Sistem Sepakbola: Classic Number 10

Sistem Sepakbola: Classic Number 10

Episode 1: Kesialan Yang Juga Keberuntungan

Piala Dunia 2026, adalah di mana hari aku pertama kali aku jatuh cinta terhadap sepak bola. Aku begitu terpikat dengan gaya permainan sepakbola Inggris saat itu, walaupun mereka gagal menembus final setelah kalah dengan Brazil dengan skor 3-1, tetapi gaya permainannya begitu berkesan bagiku.

Terlebih, seorang pemain dengan nomor punggung 10. Dia lah yang sangat membuatku tertarik dengan olahraga yang dimainkan dengan 11 orang itu.

Pemain itu sungguh lihai mengolah bola bundar di kakinya, kakinya bagai punya sentuhan magis setiap ia menyentuh bola dengan kakinya, mata biru terangnya selalu mengawasi seluruh lapangan sambil menggiring bola. Bisa dibilang, Inggris sangat beruntung punya pemain itu, pemain yang membuatku jatuh hati padanya. Pemain itu bernama Jordan Ward Prowse.

Aku langsung, browsing segala hal tentang pemain itu di internet, dan pada akhirnya aku tahu kalau pemain itu adalah kapten dari tim yang bermain di liga premier Inggris, Southampton FC.

Jika ditanyai siapa pemain terhebat di dunia, atau siapa pemain paling difavoritkan. Teman-temanku akan lebih banyak menjawab nama Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Kylian Mbappe, Karim Benzema, Robert Lewandowski atau Erling Haaland yang menjadi pemain terbaik dunia di tahun 2024.

Namun bagi ku tidak, aku akan dengan lantang menyebut nama Ward Prowse walaupun akan banyak orang yang menertawakan ku. Mereka bilang aku tidak paham akan sepakbola, mereka terpaku dengan berapa banyak gol yang dicetak dalam satu musim, mereka lupa akan jasa pemain gelandang yang mengontrol permainan dan mengolah ruang untuk penyerang di depan. Jika saja aku sempat melihat betapa hebatnya permainan dari Andrea Pirlo, Ji-Sung Park atau Juninho, mungkin aku akan memilih mereka sebagai pemain terbaik sedunia.

Karena itulah aku dikucilkan oleh teman-temanku, hanya karena perbedaan pendapat tentang bagaimana sepakbola aku dianggap cupu oleh mereka sehingga aku tidak pernah diajak jika membahas sepakbola ataupun bermain bola pada saat jam olahraga atau bermain di luar sekolah.

Aku sering diganggu oleh teman-temanku dan pada akhirnya hal yang menyelamatkan diri ku adalah sebuah tempat penuh buku dan selalu sepi pengunjung, yaitu perpustakaan. Di dalam sana aku banyak membaca tentang sejarah sepakbola, biografi pemain legenda, atau bahkan mencoba meramu strategi walaupun aku tahu itu masihlah amburadul dan acak-acakan.

Walaupun aku suka bola, aku masih belum pernah bermain bola hingga saat ini. Pengalaman pertama ku main sepakbola adalah pada saat kelas 3 SD dan bisa dibilang permainan ku begitu hancur dan karena itulah hingga saat ini aku tidak percaya diri untuk bermain bola, karena aku tahu aku tidak berbakat dalam olahraga itu. Mungkin tidak hanya dalam sepakbola, dalam olahraga yang lain juga aku sepertinya tidak jauh berbeda karena sering dapat nilai rendah dalam pelajaran olahraga.

Dalam teori aku masih mengerti dan bahkan sedikit menguasai, namun saat praktik hancur-hancuran.

Seperti saat ini, di hari kelulusan SMP. Aku hanya bisa duduk di sebuah bangku panjang di samping lapangan, sambil memperhatikan teman-teman sekelas ku bermain bola dengan kelas lain sebagai tanda permainan terakhir mereka di SMP ini.

Kelasku cukup unggul bahkan dari awal permainan, sebabnya apa? Di kelas kami, ada satu anak yang sepertinya diberkati kaki yang kuat dan juga tubuh yang besar. Dia bernama Yoga Hilmawan. Dia adalah penyerang andalan tim sekolah ku, bahkan di pertandingan antar sekolah tingkat Kota Banjarmasin, dia meraih top skor dengan mencetak 12 gol.

Sebagai seorang penyerang, Yoga benar-benar cukup ideal. Kakinya yang kuat menghasilkan tendangan yang keras namun terkontrol, ia juga memiliki tubuh besar yang bisa menjadi senjata dalam berduel dengan bek lawan, dan tentu saja ia memiliki insting penyerang yang mematikan. Skill olah bolanya juga bagus, dia benar-benar seperti idolanya yaitu Cristiano Ronaldo, karena dia berharap menjadi pemain seperti itu.

Dan sekarang, pemain tengah memberikan umpan terobosan yang bagus ke Yoga. Yoga pun langsung berlari mengejar bola itu, dia dihadang oleh dua bek lawan namun Yoga dengan mudah melewati keduanya dan menendang kuat bola ke arah pojok atas gawang. Dan yang terjadi tentu saja bola itu masuk dan kelasku unggul 4-1 saat ini.

Kelas lain sudah tidak punya harapan lagi, walaupun ini hanya sekedar fun match namun aku bisa melihat rasa frustasi dari mata mereka semua, dan pada akhirnya aku juga pergi dari sana karena pertandingan itu sudah berakhir dengan gol dari Yoga tadi.

Namun belum jauh aku beranjak, Yoga datang menghampiriku. Dia tersenyum ke arahku, namun aku tahu senyuman itu bukanlah bermaksud hal baik.

"Rizaldi!" Ucapnya sambil terus mempertahankan senyumannya yang sangat mengganggu itu.

Aku diam saja sambil menunggu kalimat yang selanjutnya akan Yoga ucapkan padaku, walaupun aku sudah tahu itu apa.

"Kau ada duit 10 ribu kah? Aku kehausan nih tolong belikan air es di warung sana!"

Singkat dan jelas, intinya dia ingin meminta duit ku. Kalian pikir dia akan mengembalikannya esok hari? Tidak, Yoga akan melupakan kejadian hari ini seolah tidak ada yang terjadi.

Karena duitku juga hanya cukup untuk membayar bis, aku pun dengan sedikit gugup menolaknya. "Duit ku habis, aku cuma bisa bayar bis untuk pulang Yoga!"

Tetapi Yoga tidak senang mendengarnya, ia malah menganggap diriku sudah mulai berani membantahnya. Yoga langsung memukul perutku hingga aku jatuh tersungkur, ia dengan kasar mengambil sisa uangku di kantong baju sekolah yang nantinya akan ku gunakan untuk membayar bis.

"Apa nih? Cuma lima ribu perak!" Yoga kesal setelah mengambil sisa uangku, lalu karena kesal ia menendang wajahku yang sudah tidak bisa berdaya dan ia tinggalkan begitu saja, seperti anjing yang sedang terluka.

Ahhh, ampas sekali hidupku. Beginilah aku, seorang cupu yang bahkan tidak berani melawan orang yang menindas ku sendiri, apalagi berjuang untuk orang lain. Aku hanya bisa berbaring sambil melihat matahari sore hari dan baru saja juga aku tersadar kalau hari sudah semakin sore dan aku harus berada di toko dengan cepat.

Aku mencoba bangkit tapi rasa sakit memang tidak bisa membohongiku, saat aku bangun rasanya semua badanku remuk semua walaupun yang sakit hanya perut dan wajahku saja.

Aku harus cepat-cepat ke toko tempatku bekerja sampingan, jika tidak anak pemilik toko itu bakalan memarahi aku habis-habisan hingga telinga ku jadi merah.

Aku pun berlari sepanjang jalan, masih dengan menahan sakit di daerah pipi dan perutku sehabis dipukul oleh Yoga Hilmawan tadi. Karena aku bukanlah anak yang atletis, aku hanya bisa bertahan sebentar saja dan kepalaku mulai pusing karena kehabisan nafas.

Toko tempat kerja ku masih lumayan jauh dari sini, namun aku tetap harus berjalan walau kepala mulai pusing dan pandangan mulai berkunang-kunang. Aku mengeluarkan handphone, ku coba untuk membaca berita bola di media online untung menghilangkan rasa tidak nyaman di kepalaku ini dan cukup berefek.

Tetapi karena keasyikan membaca berita sepakbola itu, aku tidak menyadari kalau langkahku mulai gontai dan sedikit demi sedikit melebar. Dan pada akhirnya, aku menabrak tiang listrik tanpa ku sadari sama sekali, aku bahkan lupa kalau ada tiang listrik disitu.

Karena terbentur tiang listrik, kepalaku semakin pusing. Kini pandanganku tidak hanya berkunang-kunang seperti melihat burung menari-nari, bahkan kini mulai menghitam. Kepalaku berdenyut-denyut hebat seperti mau meledak begitu saja, dan rasa itu bertahan hingga beberapa menit sampai aku mendengar sebuah suara di dalam kepalaku, suara seperti seseorang tengah bicara padaku.

[Sistem Sepakbola Berhasil Diaktifkan!]

["Misi masuk ke Akademi Sepakbola telah berhasil diterima!"]

Begitulah yang kudengar dan aku tidak tahu apa artinya itu.

Terpopuler

Comments

Muhammad irhab Daniswara

Muhammad irhab Daniswara

otw marathonn thorr

2023-09-12

0

absolute

absolute

sterling kah?

2023-08-31

0

M Adly Pasha

M Adly Pasha

its messsiiiii

2023-08-08

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Kesialan Yang Juga Keberuntungan
2 Episode 2: Misi Harian Pertama
3 Episode 3: Misi Pelatihan Masuk Akademi
4 Episode 4: Latihan Lagi
5 Episode 5: Teman Baru
6 Episode 6: Seleksi Akademi Sepakbola Pengambangan Cananga Dimulai
7 Episode 7: Hari Seleksi (Bagian 1)
8 Episode 8: Hari Seleksi (Bagian 2)
9 Episode 9: Hari Seleksi (Bagian Akhir)
10 Episode 10: Tahun Ajaran Baru
11 Episode 11: Kehidupan di Sekolah
12 Episode 12: Kehidupan di Sekolah (Bagian 2)
13 Episode 13: Kehidupan di Sekolah (Bagian Akhir)
14 Episode 14: Kabar Yang Dinanti
15 Episode 15: Pemain Hebat
16 Episode 16: Latihan Perdana
17 Episode 17: Minigame
18 Episode 18: Babak Kedua
19 Episode 19: Latihan Sebelum Pertandingan Persahabatan
20 Episode 20 : Sebelum Pertandingan
21 Episode 21: Orang Dari Masa Lalu
22 Episode 22: Versus Sugar Crossed FC
23 Episode 23: Serangan Penghabisan di Ujung Babak Kedua
24 Episode 24: Bangkit
25 Episode 25: Memulai Dari Awal
26 Episode 26: Kehidupan Sekolah
27 Episode 27: Playmaker
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Chapter 31: Menjawab Keraguan
32 Chapter 32: Melewati Halang Rintang
33 Chapter 33: Terbayarkan
34 Chapter 34: Bola Mati
35 Chapter 35: Rapat Evaluasi
36 Chapter 36: Penilaian
37 Chapter 37: Membayar Semuanya
38 Chapter 38: Masuk Tim-A
39 Chapter 39: Latihan Perdana Dengan Tim-A
40 Chapter 40: 5 vs 5
41 Chapter 41: Malam Jatuh
42 Chapter 42: Hari Debut?
43 Chapter 43: Debut Si Pemain Nomor 10 di Tim-A
44 Chapter 44: Laga Debut
45 Chapter 45: After Match
46 Chapter 46: 5 Tombak Buceros
47 Chapter 47: Persiapan Melawan Buceros FC
48 Chapter 48: Suntikan Semangat
49 Chapter 49: Trequarista
50 Chapter 50: Latihan Terakhir Sebelum Matchday
51 Chapter 51: Pertemuan Tidak Terduga
52 Chapter 52: Versus Buceros
53 Chapter 53: Babak Kedua Yang Menentukan
54 Chapter 54: Menit Terakhir
55 Chapter 55: Terus Melangkah
56 Chapter 56: Lingkaran Kecil
57 Chapter 57: Mengikuti Lingkaran
58 Chapter 58: Waktu
59 Chapter 59: Hasil Drawing
60 Chapter 60: Mendalami Peran
61 Chapter 61: Mendapatkan Restu
62 Chapter 62: Walaupun Sebentar Tetapi Aku Pasti Merindukanmu
63 Chapter 63: Hal Yang Dirasa Sulit
64 Chapter 64: Menghabiskan Hari
65 Chapter 65: Pergi
66 Chapter 66: Jakarta Hari Ini
67 Chapter 67: Latihan Sore
68 Chapter 68: Jayapura Black Diamond FC
69 Chapter 69: Fase Gugur Mereka
70 Chapter 70: Versus Jayapura Black Diamond FC
71 Chapter 71: Versus Jayapura Black Diamond (2)
72 Chapter 72: Versus Jayapura Black Diamond (3)
73 Chapter 73: Versus Jayapura Black Diamond (4)
74 Chapter 74: Versus Jayapura Black Diamond (Bagian Akhir)
75 Chapter 75: Kemenangan Yang Sulit
76 Chapter 76: Perspektif Yang Baru
77 Chapter 77: Sugar Crossed FC versus Medan United
78 Chapter 78: Laga Selanjutnya
79 Chapter 79: Persiapan Menjelang 16 Besar
80 Chapter 80: Jaksel Yankees
81 Chapter 81: Kompetisi Yang Aneh
82 Chapter 82: Nomor 16
83 Chapter 83: Yang Lolos Ke Perempat Final
84 Chapter 84: Training Day
85 Chapter 85: Matchday Pengambangan Cananga Youth vs Surabaya Force Warlord FC
86 Chapter 86: Penyusunan Rencana
87 Chapter 87: Babak Kedua
88 Chapter 88: Gol Penentu
89 Chapter 89: Pertandingan Yang Lain
90 Chapter 90: Duo Marukawa-Yoga
91 Chapter 91: Madura Umisale FC vs Batavia Fort FC
92 Chapter 92: Semi-final
93 Chapter 93: Laga Klasik
94 Chapter 94: Persiapan Diri
95 Chapter 95: Laga Semifinal Pertama
96 Chapter 96: Sang Pemenang
97 Chapter 97: Perasaan Yang Belum Terpenuhi
98 Chapter 98: Duel Panas
99 Chapter 99: First-Half
100 Chapter 100: Gol Kedua
101 Chapter 101: Rencana di Babak Kedua
102 Chapter 102: Second-Half
103 Chapter 103: Penentuan
104 Chapter 104: Yang Bertahan
105 Chapter 105: Kepercayaan Diri Mereka
106 Chapter 106: Kekhawatiran
107 Chapter 107: Borough-555
108 Chapter 108: Kembali Aktif
109 Chapter 109: Kembali Lagi
110 Chapter 110: Missing One
111 Chapter 111: More and More
112 Chapter 112: Momen Yang Dirinya Nantikan
113 Chapter 113: Darah dan Air Mata
114 Chapter 114: Hari Esok Yang Lebih Cerah
115 Chapter 115: Indonesia Memanggil
116 Chapter 116: Berdamai Dengan Diri
117 Chapter 117: Jalan Baru
118 Chapter 118: Are You Going To Spain?
119 Chapter 119: Perkenalan Di Tim Utama
120 Chapter 120: Kesan Pertama
121 Chapter 121: Pergi Ke Spanyol
122 Chapter 122: Andalusia Here We Go!
123 Chapter 123: Pelabuhan Pertama, Sevilla
124 Chapter 124: Melawan Sevilla B
125 Chapter 125: Kalah di Sevilla
126 Chapter 126: Tentang Kombinasi
127 Chapter 127: Melawan Albacete Balompié
128 Chapter 128: Cerita Mereka Yang Berada di Korea Selatan
129 Chapter 129: La Masia
130 Chapter 130: Tur Terakhir
131 Chapter 131: Kembali Beraktivitas
132 Chapter 132: Piala Super Indonesia
133 Chapter 133: Babak Pertama Piala Super Indonesia
134 Chapter 134: Menunggu Debut
135 Chapter 135: Babak Kedua Piala Super Indonesia
136 Chapter 136: Setelah Pertandingan Final Itu...
137 Chapter 137: I-LEAGUE Pertamanya
138 Chapter 138: Laga Pembuka Indonesia Premier League
139 Chapter 139: Debut Rizaldi Di Indonesia Premier League
140 Chapter 140: All the Way Down
141 Chapter 141: Laga ke-10
142 Chapter 142: Versus Surabaya Argento FC
143 Chapter 143: Fitur Baru
144 Chapter 144: Mencoba Fitur Baru
145 Chapter 145: Persiapan Ke Korea Selatan
146 Chapter 146: Fly Me To South Korea
147 Chapter 147: Menjadi Orang Yang Berbeda Dalam 90 Menit
148 Chapter 148: Versus Jeonbuk Hyundai Motors
149 Chapter 149: After Whistle
150 Chapter 150: Match-day Berikutnya
151 Chapter 151: Tawaran Dari Beberapa Klub
152 Chapter 152: Pilihan Rizaldi
153 Chapter 153: Andra Almeida
154 Chapter 154: For The Future
155 Chapter 155: Pertandingan Selanjutnya
156 Chapter 156: Versus Pemalang Amarilla FC
157 Chapter 157: Break
158 Chapter 158: Pertandingan 16 Besar Datang
159 Chapter 159: Trio Lini Depan Kashima Antlers
160 Chapter 160: Hasil Akhirnya
161 Chapter 161: Menuju Putaran Akhir Liga
162 Chapter 162: Keputusan Coach Giovanni Almeida
163 Chapter 163: Versus Borneo Putra
164 Chapter 164: Babak Kedua, Pengambangan Cananga FC vs Borneo Putra FC
165 Chapter 165: Pertandingan Yang Lain
166 Chapter 166: Good News Always Come After Bad News
167 Chapter 167: Sebelum Leg-Kedua
168 Chapter 168: Leg Kedua Indonesia Premier League
169 Chapter 169: Leg Kedua Melawan Borneo Putra
170 Chapter 170: They Ready
171 Chapter 171: Final Day
172 Chapter 172: Pertandingan Yang Sudah Dinantikan
173 Chapter 173: Babak Kedua
174 Chapter 174: Akhir Pertandingan
175 Chapter 175: Akhir Musim
176 Chapter 176: Latihan Perdana Bersama Salford City
177 Chapter 177: Latihan Keras Pun, Tidak Akan Menjamin
178 Chapter 178: Kesempatan Itu Datang Di Saat Kita Tidak Menyadarinya
Episodes

Updated 178 Episodes

1
Episode 1: Kesialan Yang Juga Keberuntungan
2
Episode 2: Misi Harian Pertama
3
Episode 3: Misi Pelatihan Masuk Akademi
4
Episode 4: Latihan Lagi
5
Episode 5: Teman Baru
6
Episode 6: Seleksi Akademi Sepakbola Pengambangan Cananga Dimulai
7
Episode 7: Hari Seleksi (Bagian 1)
8
Episode 8: Hari Seleksi (Bagian 2)
9
Episode 9: Hari Seleksi (Bagian Akhir)
10
Episode 10: Tahun Ajaran Baru
11
Episode 11: Kehidupan di Sekolah
12
Episode 12: Kehidupan di Sekolah (Bagian 2)
13
Episode 13: Kehidupan di Sekolah (Bagian Akhir)
14
Episode 14: Kabar Yang Dinanti
15
Episode 15: Pemain Hebat
16
Episode 16: Latihan Perdana
17
Episode 17: Minigame
18
Episode 18: Babak Kedua
19
Episode 19: Latihan Sebelum Pertandingan Persahabatan
20
Episode 20 : Sebelum Pertandingan
21
Episode 21: Orang Dari Masa Lalu
22
Episode 22: Versus Sugar Crossed FC
23
Episode 23: Serangan Penghabisan di Ujung Babak Kedua
24
Episode 24: Bangkit
25
Episode 25: Memulai Dari Awal
26
Episode 26: Kehidupan Sekolah
27
Episode 27: Playmaker
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Chapter 31: Menjawab Keraguan
32
Chapter 32: Melewati Halang Rintang
33
Chapter 33: Terbayarkan
34
Chapter 34: Bola Mati
35
Chapter 35: Rapat Evaluasi
36
Chapter 36: Penilaian
37
Chapter 37: Membayar Semuanya
38
Chapter 38: Masuk Tim-A
39
Chapter 39: Latihan Perdana Dengan Tim-A
40
Chapter 40: 5 vs 5
41
Chapter 41: Malam Jatuh
42
Chapter 42: Hari Debut?
43
Chapter 43: Debut Si Pemain Nomor 10 di Tim-A
44
Chapter 44: Laga Debut
45
Chapter 45: After Match
46
Chapter 46: 5 Tombak Buceros
47
Chapter 47: Persiapan Melawan Buceros FC
48
Chapter 48: Suntikan Semangat
49
Chapter 49: Trequarista
50
Chapter 50: Latihan Terakhir Sebelum Matchday
51
Chapter 51: Pertemuan Tidak Terduga
52
Chapter 52: Versus Buceros
53
Chapter 53: Babak Kedua Yang Menentukan
54
Chapter 54: Menit Terakhir
55
Chapter 55: Terus Melangkah
56
Chapter 56: Lingkaran Kecil
57
Chapter 57: Mengikuti Lingkaran
58
Chapter 58: Waktu
59
Chapter 59: Hasil Drawing
60
Chapter 60: Mendalami Peran
61
Chapter 61: Mendapatkan Restu
62
Chapter 62: Walaupun Sebentar Tetapi Aku Pasti Merindukanmu
63
Chapter 63: Hal Yang Dirasa Sulit
64
Chapter 64: Menghabiskan Hari
65
Chapter 65: Pergi
66
Chapter 66: Jakarta Hari Ini
67
Chapter 67: Latihan Sore
68
Chapter 68: Jayapura Black Diamond FC
69
Chapter 69: Fase Gugur Mereka
70
Chapter 70: Versus Jayapura Black Diamond FC
71
Chapter 71: Versus Jayapura Black Diamond (2)
72
Chapter 72: Versus Jayapura Black Diamond (3)
73
Chapter 73: Versus Jayapura Black Diamond (4)
74
Chapter 74: Versus Jayapura Black Diamond (Bagian Akhir)
75
Chapter 75: Kemenangan Yang Sulit
76
Chapter 76: Perspektif Yang Baru
77
Chapter 77: Sugar Crossed FC versus Medan United
78
Chapter 78: Laga Selanjutnya
79
Chapter 79: Persiapan Menjelang 16 Besar
80
Chapter 80: Jaksel Yankees
81
Chapter 81: Kompetisi Yang Aneh
82
Chapter 82: Nomor 16
83
Chapter 83: Yang Lolos Ke Perempat Final
84
Chapter 84: Training Day
85
Chapter 85: Matchday Pengambangan Cananga Youth vs Surabaya Force Warlord FC
86
Chapter 86: Penyusunan Rencana
87
Chapter 87: Babak Kedua
88
Chapter 88: Gol Penentu
89
Chapter 89: Pertandingan Yang Lain
90
Chapter 90: Duo Marukawa-Yoga
91
Chapter 91: Madura Umisale FC vs Batavia Fort FC
92
Chapter 92: Semi-final
93
Chapter 93: Laga Klasik
94
Chapter 94: Persiapan Diri
95
Chapter 95: Laga Semifinal Pertama
96
Chapter 96: Sang Pemenang
97
Chapter 97: Perasaan Yang Belum Terpenuhi
98
Chapter 98: Duel Panas
99
Chapter 99: First-Half
100
Chapter 100: Gol Kedua
101
Chapter 101: Rencana di Babak Kedua
102
Chapter 102: Second-Half
103
Chapter 103: Penentuan
104
Chapter 104: Yang Bertahan
105
Chapter 105: Kepercayaan Diri Mereka
106
Chapter 106: Kekhawatiran
107
Chapter 107: Borough-555
108
Chapter 108: Kembali Aktif
109
Chapter 109: Kembali Lagi
110
Chapter 110: Missing One
111
Chapter 111: More and More
112
Chapter 112: Momen Yang Dirinya Nantikan
113
Chapter 113: Darah dan Air Mata
114
Chapter 114: Hari Esok Yang Lebih Cerah
115
Chapter 115: Indonesia Memanggil
116
Chapter 116: Berdamai Dengan Diri
117
Chapter 117: Jalan Baru
118
Chapter 118: Are You Going To Spain?
119
Chapter 119: Perkenalan Di Tim Utama
120
Chapter 120: Kesan Pertama
121
Chapter 121: Pergi Ke Spanyol
122
Chapter 122: Andalusia Here We Go!
123
Chapter 123: Pelabuhan Pertama, Sevilla
124
Chapter 124: Melawan Sevilla B
125
Chapter 125: Kalah di Sevilla
126
Chapter 126: Tentang Kombinasi
127
Chapter 127: Melawan Albacete Balompié
128
Chapter 128: Cerita Mereka Yang Berada di Korea Selatan
129
Chapter 129: La Masia
130
Chapter 130: Tur Terakhir
131
Chapter 131: Kembali Beraktivitas
132
Chapter 132: Piala Super Indonesia
133
Chapter 133: Babak Pertama Piala Super Indonesia
134
Chapter 134: Menunggu Debut
135
Chapter 135: Babak Kedua Piala Super Indonesia
136
Chapter 136: Setelah Pertandingan Final Itu...
137
Chapter 137: I-LEAGUE Pertamanya
138
Chapter 138: Laga Pembuka Indonesia Premier League
139
Chapter 139: Debut Rizaldi Di Indonesia Premier League
140
Chapter 140: All the Way Down
141
Chapter 141: Laga ke-10
142
Chapter 142: Versus Surabaya Argento FC
143
Chapter 143: Fitur Baru
144
Chapter 144: Mencoba Fitur Baru
145
Chapter 145: Persiapan Ke Korea Selatan
146
Chapter 146: Fly Me To South Korea
147
Chapter 147: Menjadi Orang Yang Berbeda Dalam 90 Menit
148
Chapter 148: Versus Jeonbuk Hyundai Motors
149
Chapter 149: After Whistle
150
Chapter 150: Match-day Berikutnya
151
Chapter 151: Tawaran Dari Beberapa Klub
152
Chapter 152: Pilihan Rizaldi
153
Chapter 153: Andra Almeida
154
Chapter 154: For The Future
155
Chapter 155: Pertandingan Selanjutnya
156
Chapter 156: Versus Pemalang Amarilla FC
157
Chapter 157: Break
158
Chapter 158: Pertandingan 16 Besar Datang
159
Chapter 159: Trio Lini Depan Kashima Antlers
160
Chapter 160: Hasil Akhirnya
161
Chapter 161: Menuju Putaran Akhir Liga
162
Chapter 162: Keputusan Coach Giovanni Almeida
163
Chapter 163: Versus Borneo Putra
164
Chapter 164: Babak Kedua, Pengambangan Cananga FC vs Borneo Putra FC
165
Chapter 165: Pertandingan Yang Lain
166
Chapter 166: Good News Always Come After Bad News
167
Chapter 167: Sebelum Leg-Kedua
168
Chapter 168: Leg Kedua Indonesia Premier League
169
Chapter 169: Leg Kedua Melawan Borneo Putra
170
Chapter 170: They Ready
171
Chapter 171: Final Day
172
Chapter 172: Pertandingan Yang Sudah Dinantikan
173
Chapter 173: Babak Kedua
174
Chapter 174: Akhir Pertandingan
175
Chapter 175: Akhir Musim
176
Chapter 176: Latihan Perdana Bersama Salford City
177
Chapter 177: Latihan Keras Pun, Tidak Akan Menjamin
178
Chapter 178: Kesempatan Itu Datang Di Saat Kita Tidak Menyadarinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!