dia yang telah merenggut bayiku yang tidak berdosa."
Reyhan mendudukkan Clara di kursi milik wanita itu sendiri. Lalu menghubungi Niko dan memintanya menemuinya sekarang. Tak lama asisten Niko datang. "Niko ikut aku perintah Reyhan dingin.
Mereka berdua beranjak pergi setelah Niko tiba. Niko melirik Clara sebentar. Lelaki itu mengangguk datar yang artinya mohon pamit. Meski tuannya begitu menyayangi Clara, tapi Niko merasa ada yang disembunyikan oleh wanita itu. Bagi Niko Kirana lebih tulus dalam urusan cinta.
"Niko, Kirana kali ini sudah melampui batas," kata Reyhan saat berbicara berdua saja. Reyhan selalu mengatakan masalah pribadinya pada Niko, dia sudah menganggap Niko orang yang bisa dipercaya, bisa menjaga rahasia melebihi dirinya sendiri.
"Apa yang dilakukan oleh Nyonya, Tuan?"
"Kirana belum bisa melupakan kepergian bayinya hingga dia ingin melakukan hal yang sama pada Clara, Kirana ingin balas dendam. Clara hamil sebelum kita menikah, dan kirana tahu hal itu. Ini salahku, andaikan aku tidak memaksa untuk mendonorkan darah pada Clara waktu itu bayi Kirana pasti masih hidup, mungkin dia sekarang sudah lahir dengan sangat lucu."
Mengingat semua yang terjadi, Reyhan memejamkan matanya. Yeah, andaikan bayi itu masih ada mungkin Kirana tidak akan menceraikan dirinya, itu yang dipikirkan Reyhan. Reyhan menyesal pernah berkata pada Kirana kalau tak akan pernah menganggap bayi itu ketika lahir, sungguh dia ayah yang sangat bodoh.
Niko mengangguk pertanda mengerti. Ternyata masalah besar yang dihadapi Reyhan karena dua wanita. Mengenai bisnis, kemampuannya tak bisa diragukan lagi.
Niko, aku ingin kamu memerintahkan para karyawan untuk fokus pada kemajuan CV. Ajak para investor untuk bergabung, dan katakan kalau CV saat ini akan memutuskan kerja sama dengan PT dan akan berdiri sendiri.
"Tuan, jika itu anda lakukan, maka investor akan berkhianat pada Nyonya Kirana, apakah anda ingin membuat perusahaan milik nyonya Kirana bangkrut? Tanpa Anda nyonya Kirana tidak akan bisa berdiri dengan kakinya sendiri, anda tahu Nyonya tidak memiliki keahlian yang cukup."
"Aku ingin Kirana menyadari kesalahannya. Jika dia ingin semua baik baik saja, Kirana harus minta maaf pada Clara dan biarkan kami berdua tenang."
"Tuan anda yakin Nyonya Kirana melakukan semua yang dituduhkan oleh Nona Clara."
"Tentu, Kirana cemburu dengan kehadiran bayi Clara. Berulang kali aku memergoki Kirana menyerang Clara, bukan hanya satu kali. Pertama di butik, dan kedua di pesta tuan Abraham.
"Niko, lakukan saja tugasmu. Aku tidak akan menyakiti Kirana, ini semua aku lakukan supaya dia sadar kesalahannya dan minta maaf."
"Baiklah, Tuan." Niko memohon undur diri.
Reyhan mengangguk mengizinkan Niko pergi.
Niko segera menghubungi semua klien dan investor, meski dia menyayangkan hal ini terjadi, tapi apa daya dia hanya seorang bawahan.
Entah kenapa Niko merasa sejak awal Kirana adalah wanita yang paling terluka dan selalu mendapat ketidakadilan.
Niko memandang wajah para klien satu persatu, lalu menyampaikan dengan tatapan sendu perihal maksud kepentingan dikumpulkan di ruang meeting saat ini.
Mereka semua tentu setuju, karena para investor tahu perusahaan akan berada dalam kendali Reyhan, yang jelas-jelas lebih berpengalaman.
Kirana yang juga ada di sana tentu tidak percaya dengan pemikiran Reyhan yang kembali berubah, beberapa hari lalu dia bilang akan membantunya memajukan perusahaan, tapi saat ini rencana tiba-tiba berubah, Reyhan ingin membagi perusahaan menjadi dua.
Kirana gusar, para investor mulai berpihak pada Reyhan, dan hanya sekitar dua puluh persen memihak Kirana, dua puluh persen itu karena masih ada hubungan kerabat.
Kirana keluar meeting setelah Niko selesai menyampaikan semuanya. Kirana bersandar di dinding yang tidak terlihat orang sambil menangis. Kirana merasa telah gagal mempertahankan perusahaan milik keluarganya.
"Aku menyesal pernah mencintai lelaki sepertimu Rey, andaikan tahu akan seperti ini aku lebih baik sendiri seumur hidup. Aku pasti bisa lebih bahagia jika hidup tanpa mengenalmu," lirih kirana, wanita itu mengusap air mata begitu Niko sengaja mendekatinya.
Nyonya, maafkan aku, aku tahu keputusan Tuan Reyhan sulit sekali buat anda, aku juga tidak percaya dia akan tega seperti ini."
Kirana tersenyum dalam kepahitan. "Aku tidak terkejut Niko, Tuanmu itu sudah buta dan tuli, hanya ucapan Clara yang dia dengar. Aku tak pernah benar sekalipun dimatanya."
"Suatu hari tuan Reyhan pasti akan menyesal Nona," ujar Niko lagi.
"Biarlah, aku tidak peduli dengan hidupnya. Yang kupedulikan bagaimana aku bisa bangkit memperjuangkan perusahaan papa.
Tring!
Reyhan segera memanggil Niko, dia ingin tahu hasil rapat yang baru saja dia laksanakan.
Mendapat telepon dari Reyhan Niko segera pamit. "Nona saya ingin menemui tuan Reyhan."
"Apa yang baru saja itu telepon dari dia?"
Niko mengangguk, Niko bisa merasakan bagaimana sakitnya hati Kirana. Niko adalah saksi perjalanan hubungan mereka sampai tujuh tahun ini.
***
Tiba di ruangan Reyhan.
"Niko, bagaimana hasilnya."
"Tuan, apa tidak sebaiknya anda fikirkan lagi, Aku tidak tega melihat Nona Kirana …."
"Stop Niko, lakukan saja apa yang aku perintahkan, kau masih ingin bekerja, maka bekerjalah dengan baik," pangkas Reyhan.
Niko akhirnya bercerita. "Nyonya Kirana menganggap anda tidak konsisten, Karena anda dulu membelanya dari Klien dan sekarang anda menjatuhkannya begitu saja. Anda mendapat satu lagi penilaian buruk darinya."
"Ya, kamu benar, aku laki-laki terburuk buat dia, Aku harus memikirkan Clara dan bayinya. Aku berhutang nyawa padanya."
'Seumur hidup anda akan terus berhutang nyawa, dan seumur hidup juga anda akan dimanfaatkan oleh wanita itu, jangan menyesal jika suatu hari anda baru sadar siapa wanita yang mencintai dengan tulus. saat ini aku berdoa semoga Nyonya Kirana akan mendapat kebahagiaan,' batin Niko.
akhirnya muncul lagi 🤭🤭🤭🤭
semangat ya kak 💪💪💪