Disclaimer : Semua cerita karangan semata, penamaan tokoh, visual, dan alur cerita semua murni imajinasi othor semata. Jangan lupa kasih apresiasi buat othor ya Like, Comment, Gift, Vote and SUBS!! SARANGHAEYO ♡
-----------------
Sinopsis :
Farah Lee adalah anak angkat salah satu keluarga besar di Negara S. Walaupun hanya anak angkat, Farah merupakan gadis kesayangan di Klan Kaviandra. Sifatnya yang periang dan tidak mudah menyerah membuat dia berjuang keras dalam memperjuangkan cintanya pada pria yang jadi Kakak angkatnya, Keenan Kaviandra.
Keenan atau yang lebih dikenal Mr. K, adalah pria yang cukup memiliki pengaruh besar dalam dunia bisnis di Negara S. Dia juga merupakan pembunuh bayaran paling kejam di jaringan hitam. Malang tak pernah menunjukkan dirinya, dia harus terlibat cinta satu malam dengan adik angkatnya.
Akankah cinta bersemi diantara keduanya? Atau justru bertepuk sebelah tangan?
Jangan lewatkan pesona kisah asmara keduanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayang aku ga?, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 27 # Musuh dalam Selimut
Akhirnya Farah bisa bernafas lega, makan malam sebagai kekasih palsu sudah selesai. Dia dan dosen Victor berjalan beriringan keluar dari restoran.
"Terima kasih Farah, kamu sangat membantuku tadi!" Dosen Victor berbalik menatap Farah sendu sebelum mereka benar-benar tidak bisa bertemu sebebas ini lagi.
"It doesn't matter!" Farah tersenyum simpul, begitu manis di kedua netra dosen Victor. "Aku hanya heran, mengapa Bapak tidak menerima saja perjodohan Bapak? Kan bagus calonnya sudah tersedia? Tak perlu cape cari... Hihi!" Farah menggoda dosennya dengan beberapa kalimat yang membuat dosen Victor tertawa pahit sekarang.
"Ya... Aku yakin, aku tidak akan menyukainya!" beber dosen Victor dengan mengulumkan senyuman di depan Farah.
Sejenak Farah salting dengan tingkah dosennya. "Iya sih, jika aku jadi Bapak, aku juga ogah sama tante barusan... Udah boros make up, genit pula! Iiwwh!!"
"Hahaha!"
Gelak tawa dosen Victor tidak bisa lagi dia tahan. Inilah yang membuat siapapun nyaman dan senang berlama-lama dengan Farah. Gadis itu mampu membuat orang terhibur berada di sampingnya. Siapa yang tidak bisa menghindari pesona Farah?
"Aku juga sudah menyukai orang lain!" celetuk dosen Victor membuat Farah menutup mulutnya segera.
"Lah! Kenapa gak bawa dia aja sih!!" Farah seperti dipermainkan disini, walau sebenarnya ini bukan urusannya, bagus jika dosen itu memiliki perasaan pada gadis lain. Selama makan malam berlangsung, Farah merasa tertekan dengan perlakuan dosennya. Dia bahkan berpikir dosennya memiliki rasa padanya.
'Heh, tentu saja aku membawanya... Ya, kamu!'
"Ya.... Kadang, realita tak seindah ekspektasinya!" tukas dosen Victor menghembuskan nafas berat.
Farah mengerutkan kening, dia tidak mengerti maksud dari ucapan dosennya. 'Ck, persetanlah... Ini bukan urusanku!'
"Ya udah, jangan lupa jadwal perbaikan nilaiku... Aku pulang sekarang!" Farah bersiap beranjak pergi lebih dulu.
"Eh, aku antar pulang ya?! Ini udah malam..." Dosen Victor langsung mencoba menahan Farah dan kembali melakukan pendekatan.
"Tidak perlu Pak, aku biasa di antar jemput supir kediaman. Lagian, Bapak tidak akan bisa masuk wilayah Kaviandra!" tolak Farah sehalus mungkin, berharap dosennya tidak menyusahkannya.
"Bapak terus ih!" rutuk dosen Victor tak habis akal menahan Farah sedikit lebih lama.
"Hehe, andakan lebih tua dari saya. Lagian, ingat ya pak... Bisnis kita sudah selesai!" Farah menyeringai di hadapan dosennya.
"Huh, aku kan gak setua itu Farah, aku cuma beda empat tahun saja denganmu!" Dosen Victor berani mencubit pipi Farah perlahan.
"Pak!" Farah segera menghentikan tangan dosennya yang tidak sopan menyentuh tubuhnya.
"I'm sorry Farah!! Aku seperti melihat adikku, aku benar-benar tidak bermaksud kurang ajar. Maafkan aku!" Dosen Victor segera menyadari kesalahannya. Dia berkali-kali menagkupoan kedua tangannya meminta maaf di hadapan Farah.
"Huh! Lain kali bapak perlakukan aku seperti anak didik lainnya!" protes Farah meninggi, dia tidak ingin orang lain salah paham melihat kedekatan mereka sekarang.
"Jika tidak ada urusan lagi, aku pamit lebih dulu!" Farah bergegas beranjak menuju salah satu koridor disana.
Dosen Victor masih terpaku di tempatnya, dia menyesal terlalu terburu-buru barusan. "Farah, mengapa begitu sulit menggapaimu..."
Dosen Victor melangkah gontai menuju kendaraan yang dia bawa setelah tubuh Farah menghilang di balik pilar. Dia membawa rasa kekecewaannya kembali, dosen Victor sadar, dia tidak mungkin bisa mendapatkan Farah yang sudah memiliki segalanya. Gadisnya tidak kekurangan materi, bahkan dari segi kasih sayang, siapa yang tidak tahu Farah adalah anak angkat kesayangan Kaviandra?
Farah tidak benar-benar menghubungi paman Chen. Dia berbelok menuju toilet hotel, dia harus menutupi pakaian terbukanya dengan coat yang sudah dia persiapkan sebelumnya.
Farah menggunakan dress mini tanpa lengan, mengekspos jelas sebagian tubuh mulusnya. Wajar jika seluruh tatapan pria tajam menginginkan dirinya. Farah juga memoles dirinya entah untuk ditunjukkan pada siapa.
"Kakak dimana sekarang?" Tiba-tiba Farah mengingat kakak sepupunya. Tidak! Di dalam pikirannya memang selalu ada Keenan dan Keenan saja.
Farah menyeka sudut bibirnya yang tergores oleh liptint-nya. "Apa mungkin Kakak akan menemuiku jika aku hubungi dia sekarang?!"
"Ah, tidak mungkin! Dia hanya akan merutuk dan mencekikku! Hihi..."
Farah kembali merapihkan seperangkat alat lenongnya, dia tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin besar toilet. Dia sudah sangat tidak sabar bertemu dengan pria pujaannya, berharap prianya akan memuji tampilannya sekarang. "Aku selalu merindukanmu Kak, apa Kakak juga memiliki perasaan yang sama?"
Di lorong penghubung berdekatan dengan toilet yang Farah gunakan Keenan tengah terseok, tiba-tiba saja kondisi tubuhnya tidak seperti biasanya. "Shiiit, da-mn!"
"Ben, matikan listrik seluruh hotel!" pekik Keenan memberikan perintah pada anak buah yang bertugas menyabotase seluruh sistem di hotel.
Trak!!
"Aaarrghh!!" Farah menjerit kencang, lampu hotel tiba-tiba mati dan ruangannya gelap gulita saat ini.
DOOORR!!
"Astaga Naga!!" Farah kembali menekan kedua telinganya setelah mati lampu sekarang bunyi tembakan. "Mengapa aku merasa dejavu!" rutuk Farah kembali mengingat kejadian di pub sebelumnya.
Dengan perlahan Farah mencoba tidak panik, dia mencari ponselnya. "Kakaaak..."
Hanya ada Keenan yang terlintas di kepalanya, tanpa pikir panjang dia menghubungi kakak sepupunya. Farah sungguh takut dengan kegelapan, dia juga begitu takut dengan bunyi sahutan senapan di tempat yang diperkirakan tidak jauh dari tempatnya.
Tuuuttt!
Sambungan telepon Farah terasa di ponsel Keenan. Pria itu merutuk dengan kondisinya saat ini. Dia lupa menonaktifkan ponselnya, dengan berlindung pada pilar penghubung Keenan ingin mengetahui siapa orang yang berani menghubunginya saat ini. "Farah?!"
Kening Keenan mengkerut, ada rasa tidak nyaman menjalar di dalam dadanya. Sedaat kemudian Keenan merasakan jantungnya seolah di remas kencang oleh tangan seseorang. "Aarghh, shiiit!"
Keenan memasukkan kembali ponselnya, dia tidak ingin peduli pada siapapun termasuk gadis tengilnya.
Bruuk!
Keenan terkulai lemas di lantai, dia menyadari ada yang salah dengan tubuhnya. "Aku sungguh teledor! Siapa yang berani meracuniku? Jika sampai aku mengetahuinya, aku akan menyeretnya ke dasar neraka terdalam!!"
Keenan mencoba bertahan dan kembali bangkit menghindar. Dia belum sampai di titik aman, akan sangat berbahaya karena musuhnya masih mengincarnya di belakang.
Sedangkan di ruangan lain, tuan Wei menatap jalanan kota yang masih menunjukan keramaiannya walau sudah menunjukan jam malam. "Apa kamu sudah melakukan apa yang aku perintahkan?!"
"Sudah Tuan, aku sudah memasukan semua pil yang anda berikan di gelas milik Mr. K!" Seorang wanita sudah berada di ruangan tuannya dan menjawab segera pertanyaan yang langsung terlontar untuknya.
"Bagus!" Seringai tuan Wei semakin melebar, dia kembali menyesap kuat cerutu di dalam mulutnya. Kepulan asap tebalnya menguar di hadapan Jenny.
"Kamu sudah boleh kembali ke kediaman Mr. K, ingat untuk terus berhati-hati akan identitasmu disana!" titah Mr. Wei kembali pada salah satu anak buahnya yang ia sisipkan di kediaman Keenan. "Masalah bonus tambahan, kamu bisa meminta pada Asisten Lee!"
"Terima kasih banyak Tuan Besar, saya pastikan tidak akan ada yang mengetahui siapa aku sebenarnya. Mereka sungguh bodoh!" Jenny menyeringai mengejek kemampuan Keenan dan bawahannya.
"Kamu jangan terlalu senang, Keenan tidak sebodoh yang kamu kira. Dia hanya fokus pada serumku!" hardik Mr. Wei membuat Jenny bungkam.
"Pil yang aku berikan pada Keenan adalah senjata terbaruku, laporkan apa saja yang di alami Keenan secepatnya!"
"Di mengerti Tuan!"
Jenny menunduk dan kembali mundur dengan sopan di hadapan tuan besarnya. Tuan Wei kembali menatap jendela, dia meleburkan cerutu besarnya hingga melebur menjadi serpihan kecil. "Kamu sungguh berani mencuri karyaku, Mr. K! Pil kecilku hanya sebagian hadiah kecil saja, saat kamu mencampuri urusanku lebih dari ini jangan salahkan aku untuk menghancurkan yang lainnya yang jadi milikmu!"
--- To be continue ---