Apa jadinya jika dua insan berbeda terlibat dalam satu perkara yang sama?
Akibat hasrat dan gairang Sang Pangeran, Jesslyn harus menanggung luka dan derita. Ia bukan hanya direnggut kesuciannya, tapi sekarang ia hamil anak duyung dan terancam dibunuh oleh bangsa duyung.
Apa salahnya?
Kenapa setelah diselingkuhi mantan ia malah dihamili pangeran?
Dan yang lebih sial lagi, nyawanya terancam karena ada bayi terlarang tengah bersarang di perut Jesslyn. Jalan satu-satunya Jesslyn harus dibunuh agar tidak terlahir DNA duyung dan manusia.
Bagaimana nasib Jesslyn selanjutnya?
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anarita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memastikan
"Pokonya ikut aku! Aku perlu mastiin sesuatu!" Jesslyn menarik kasar baju Raven. Kaos bertuliskan BILLABONG yang dibelikan oleh Naspati itu sedikit berbunyi prepet dan kendur bagian lehernya.
"Mau ke mana? Jangan tarik-tarik baju aku! Ini belinya jauh, di deket pasar induk!" Raven berusaha menolak, tapi Jesslyn terlalu bersemangat menarik pria itu hingga Raven hanya bisa pasrah mengikuti kemana pun gadis itu pergi.
Mereka berdua melangkah ke tempat sepi, tepatnya di belakan gedung kantin yang dipenuhi tumpukan sampah bekas konsumsi.
"Mau ngapain?" tanya Raven pura-pura polos.
Oh ya, biasanya Raven selalu menggunakan bahasa baku saat berbicara dengan duyung atau pun orang lain, tapi Naspati menyuruh pria itu belajar bahasa sehari-hari yang sering digunakan oleh manusia terutama bahasa untuk kalangan anak muda. Sehingga ini adalah kali pertamanya Raven mengobrol dengan bahasa non formal.
Entah kenapa saat dengan Jesslyn otaknya refleks mengajak mulut untuk ganti gaya bicara.
"Aku cuma mau tanya, sebelumnya kita udah pernah ketemu, 'kan?"
"Hah?" Raven melongo. "Ketemu di mana? Ini adalah pertama kalinya aku naik ke dar—emm, maksudnya ini adalah pertama kalinya aku dateng ke kota," ucap Raven nyaris keceplosan.
Duh, jika ia benar-benar salah bicara. Maka matilah dirinya.
"Halah ngaku aja! Aku masih inget sama muka kamu! Ingatanku gak bakalan salah, kamu pasti cowok yang datang ke pantai malam itu!"
Deg!
Jantung Raven berhenti berdetak sesaat. Paru-parunya kembang kempis, dan ia merasa sesak bahkan mulai kesusahan menerima oksigen.
Ternyata tehnik hipnotis yang aku gunakan tak membuat gadis itu benar-benar lupa dengan wajahku, batin Raven panik.
Sepertinya masalah ini akan bertambah panjang dan rumit. Karena secara tidak langsung Jesslyn sudah tahu bahwa Raven-lah yang telah menghamili anak itu.
"Maksud kamu apa, si? Aku gak ngerti!"
"Ngaku aja! Kamu pasti cowok yang udah perkosa aku, 'kan?" Suara langsung berubah lirih tapi masih tetap dipenuhi nada mengintimidasi.
Jesslyn sendiri masih tidak ingat jelas. Apakah ia diperkosa, atau justru merelakan diri dengan sukarela. Yang ia ingat, ia melakukan hal terlarang itu bersama Raven, dan tentunya, emm, ia menikmati segala rasa yang baru pertama kali dirasakannya.
"Kamu jangan sembarangan nuduh. Kita gak saling kenal, dan ak .... Ahhhhhhh!" Raven mendesah saat Jesllyn tiba-tiba mencubit choco chip miliknya dari bagian luar.
"Tuh 'kan bener! Aku masih inget banget suara deesahan kamu itu kayak gini. Persis kaya tadi!"
Sontak wajah Raven merona malu. Bahkan Jesslyn sampai mengingat jelas suara desahannya pada malam itu.
"Sekarang kamu ngaku! Kamu 'kan pelakunya?"
"Bukan ... bukan aku yang ngehamilin kamu!"
Deg! Mendengar kata hamil, dua bola mata Jesslyn membulat seketika.
"Dari mana kamu tau kalo aku lagi hamil?"
Raven tak dapat berkutik. Tanpa sadar apa yang ia ucapkan barusan menjadi sebuah bumerang untuk hidupnya.
"A ... aku ... aku!"
"Ayo ngaku! Nggak usah ngeles lagi, kamu. Sekarang kamu udah kepalang basah. Kamu gak bakalan tau aku lagi hamil kalau bukan kamu yang perkosa aku!"
"Tapi aku ...."
"Tapi apa? Kamu masih belum mau ngaku juga? Jelas-jelas aku masih inget banget muka sama suara kamu yang persis kayak gini!"
"Jesslyn!"
Tiba-tiba Rumi datang membuyarkan suasana. Gadis itu melangkah cepat dan langsung menarik Jesslyn. "Kamu sadar gak, suara kamu ke mana-mana? Untung aku sengaja buntutin kalian berdua. Kalau aku gak dateng mungkin kamu bakalan kena masalah karena para dosen akan segera ke kantin."
"Tapi, Rum—ah, sialan!" Jesslyn berdecak sambil meninju udara tinggi-tinggi.
"Suara kamu keras banget, Jess! Kedengeran sampe kantin dan melebihi toa yang ada di depan gedung KPK!"
"Tapi aku lagi—"
"Yang ngasih tau kalo kamu lagi hamil ke dia itu aku, Jess!" Rumi menyela lagi. Kebetulan gadis itu mendengar perdebatan mereka berdua—di mana Jesslyn menuduh Raven memperkosanya tanpa bukti apa pun.
***
pikachu ku yg gemes jadi tercemar karna jadi penghalan senjata tempur
😫😫😫😫😫😫😫
auto terjadi tsunami nih kalau sampai ketemu
😂😂😂
kayak nya nasib nya sialnya sudah di mulai
apalagi setelah bermain selama semingu dengan enten nya dia bilang di jebak,,,uuhhhfffff
pagi² udah bikin naik darah
ini mah namanya duyung hyper sex
kan jessylin udah jadi korban perselingkuhan dan di khianati sahabatnya sendiri,,dan di perkosa duyung,,sekarang nyawa nya pulah ikut terancam
pagi² udah ngakakkkk
gegara baca ikan mandul