Ada seorang wanita sedang menangis di dalam sujudnya. Dia adalah Nasya Fahriza Putri, wanita yang sudah menginjak usia 25 tahun itu menangis saat mendengar bahwa seseorang yang ada di dalam hatinya sebentar lagi akan menikah. Sudah sejak usia 20 tahun Nasya berdoa di dalam sujudnya agar yang Maha Kuasa mengabulkan permintaannya untuk di jodohkan dengan Atasannya. Pria itu bernama Aditya Zayn Alfarizi yang berstatus sebagai CEO di salah satu perusahaan ternama di Jakarta.
Lalu bagaimana nasib Nasya? Apakah doanya selama ini akan terkabul, atau justru harus melihat pria yang ia cintai dalam diam menikah dengan kekasihnya?
Kita simak kisahnya yuk di cerita Novel => Cinta Di Atas Sajadah
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CDAS 2
..."Ini semua permintaan Zayn, bukan aku. Dan kau juga hanya berdua saja ke Malaysia."...
..."Iyalah berdua ajah. Siapa lagi yang Zayn suruh kalau bukan kamu?" Jawab Nasya dengan pedenya....
...Yuda mengerutkan keningnya mendengar jawaban Nasya. "Bukan aku Sya, tapi kau ke Malaysia bareng Zayn."...
..."Apaaa...!!" Nasya membulatkan matanya, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. "Kok dia yang pergi meeting denganku? Bukannya dia ada jadwal sesi foto bersama Angel?" Sambung Nasya....
..."Jadwalnya dibatalin sama Angel, katanya sih pihak Angel yang membatalkan." Sahut Yuda mengedikan bahunya....
Saat keduanya sedang mengobrol, ada sosok pria dengan jas berwarna hitam membuat aura ketampanannya semakin sulit untuk dialihkan dari mata kaum hawa. Mata indah yang tajam, hidung mancung dan bibir yang tipis berwarna merah muda membuat sosok pria itu nyaris sempurna.
Wajah pria dingin tanpa senyuman itu kini berjalan semakin mendekat ke arah Nasya dan Yuda. Nasya yang melihatnya semakin dekat membuat jantungnya sulit dikondisikan seakan hampir saja terlepas dari tempatnya.
..."Bagaimana? Apa semuanya sudah siap?" Tanya Zayn pada Yuda tanpa memperdulikan Nasya yang ada di sana....
..."Beres... Kau tinggal pergi saja dengan Nasya. Semangat ya Sya, kalau kau takut saat pesawat terbang, kau peluk saja bos mu ini!" Ucap Yuda menoleh kesamping membuat Nasya menunduk semakin gugup. Sedangkan Zayn menatap Yuda dengan tatapan tajam saat mendengar ucapan asistennya itu. Tak ada jawaban, Yuda kembali mengeluarkan suaranya. "Have fun ya kalian berdua. Kabari aku kalau sudah sampai!"...
Masih mendapat tatapan tajam dari Zayn, Yuda lebih memilih pergi tanpa mengucapkan kata-kata nya lagi. Yuda meninggalkan mereka berdua disana. Setelah melihat kepergian Yuda, Zayn dengan wajah datarnya mengajak Nasya berjalan menuju pesawat.
..."Ayo! Sebentar lagi pesawat akan berangkat." tanpa ekspresi Zayn mengucapkan itu dan meninggalkan Nasya yang masih berdiri mematung disamping kopernya....
..."Ya Allah, aku berharap ini bukan mimpi." bisik Nasya dalam hati....
...~...
Sepuluh menit lagi, pesawat akan lepas landas. Zayn dan Nasya duduk bersebelahan. Zayn yang sejak tadi melihat Nasya gugup pun mengajaknya bicara dengan santai, karena keduanya memang saudara sepupu.
..."Tidak perlu takut, kau terbang tidak menggunakan sayap. Jadi kau tidak akan terjatuh kebawah." Zayn mengatakan itu untuk mengalihkan pikiran gadis berhijab yang saat ini sudah duduk di dekat jendela pesawat, karena Zayn dapat melihat aura ketakutan diwajah Nasya....
..."Ah iyaa.. apa terlihat sekali ketakutan diwajahku? Maaf, ini pertama kalinya aku naik pesawat." Sahut Nasya memaksakan senyumannya....
..."Kita akan lama di dalam pesawat, jika ingin ke toilet pergi saja ke arah sana. Dan jika lapar, tekan tombol ini. Kalau AC nya terlalu dingin, mundurkan saja seperti ini. Sudah paham?" Nasya mengangguk mendengar penjelasan Zayn dan menatap nya dengan kagum....
..."Ternyata dia tidak sedingin yang aku kira." lirih Nasya dalam hati sambil tersenyum tipis....
~~
Beberapa jam berlalu, pesawat yang di tumpangi Zayn dan Nasya kini telah sampai di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Setibanya di hotel, mereka berdua disambut ramah oleh pelayan hotel terbaik di kota itu.
Nasya hanya mengikuti langkah Zayn menuju resepsionis untuk cek in. Zayn memesan dua kamar berhadapan dilantai yang sama, karena Zayn juga bertanggung jawab atas diri Nasya yang sebagai saudara.
..."Ini kunci kamar mu, itu kamar mu dan ini kamarku. Istirahatlah, besok pagi kita akan ada meeting jam delapan pagi. Jika ingin pesan makan malam, hubungi saja pelayan melalui telfon dikamar mu." Jelas Zayn dengan ekspresi datarnya dan hanya dibalas anggukan oleh Nasya....
Zayn yang sudah melihat Nasya mengangguk segera masuk ke dalam kamarnya kemudian menutup pintu tanpa memperdulikan gadis itu yang masih berdiri di depan kamarnya.
Sedangkan Nasya memilih masuk ke dalam kamarnya, dia yang baru saja melihat kamar hotel semewah itu menatapnya dengan kagum keseluruh ruangan.
..."MasyaAllah... Indah sekali kamarnya."...
Nasya kemudian berbaring diatas kasurnya yang empuk, rasanya sangat melelahkan perjalanannya kali ini. Namun tanpa sadar, matanya terlelap begitu saja.
Nasya terlelap masih menggunakan pakaian yang sama sejak dari Indonesia, kini dia terbangun di waktu dini hari. Di jam tiga pagi, Nasya telah membuka matanya karena sudah terbiasa melaksanakan sholat malam.
Dia lalu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya lebih dulu dan setelah itu barulah mengambil air wudhu kemudian segera merentangkan sajadah dan memakai mukenah yang selalu ia bawa kemanapun pergi.
Tak berselang lama, Nasya berhasil menyelesaikan sholatnya. Dia mengangkat kedua tangannya dan tanpa terasa air matanya menetes begitu saja.
..."*Ya Allah Ya Tuhanku, Engkau lah sang maha membolak balikan hati. Aku titipkan seseorang yang bernama Aditya Zayn Alfarizi pada Mu ya Allah. Jangan Kau jodohkan dirinya dengan siapapun kecuali aku, jagalah hatinya. Aku percaya, tidak ada yang tidak mungkin jika Engkau menghendakinya. Tulislah namaku dihatinya, karena hanya Engkau lah sang pemilik hati setiap manusia*."...
Selesai berdo'a, Nasya berdzikir kemudian membaca Al-qur'an dengan begitu khusuk hingga wajahnya masih saja dibasahi oleh air mata.
~
Di jam enam pagi, Nasya sudah memesan sarapan untuk dibawa ke kamarnya. Dia yang baru saja menyuap nasi ke dalam mulutnya, tiba-tiba ponselnya berdering. Nasya kembali meletakkan sendoknya lalu berdiri melangkah menuju nakas untuk mengambil ponselnya yang sedang ia isi baterai. Nasya mengerutkan keningnya saat melihat siapa yang menelfon dirinya sepagi itu.
..."Ya hallo assalamualaikum, Kak." ucap Nasya yang selalu memanggil Zayn dengan sebutan Kakak jika tidak berada di kantor....
..."*Waalaikumsalam, siapkan semua barang bawaanmu. kita kembali ke Jakarta sekarang*!" kata Zayn dengan suara dinginnya membuat Nasya memasang ekspresi bingung....
..."Tapi Kak, ki..."...
..."*Jangan membantah! Jika jam tujuh belum juga siap, maka aku akan meninggalkan mu*!"...
Nasya yang baru saja membuka mulutnya tiba-tiba tanpa salam Zayn mengakhiri telfonnya secara sepihak. Nasya kemudian menatap layar ponselnya yang bergambar foto dirinya sendiri yang ia pasang sebagai wallpaper sembari bicara dengan dirinya sendiri.
..."Kenapa tiba-tiba pulang ke Jakarta? Ada masalah apa sebenarnya?"...
Tak ada pilihan, Nasya akhirnya memilih untuk membereskan semua barangnya sambil menyantap sarapan yang sudah ia pesan. Karena Nasya sangat tidak suka membuang-buang makanan dengan percuma.
Setelah semuanya beres, Nasya menyeret kopernya keluar. Baru saja membuka pintu, ternyata Zayn sudah berdiri di depan kamarnya di dampingi pelayan hotel yang diperintah untuk membawakan koper milik pria dingin itu.
..."Lama sekali! Ayo cepat, kita tidak punya banyak waktu!" ujar Zayn dengan ekspresi dinginnya....
Sedangkan Nasya hanya menatapnya dengan heran. Gadis itu mau tidak mau menyeret kopernya sendiri tanpa bantuan pelayan terus mengikuti langkah Zayn yang nampak buru-buru.
...\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*...