Setelah kepalanya terbentur tiang listrik saat pulang sekolah. Rizaldi Fatah, seorang kutu buku dan penyuka permainan sepakbola, mendapatkan sebuah sistem yang bisa membuatnya menjadi seorang pemain bola yang hebat.
Hari-hari yang ia jalani mulai berubah setelah mendapat sistem sepakbola, dan ia mulai bertekad untuk merubah hidupnya yang cupu.
Genre: Sport, System, Romance
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ned_Kelly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27: Playmaker
Tidak terasa, liga sebentar lagi akan bergulir. Hari ini, kami mengadakan latihan terakhir sebelum menjalani liga. Walaupun masih sekelas liga untuk pemain muda, namun tetap saja persaingan di dalamnya begitu panas dan ketat.
Di latihan terakhir tadi, latihan skenario menyerang, aku berhasil menyelesaikannya dengan cukup bagus dan membuat coach Dodi Surian sedikit terkesan. Beliau sedikit senang dengan sedikit peningkatan ku, dan beliau berharap agar aku terus berkembang menjadi lebih baik lagi.
"Pengamatan mu kini lebih tajam dari sebelumnya, begitu pula dengan insting menyerangmu juga ada peningkatan. Catatanmu hanya ada di cara bertahan, tidak buruk namun masih banyak yang perlu di tingkatkan" begitu komentar coach Dodi atas hasil latihan ku hari ini.
Memang kuras puas aku dengan nilai itu, namun bagaimanapun juga itu adalah hasil dari kerja keras ku beberapa hari ini. Setelah mendengarkan beberapa masukan dan penilaian dari coach Dodi Surian, aku pun pergi untuk beristirahat karena setelah ini Coach Dodi Surian akan memberitahukan kepada kami semua siapa saja pemain yang akan menjadi starting line up Tim B di musim ini.
Aku cuma minum sedikit saja karena saking tidak sabarnya menunggu pengumuman yang akan datang, buru-buru aku kembali ke lapangan selepas dari ruangan loker untuk mengambil air minum.
Ku lihat semua pemain tim B sudah berbaris rapi di lapangan. Di tim B, ada 17 pemain beserta pemain cadangannya. Tidak banyak yang ku kenali, hanya Ardi yang sangat membekas di ingatanku. Dia adalah kapten tim B saat melawan tim Sugar Crossed FC beberapa waktu yang lalu, kemungkinan dia akan kembali menjadi kapten di musim ini.
Coach Dodi Surian pun datang, sambil mendorong sebuah papan tulis dorong. Di papan tulis itu aku melihat sekilas ada beberapa nama, serta susunan formasi yang akan digunakan untuk mengarungi musim. Aku hanya melihat sekilas jadi masih mengawang-awang apakah aku akan menjadi starter, atau malah duduk di bangku cadangan.
Sebelum memperlihatkan apa yang ada di papan tulis, Coach Dodi Surian terlebih dahulu memberikan beberapa patah kata untuk kami.
"Terima kasih atas kerja keras kalian selama beberapa hari ini, dengan begini kita akan bersiap untuk mengarungi musim yang baru di Tim B. Ingat! Jika permainan kalian terus meningkat setiap harinya, bukan tidak mungkin kalian akan dipanggil ke tim A ataupun tim utama dalam waktu dekat" mendengar kata-kata dari Coach Dodi Surian, ku lihat semua wajah pemain mulai berubah terang seperti baru saja mendapatkan cahaya hidup sekali lagi, begitu pula aku. Aku akan berjuang untuk segera menyusul ketertinggalanku dari Axel, Derry dan Zaki.
Coach Dodi Surian ku lihat tersenyum melihat kami yang mulai bersemangat lagi, setelah itu beliau berbalik badan dan membalik papan tulis yang tadi. "Ini lah susunan pemain yang akan bermain sebagai starter atau cadangan di liga nanti" ucap beliau setelah membalik papan tulis ke hadapan kami.
Mulai terlihat lah dengan jelas, siapa-siapa saja yang akan menjadi pemain utama dan pemain cadangan di tim B. Mataku langsung terfokus ke sebuah nama yang bermain di tengah, namun sedikit lebih maju. Itu adalah posisi gelandang menyerang, aku akan bermain di posisi gelandang menyerang.
Posisi itu bukanlah posisi asliku, aku lebih sering bermain sebagai gelandang tengah yang menjadi pengatur ritme permainan dan memberikan umpan-umpan kedepan, namun sekarang aku harus bermain menjadi gelandang serang yang memiliki tugas berbeda. Apakah karena aku yang kurang bisa untuk bertahan, sehingga Coach Dodi Surian tidak mau ambil resiko untuk memainkan ku di posisi asli ku?
Aku memang merasa senang karena dipercaya sebagai starter, namun di sisi lain juga aku merasa sedikit bingung dengan pergantian posisi ini.
"Kita akan bermain dengan strategi 4-2-1-3, dengan double pivot di tengah dan satu playmaker yang akan menjadi motor serangan kita. Dan itu adalah tugasmu Rizaldi Fatah sebagai seorang playmaker di tim ini!" Kata coach Dodi Surian yang menjelaskan formasi tim.
Aku langsung terkejut setengah mati begitu mendengar kalau aku akan di plot sebagai seorang playmaker, itu jelas-jelas sangat berbeda dengan apa yang aku pelajari dalam beberapa waktu ini. Aku belajar tentang bagaimana cara menjadi pemain tengah yang bagus, dan biasanya aku hanya mempelajari dari pemain gelandang murni seperti Ward Prowse, ataupun James Henderson dari Liverpool.
Playmaker? Aku sama sekali masih bingung dengan tugas ini. Sudah beberapa video permainan dari Kevin De Bruyne telah ku telaah dan ku sadur, namun aku masih tidak bisa menemukan cara untuk menjadi seperti pemain itu. Apalagi KDB bukanlah pemain sembarangan, dia memang seorang genius di lapangan tengah. Beri dia ruang yang sempit saja, maka dia akan memanfaatkan ruang itu dengan sangat baik. Itulah kemampuan yang dimiliki oleh KDB dan tidak dimiliki oleh pemain lain yang setipe dengan dirinya.
Coach Dodi Surian bertanya kepada ku."Apakah kau sanggup untuk mengemban tugas ini nak? Jika tidak maka aku akan memberikan tugas ini kepada pemain lain"
Aku sedikit ragu menjawab pertanyaan itu, namun tangan seseorang menepuk belakangku untuk memberikanku kepercayaan diri. Ku lihat ternyata sosok Ardi yang melakukan itu, dia tersenyum ke arahku dan memberikan tatapan penuh kepercayaan padaku, aku pun jadi sedikit termotivasi untuk menjawab tantangan itu.
"Aku siap coach!" Jawabku dengan sangat tegas dan jelas, tidak ada lagi jalan untuk kembali!
Semua pemain memberikan tepuk tangan kepadaku, tatapan mereka seperti tatapan orang-orang yang berharap kepada seorang Messiah, dan sosok Messiah itu adalah diriku.
Aku tidak ingin mengecewakan mereka yang berharap banyak padaku, seperti sosok Ardi yang sangat percaya dengan diriku yang akan bisa mengisi peran playmaker itu dengan sangat baik.
Coach Dodi Surian pun ikut tersenyum setelah mendengar tekad kuat ku itu, beliau lalu menepuk pundakku beberapa kali karena ikut berharap banyak padaku, rasanya beban di pundakku terasa begitu berat sampai sulit untuk ku angkat namun aku tetap harus memikul itu hingga aku sampai di tempat terakhir nanti.
Untuk peran lainnya pun Coach Dodi Surian juga sudah memberitahukan. Ardi kembali di percaya sebagai kapten tim, dan aku sebagai wakilnya. Setelah mendengarkan semua hal hari itu, kami pun dipersilakan untuk pulang dan beristirahat total selama 3 hari, karena 3 hari lagi kami akan menjalani laga awal di liga. Musuh yang akan kami hadapi pertama adalah Palangka United.
Dengan liga yang sebentar lagi akan bergulir, aku pun menjadi sangat bersemangat. Dalam beberapa hari libur itu, aku menghabiskan waktu untuk menonton cara bermain KDB atau bahkan mempelajari strategi tim musuh di dalam kamar seharian, sampai aku lupa harus mengajari Keisha tentang PR yang ia tidak pahami beberapa hari yang lalu.
tokoh darai novel nya itu juga
sampahh