Xiana Jizzy Ghozaline adalah staff lama di kantor milik Giorgino Dirgantara. Hanya saja selama Xiana bekerja dia belum pernah bertemu dengan Dirga, karena Dirga berada di luar negeri. Dirga yang tidak memiliki kekasih, memaksa Xiana untuk menjadi kekasihnya dengan banyak keuntungan yang akan di terima Xiana. Apakah Xiana akan menyetujui permintaan Dirga atau justru sebaliknya dengan seribu trik Xiana dia akan melarikan diri dari jeratan Dirga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surat Perjanjian
Setelah meeting bersama dengan Dirga dan semua kepala divisi, Xiana menyiapkan makanan dan kopi hitam tanpa gula seperti yang diminta atasannya.
“Xiana, temani saya makan”
“Baik Pak”
Xiana hanya duduk menemani atasannya makan siang, Xiana memperhatikan wajah tampan tersebut dengan seksama, siapapun wanitanya pasti akan beruntung mendapatkan Dirga sebagai pasangannya.
“Saya sudah mencari tahu tentang kamu dan keluarga kamu”
“Maaf Pak, apa saya membuat kesalahan?”
“Tidak. Saya membutuhkan kamu untuk menolong saya”
“Apa saya bisa melakukan itu Pak?”
“Sangat bisa”
Degg!
Xiana merasakan jika nafasnya mulai berat, dia berfikir apa yang harus dia lakukan untuk membantu seorang CEO yang sudah pasti bisa melakukan apapun sendiri dengan kekuasaannya.
“Saya tahu kamu butuh biaya untuk kuliah adik kamu, dan biaya pengobatan ayah kamu”
“Iya Pak”
“Saya bisa memberi kamu 50juta sebulan, untuk membantu saya. Anggap saja ini gaji tambahan kamu”
“50 juta Pak?”
“Iya”
Xiana seperti mendapat tiupan angin surga Ketika dia mendengar kalimat 50 juta dari atasannya.
“Saya setuju Pak”
“Kamu yakin?” Tanya Dirga dengan menatap mata Xiana yang membuat Xiana menjadi gugup.
“Saya yakin, karena tidak mungkin Bapak meminta saya melakukan hal yang tidak wajar”
“Oke, surat perjanjian akan saya kirim ke email kamu, print dan tanda tangan di atas materai”
“Baik Pak”
Dirga menatap punggung Xiana Ketika meninggalkan ruangannya, rambut tebal terurai, kulit yang putih mulus, badan langsing, dan mata yang indah. Saat pertama melihat Xiana, Dirga sedikit tertarik dengan mata indah Xiana.
Ditambah lagi Xiana adalah gadis yang cerdas, bisa mengimbangi cara kerja dan pola piker Dirga, yang membuat Xiana mendapat poin lebih.
Sore ini Xiana menyelesaikan beberapa pekerjaannya, termasuk report dan surat perjanjian tersebut, Xiana membaca setiap poin dia hanya harus bertindak seperti yang diinginkan oleh Dirga, tanpa menjelaskan apa yang harus dia lakukan.
Xiana menandatangani surat tersebut lalu menyimpan dalam map, dan menumpuknya paling atas di meja Dirga, lalu Xiana meninggalkan kantor untuk makan malam bersama rekan-rekannya.
Malam ini Xiana tidak lagi menggunakan Bus, dia memesan taksi online dan menuju lokasi diman rekan-rekannya berada.
“Hai, sorry telat.”
“It’s okay Xiana, gimana?”
“Apa len?”
“CEO lah”
“Suhunya minus”
“HAHAHA” Tommy tergelak mendengar ucapan Xiana.
Aleena yang baru saja masuk sangat terpesona dengan ketampanan CEO, tapi Aleena menyadari jika CEO tersebut hanya bisa di kagumi dan tidak akan bisa di miliki.
“Kalau aku jadi Xiana, tiap malam mimpi ba-sah”
“Aleena! Jangan mulai” Sanggah Petra
“Normal Petra”
“Gak! Kamu kelainan”
“Hahahaha”
Xiana hanya mendengar celoteh dari rekan-rekannya. Dengan mengambil camilan untuk dia nikmati.
Malam ini Xiana pulang sedikit larut, diantar oleh Tommy menuju tempat tingggal yang di berikan oleh Dirga. Tommy tidak heran lagi karena memang CEO tersebut memiliki kebiasaan gila kerja yang tinggi.
“Mau aku antar sampai masuk?”
“Gak usah tom, sampai sini aja. Makasih Tom”
“Sama-sama Xiana”
Xiana turun dari mobil Tommy, menuju rumah yang dia tempati, kemudian Tommy meninggalkan Xiana karena dia sudah masuk ke dalam rumahnya.
.
.
.
Pagi ini Xiana datang tidak se pagi biasanya karena jarak rumah dengan kantornya sangat dekat. Dia hanya membutuhkan waktu lima menit saja untuk sampai.
Di kantor Xiana membalas beberapa email sambal menunggu kedatangan atasannya, melihat CEO datang, Xiana segera menyapa lalu menuju pantry untuk membuatkan kopi.
“Permisi Pak”
“Silahkan duduk”
“Baik Pak, terimakasih”
“Xiana, tugas kamu tidak berat. Hanya menemani saya kalua saya butuhkan, misalnya acara dengan kolega”
“Baik Pak”
“Tapi sebagai pasangan saya”
Deggg!
“Pak..”
“Kamu sudah tanda tangan disini”
“Tapi Pak, apa saya bisa. Dari status sosial saja kia berbeda Pak, saya hawatir hanya akan membuat Bapak malu”
“Saya sudah mencari tahu soal kamu, jadi tidak usah hawatir. Baju dan kelengkapannya akan saya support supaya kamu bisa mengimbangi saya”
“Baik Pak”
Xiana keluar dari ruangan Dirga dengan lesu, karena dia merasa bodoh untuk tidak bertanya tentang apa yang harus dia lakukan demi 50juta yang di sampaikan oleh CEOnya.
“Xiana kenapa itu?” Tanya Aleena kepada Tommy
“Mungkin di tegur”
“Xiana gak pernah buat salah selama kerja, tumben”
“Udah biarin, nanti kita bahas waktu break”
Xiana mendapat pesan dari atasannya jika malam ini Xiana harus ikut dengannya untuk membeli perlengkapan seperti tas, baju, sepatu dan perhiasan untuk menunjang tampilan Xiana.
Malam ini Xiana pergi bersama atasannya menuju pusat perbelanjaan. Rasa canggung terlihat jelas dari gerak gerik Xiana. Namun sangat berbeda jauh dengan Dirga yang terlihat tenang dan cool.
Tidak ada obrolan diantara mereka berdua, karena Xiana tidak memiliki topik pekerjaan untuk di bahas, sedangkan Dirga memang tidak begitu suka basa basi.
Sampai di lokasi, Xiana mengikuti Dirga di belakangnya, pertama Dirga masuk ke dalam toko sepatu dengan brand terkenal. Tidak hanya sepasang sepatu, tapi Dirga membelikan 10 pasang sepatu, untuk bekerja dan untuk bepergian.
Kedua, Dirga membawa Xiana menuju toko tas, dengan brand yang sama dan membeli 4 buah tas untuk Xiana dengan harga fantastis.
Ketiga, Xiana dibawa masuk ke dalam toko baju, untuk membeli baju formal dan santai, dan terakhir Dirga membawa Xiana ke tempat perhiasan untuk membeli perhiasan dan aksesoris demi menunjang penampilannya.
Setelah berbelanja, Dirga membawa Xiana menuju restaurant jepang untuk makan malam bersama.
“Materi pertama, ada di email kamu. Nama dan karakter yang harus kamu hadapi”
“Baik Pak, saya akan mempelajarinya”
Tidak ada obrolan lain selain bunyi sumpit yang menyentuh piring atau pun gelas yang di letakkan di atas meja.
“Pak Dirga, mala mini saya izin pulang ke rumah karena waktu itu orangtua saya di luar kota, dan saya belum izin untuk pindah tempat tinggal”
“Oke. Nanti diantar driver, setelah mengantar saya”
“Baik Pak Terimakasih”
Selesai dengan makan malamnya, Dirga dan Xiana segera pulang, setelah Dirga turun, sopir mengantar Xiana untuk Kembali ke rumahnya.
“Bu..”
“Kamu dari mana Xiana, ini jam berapa?”
“Ada meeting Bu, CEO baru balik dari luar negri. Jadi harus menyusun ulang semuanya”
“Ibu udah masak, kamu makan dulu terus istirahat”
“Bu, Ayah udah tidur ya?”
“Belum, masih telfon adikmu”
“Bu, akum au ngomong sama ayah dan Ibu. Bisa?”
“Bisa, duduk dulu Ibu panggil Ayah”
“Xiana, ada apa nak?”
“Ayah, Ibu. Xiana ada kerjaan tambahan yang cukup besar gajinya, tapi Xiana gak bisa jauh dari kantor. Ini surat dari kantor untuk izin ke Ayah dan Ibu”
Ayah Xiana membaca surat tersebut kemudian membaca dengan teliti, dan menganggukan kepalanya, menatap ke arah Ibu Xiana dan menatap dengan penuh keyakinan.
“Nak, saat ini kami sangat bergantung sama kamu. Kami tidak akan menghalangi pekerjaanmu, tapi jaga diri baik-baik. Ayah dan Ibu pasti akan datang jengukin kamu”
“Ayah.. terimakasih”
Xiana bernafas lega karena tidak perlu meyakinkan orangtuanya, Xiana masuk ke dalam kamar lalu beristirahat karena besok Xiana harus bangun lebih awal supaya tidak terlambat.
double m ya tor😅