Gong Chen bereinkarnasi menjadi Ketua Sekte. Tapi sayangnya semua tidak seperti yang dia impikan. Dia menjadi ketua sekte kecil dan lemah. Dan harus meningkatkan sektenya sampai bisa menjadi penguasa dunia. Bagaimana perjuangannya menjadikan dunia di bawah telapak kakinya dan menjadikan sektenya menjadi yang terbaik di seluruh dunia? Simak kisah selanjutnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faisal Fanani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 027
Li Guang, Han Shi dan Tetua Long Wei yang tidak ingin mengganggu Ketua Sekte dan Ketiga murid kembar itu akhirnya berinisiatif untuk melihat siapa orang yang berani membuat masalah untuk mereka malam-malam itu.
Di Gerbang Sekte Pendiri Dunia.
“Ada apa kalian berteriak malam-malam di sekte ini, apakah kalian tahu bahwa itu adalah tindakan yang tidak sopan?!” tegas Tetua Long Wei yang terlihat cukup marah.
“Hooo akhirnya kalian datang! Lihat dan bacalah!” Orang kekaisaran itu dengan sombong melemparkan sebuah surat peringatan begitu saja.
“Beginikah sikap petugas kekaisaran yang katanya terhormat itu? Apakah kalian tahu bahwa melakukan hal seperti ini adalah kejahatan?” tanya Tetua Long Wei sambil mengeluarkan tekanan ranah kaisar puncaknya.
Lima orang yang mengaku petugas kekaisaran itu terdiam, jika mereka bertindak gegabah, maka mereka berlima bisa dengan mudah dikalahkan oleh kakek tua itu.
“Tunggu-tunggu, kami datang kesini hanya menyampaikan itu saja, karena sekte ini sudah tidak pernah membayar uang iuran dan sama sekali tidak memiliki kontribusi untuk kekaisaran, jadi Para Petinggi nanti akan melakukan sidak pada kalian!” jelas salah satu orang itu.
“Jangan gegabah Tetua Long Wei, yang kita hadapi sekarang adalah kekaisaran. Jangan-jangan mereka berlima memang sengaja memancing amarah kita dan akhirnya kekaisaran bisa menjatuhkan hukumannya pada kita,” bisik Han Shi.
Dia yang paling mengerti masalah perpolitikan seperti ini, bagaimanapun dia adalah mantan pangeran, yang sudah seharusnya sangat dekat dengan hal-hal licik seperti ini, apalagi setelah datangnya surat dan lima orang itu malam-malam seperti ini.
“Baiklah lalu apa yang harus kami lakukan, agar sekte kami masih bisa berdiri dan beroperasi dengan semestinya? Apakah kalian hanya ingin bayaran atau sebagainya?” tanya Han Shi mengambil alih percakapan.
“Kamu pintar juga anak muda, kami tidak akan memaksa kalian melakukan itu, tapi jika memang ada yang seperti itu, kami tidak akan menolaknya,” ucap salah satu dari lima orang itu.
Han Shi tidak semerta-merta memberikan uang begitu saja, dia malah mengeluarkan sebuah Kristal Perekam yang membuat kelima orang di hadapannya itu langsung ketakutan.
“Hmm … bagaimana jadinya jika aku memberikan bukti ini pada Paviliun Penegak Hukum Kekaisaran, apakah ini yang dinamakan sebagai ancaman pada sekte kecil? Kalau tidak salah hukumannya adalah hukuman mati ya?” ucap Han Shi menguasai.
“Ap– apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu menggunakan Kristal Perekam seperti itu untuk menjebak kami?! Kami adalah orang yang jujur dan bisa saja membuat sekte ini menghilang, berikan pada kami kristal perekam itu!” pinta salah satu dari lima orang itu.
“Kenapa kami harus memberikannya pada kalian, padahal ini bisa menjadi sebuah bukti kuat, bahwa kedatangan kalian kemari hanya untuk memeras dan membuat sekte kami dalam kesusahan bukan, aku hanya ingin tahu bagaimana reaksi Para Penegak Hukum nanti,” ucap Han Shi sambil tersenyum penuh arti.
“Dasar Bajingan! Kalau kamu tidak mau memberikan Kristal Perekam itu, maka tidak ada jalan lain selain pertarungan! Seni Tombak Api : Putaran 8 Arah Mata Angin!” teriak salah satu dari kelima orang itu yang sudah kalah debat dengan Han Shi.
Li Guang dari sisi belakang bergerak santai dan langsung mengayunkan pedang es miliknya dan membuat salah satu dari lima orang itu terluka parah.
*WUSH!
“Di musim salju seperti ini, serangan api tidaklah kuat! Dan lebih baik kalian menyingkir dari sini para penjahat kekaisaran bajingan! Jangan membuat masalah dengan sekte kami, atau kalian semua akan tahu akibatnya nanti!” ancam Li Guang.
Li Guang inilah orang yang paling mirip dengan bakat dan cara pikir Gong Chen. Terkadang dia sangat serius, terkadang dia juga bisa melawak, terkadang dia juga tidak jelas.
Dia benar-benar menjadikan Gong Chen sebagai panutannya, alhasil sekarang karakternya sedikit demi sedikit mengikuti karakter dari gurunya itu, benar-benar peniru yang handal.
“Ugh … kamu berani membekukan tanganku! Lihat saja nanti, kalian pasti akan mendapatkan balasan yang lebih besar, karena musuh sebenarnya bukanlah kami, melainkan Putri dan Pangeran Kekaisaran! Kalian semua akan mati nanti! Mari kita pergi!” ucap salah satu dari mereka.
“Hentikan tidak usah dikejar, sepertinya mereka memang diperintahkan untuk memancing kemarahan kita saja! Dan sepertinya beberapa kedepan sekte ini akan bergejolak,” ucap Gong Chen yang baru saja datang sambil menggendong tiga murid kembar.
“Kenapa kita tidak langsung membunuh mereka saja Guru?” tanya Li Guang yang sudah kepalang tanggung mengeluarkan salah satu jurusnya tadi.
“Karena masalah yang lebih besar akan hadir tidak lama dari sekarang, simpanlah tenagamu untuk hari itu, apalagi tadi dia mengatakan mengenai Putri dan Pangeran Kekaisaran ya? Sepertinya aku tahu siapa yang mereka maksud,” ucap Gong Chen ringan.
“Siapa mereka Guru?” tanya Li Guang lagi.
“Mari aku ceritakan di dalam saja, karena musuh kita kali ini adalah seorang Iblis Rubah Ekor Sembilan yang menyamar menjadi manusia atau lebih tepatnya Putri Kekaisaran,” ucap Gong Chen sambil berjalan masuk ke Aula Utama Sekte.
Li Guang, Han Shi dan Tetua Long Wei menutup gerbang lalu mengikuti Ketua Sekte mereka itu karena penasaran siapa sebenarnya yang dia maksud dengan Rubah Ekor Sembilan itu.
***
Sementara itu, di sebuah tempat yang merupakan tempat kembali dari 5 orang yang bertugas membuat kerusuhan tadi.
“Bagus-bagus, kalian bahkan tidak menggubris Surat Peringatan yang aku berikan, kalau begitu tak lama lagi, kalian akan mendapatkan sebuah bencana besar, tunggu dan lihatlah saja nanti!” ucap seseorang yang mengenakan jubah hitam itu.
“Lalu bagaimana dengan tangan hamba ini Yang Mulia? Apakah Anda akan membiarkan saya seperti ini selamanya? Bukankah orang yang melakukan ini pada saya, juga harus mendapatkan hal yang sama?” tanya salah satu dari lima orang tadi.
“DIAM! Itu urusan kalian, aku tidak peduli, yang terpenting sekarang aku sudah tahu apa yang hendak aku lakukan! Mengenai tanganku yang membeku dan akan terputus itu carilah tabib sendiri, aku pergi dulu,” ucap orang yang mengenakan jubah hitam itu.
Orang itu langsung berlalu begitu saja bersama dengan beberapa pengawalnya, dia sama sekali tidak memedulikan mengenai salah satu orang suruhannya yang sedang kesakitan karena tangannya membeku itu.
“Sial! Sepertinya berpihak pada kekaisaran itu hanya untuk orang-orang bodoh saja, lihatlah sekarang, bahkan bajingan pangeran kekaisaran itu sama sekali tidak memedulikanku,” protes salah satu orang itu lirih.
“Hush! Jangan bicara seperti itu, lebih baik kita menjaga perkataan kita sebelum semuanya menjadi lebih rumit, mari kami antarkan kamu ke salah satu tabib yang ada, ingatlah kita tidak bisa menyinggung seorang pangeran kekaisaran,” ucap salah satu orang lainnya.
***
Beberapa hari kemudian, ketika hari libur sekte sudah usai, semua murid juga sudah kembali dari liburan tiga hari mereka. Kini semua orang kembali melakukan rutinitas mereka dan Gong Chen sudah memimpin pelatihan itu.
“Jadi mulai sekarang aku akan mengajarkan kalian semua mengenai Elemen Petir dan aku ingin kalian semua menguasainya dengan bantuan Batu Elemen Petir Hitam yang aku dapatkan dulu waktu di wilayah Keluarga Xia, jadi–”
*BOOOM!
“DENGAR KAMI DARI PENEGAK HUKUM KEKAISARAN! KAMI MENCURIGAI BAHWA BEBERAPA MURID SEKTE INI BERKOMPLOT DENGAN IBLIS! KAMI AKAN MELAKUKAN PENYELIDIKAN BESAR-BESARAN!”
Ratusan orang berpakaian penegak hukum kekaisaran datang dan masuk sebelum dipersilakan, mereka semua langsung menangkap beberapa murid yang tak jauh dari gerbang tanpa memedulikan Gong Chen yang ada di depan mereka semua.
“BAJINGAN! SIAPA YANG MEMBIARKAN KALIAN MASUK?!” teriak Gong Chen.