NovelToon NovelToon
Inara & Juanda

Inara & Juanda

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Idola sekolah
Popularitas:609
Nilai: 5
Nama Author: Ervina Dwiyanti

Seorang gadis remaja sederhana akhirnya mampu meluluhkan perasaan dari Juanda dan merubah kehidupan Juanda menjadi sosok laki-laki muda yang lebih baik dari sebelumnya. Lantas apakah Juanda mampu untuk meredam emosinya yang selama ini meletup-letup?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ervina Dwiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Menolak

Tak berapa lama kemudian minuman pun ditaruh di atas meja dan menara pun meminum minuman yang dibuatkan oleh asisten rumah tangga Juanda. "Kamu biasanya belajar sendiri atau les atau gimana?" ucap mama yang mencoba untuk menanyakan langsung tapi Inara berusaha semaksimal mungkin ngomong apa adanya nggak ada sesuatu hal yang dilebih-lebihkan dan nggak ada sesuatu hal yang terlalu dibesar-besarkan.

"Aku biasanya sih belajar sendiri Tante ya namanya juga bukan dari kalangan orang kaya jadi ya harus bisa mengetik untuk belajarnya untuk diri sendiri,"

Mama tersenyum sekali dengan apa yang diucapkan oleh Inara, walaupun mungkin dia adalah seumuran dengan Juanda tapi pemikirannya begitu sangat dewasa banget dari seusianya dan itu membuat mamanya Juanda merasa senang. Semakin besar dan menggebu-gebu pengen membuat Juanda pintar dengan Inara salah satu teman yang ada di kelas yang menurut Robert Dia adalah anak yang pintar.

"Assalamualaikum," ucap seseorang yang baru aja mengucapkan salam.

Mereka pun benar-benar merasa terkejut banget dan sama sekali nggak nyangka sih orang yang dibicarakan. Akhirnya datang juga membuat Inara merasa bingung banget apa yang harus ia lakukan.

"Ada apa nih kok tiba-tiba aja ada Inara sama Robert? Mah, kenapa tiba-tiba aja ada mereka di rumah kita? Coba jelasin dong aku sama sekali nggak paham nih coba dikasih pamit terlebih dahulu nih biar aku mengerti dan paham ada apa yang ikut tiba-tiba aja kayak begini?"

Mama mengatakan kalau misalkan Inara bakalan mengajarkannya selama kelas 12 ini karena ibaratnya udah mau lulus jadi harus mempersiapkan dengan cara secepat mungkin, kalau misalkan nggak ada persiapan nggak ada yang namanya pembelajarannya gimana mau lurus apalagi kelas 10 dan kelas 11 itu panjang banget dan udah sejauh ini.

Juanda merasa nggak suka banget dong tiba-tiba aja disuruh belajar dengan salah satu perempuan cupu yang ada di dalam kelas, dan ia pun langsung menolak mengatakan kalau misalkan gak mau dan bisa belajar sendiri kok tanpa harus ada bantuan orang lain.

"Hei kamu nggak boleh ngomong kayak begitu dong yang paling penting itu adalah dia mau ngajarin kamu, Mama bayar dia kok untuk kamu kamu nggak boleh dong kalau misalkan kayak begitu!"

Juanda menyalahkan Robert kenapa tiba-tiba aja ada di sini pasti ini akal-akalan Robert?

"Gak gue nggak tahu apa-apa nyokap lo yang nyuruh gue untuk datang ke sini untuk lo belajar katanya lo itu pelajarannya jauh banget, orang tua tuh sayang sama kita kalau misalkan kita nurut jadi lo nggak usah deh ngomong-ngomong kayak begitu kasihan tahu nggak sih nyokap lo pengen banget lulus dari sekolah!"

"Kalau misalkan Juanda nggak mau nggak masalah kok aku sama sekali nggak merasa terbebani juga dan aku juga nggak mau memaksakan siapapun yang pengen belajar sama aku," jawab Inara dengan sangat cepat dan ia pun nggak mau juga untuk memaksakan orang lain untuk belajar dengannya.

Tapi mamanya Juanda mengatakan tidak perlu ngerasa gentar dengan ucapan Juanda yang paling penting itu adalah ia sengaja untuk mengatakan hal ini ini demi kebaikan sang anak juga kalau misalkan terus-terusan santai ya bakalan nggak bisa untuk mengerjakan soal.

"Ya udah kalau gitu kita pulang dulu ya Tante nanti kasih tahu aku aja kalau misalkan jadi atau enggaknya," ucap dari Robert yang berpamitan langsung dan harus mengantarkan Inara untuk pulang ke rumah.

"Mah aku sama sekali bisa aja kok belajar sendiri tanpa harus bantuan orang lain,"

"Kamu jangan kepedean kayak begitu kamu harus dibantu sama Inara, kenapa sih kamu tuh nggak sadar-sadar aja kamu tuh udah kelas 12 kamu harus bisa belajar."

"Gak, aku nggak mau diajarin sama dia aku bisa kok belajar sendiri tanpa harus dibantu sama orang lain!"

Juanda tetap kekeh dengan pendiriannya pengen belajar sendiri aja tapi mama tetap gagah juga dengan pendiriannya kalau misalkan Juanda nggak bisa belajar sendiri dia harus dibantu oleh orang lain.

"Huh, itu anak kenapa sih susah banget untuk dikasih tahu seharusnya dia sadar dengan apa yang dia lakukan selama ini itu bakal merugikan dia sendiri untuk masa depan," batin mama dalam hati yang merasa turut prihatin dengan sang anak yang nggak mau ikut keinginannya itu.

Papah pun tak berapa lama datang mengucapkan salam. "Ya ampun kenapa wajahnya cemberut banget kayak begitu emang ada sesuatu hal yang aneh atau kayak gimana? Coba dong ceritain padahal papa baru aja bawa makanan kenapa wajahnya cemberut banget kayak begitu?"

Mama mengatakan kalau misalkan dirinya tuh pengen banget anaknya pintar anak semata wayangnya masa satu-satunya nggak ada yang berhasil di dalam dirinya Juanda sih beliau benar-benar pengen banget kalau misalkan anaknya itu sukses.

"Ya udah kalau misalkan anak kamu itu pengennya les ya udah les-in aja dia biar dia tuh bisa dapetin nilai yang terbaik apalagi dia kan udah kelas 12 enggak usah yang main-main ke sana ke sini lagi harus lebih belajar dan lebih giat apalagi udah lulus kan nanti dianya juga yang bakalan menyesal?"

"Makanya Mama tuh udah bilang juga sama dia kalau misalkan nggak boleh kayak begitu, dan Mama juga ngerasa kok bisa-bisanya sih dia itu kayak santai-santai aja seharusnya kan harus lebih bisa berpikir lagi."

"Nanti Papah yang bilang langsung deh sama dia mudah-mudahan aja dia bakalan mau tapi ayah itu anak harus dikasih paham terlebih dahulu sih pelan-pelan nggak boleh marah-marah juga, karena sifat basic itu emang keras jadi kita harus bisa mengerti perasaan dia kayak gimana!"

***

Inara menanyakan kepada mama apakah memperbolehkan untuk dirinya mengajar Juanda? Awalnya mama merasa bingung banget kenapa nih tiba-tiba aja Inara mengatakan hal seperti itu karena nggak tahu orang-orang atau teman-teman Inara di sekolah karena nggak pernah nanya juga.

"Ya kalau misalkan kamu mau juga nggak masalah sih,"

"Iya Mah, tapi aku ngerasa kasihan aja sama pembiayaan adik jadi gimana ya aku juga ngerasa bingung sih mau ambil atau enggak soalnya mamanya Juanda itu pengen banget anaknya itu pintar soalnya kan dia satu kelas sama aku ya biasalah namanya juga cowok kan jadi ibaratnya guanya masih tinggi banget!"

"Ya udah kamu ambil aja nggak usah terlalu banyak pikir yang paling penting uangnya itu bisa masuk adik kamu SMP, soalnya pembiayaan untuk masuk di SMP itu nggak ada."

Inara sebagai anak yang berbakti langsung mengiyakan apa yang diucapkan oleh mama. Inara menunjukkan kartu nama yang diberikan oleh mamanya Juanda tadi dan kalau misalkan ia mengiyakan ACC maka besok bakalan datang ke rumah Juanda untuk mengajar Juanda sebagai seorang guru walaupun mereka seumuran.

"Ya sudah kalau gitu kamu mandi deh pikir-pikir terlebih dahulu nanti gampang aja untuk iya atau enggaknya,"

Inara mengangguk dan tersenyum ia pun langsung berdiri menuju ke dalam kamar mengambil handuk karena tubuhnya begitu sangat nggak nyaman banget dan pengen cepet-cepet untuk mandi aja langsung.

"Apa aku langsung chat aja ya mamanya Juanda untuk langsung mengiyakan nanti besok jadi guru lesnya dia?"

Inara tampak ragu-ragu sih.

bersambung...

Kira-kira bakalan mengiyakan atau tidak ya jangan lupa untuk pantengin di bab selanjutnya!

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!