Lihat, dia kayak hantu!"
"ia dia sangat jelek. Aku yakin sampai besar pun dia akan sejelek ini dan tidak ada yang mau mengadopsinya."
"Pasti ibunya ninggalin dia karena dia kutukan."
"Coba lihat matanya, kayak orang kesurupan!"
"iya ibunya membuangnya Karena pembawa sial." berbagai macam cacian dan olokan dari teman-temannya,yang harusnya mereka saling mengerti betapa sakitnya di buang tetapi entah mengapa mereka malah membenci Ayla.
Mereka menyembunyikan sendalnya, menyiramkan air sabun ke tempat tidurnya, menyobek bukunya, bahkan pernah mengurungnya di kamar mandi hingga tengah malam. Tapi Ayla hanya diam,menahan,menyimpan dan menelan semua dengan pahit yang lama-lama menjadi biasa.
Yang paling menyakitkan adalah bahwa tidak ada satu pun orang dewasa di panti yang benar-benar peduli. Mereka hanya melihat Ayla sebagai anak yang terlalu pasrah. Kalau ia dibully, itu pasti karena ia sendiri yang terlalu lemah.
Di sekolah, semuanya lebih buruk lagi..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widya saputri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jebakan di Tengah Malam
Ayla duduk sendirian di ruang kerjanya di Rumah Harapan. Lampu sudah dimatikan hampir di seluruh ruangan, hanya cahaya dari meja kerjanya yang tersisa. Ponselnya bergetar sebuah pesan tanpa nama.
“Kalau mau tahu siapa yang menyebarkan fitnah, datang ke gudang tua di pinggir kota. Jangan ajak siapa-siapa apalagi polisi."
Pesan itu membuat Ayla terdiam lama. Akalnya berkata ini jebakan, tapi hatinya tahu kalau ia tak melakukan apa pun, reputasi dan masa depan panti bisa hancur. Yang terpenting ada anak yang mereka sandera.
Ayla bimbang apa harus mengatakan pada Arman atau tidak.
Di tempat lain, Arman duduk di ruang tamu rumahnya. Orang tuanya masih membicarakan fitnah yang beredar. Angel mengaduk-aduk teh dengan tenang, seolah menikmati kekacauan yang sedang ia ciptakan.
Arman mencoba menghubungi Ayla, tapi tidak diangkat. Ia langsung merasa curiga. Nalurinya mengatakan Ayla akan melakukan sesuatu yang berbahaya.
"Arman kenapa kamu kelihatan gelisah begitu?" tanya Mira
"Aku nggak apa-apa kok ma. Oya kenapa Tante Angel tidak pulang ke Canada? Biasanya tidak betah disini." Tanya Arman curiga
"Tante hanya mau lama-lama disini,emangnya salah?"
"Jelas salah karena Tante sudah membawa pengaruh buruk untuk orang tuaku. Jadi aku minta mendung Tante pulang saja ke Canada menemani nenek disana." setelah berkata demikian,Arman lalu pergi meninggalkan Angel dan orang tuanya yang dari tadi hanya diam
**
Ayla berangkat sendirian dengan mobilnya, malam itu hujan gerimis, membuat jalanan licin dan sepi. Gudang tua yang dimaksud ada di area industri yang sudah lama terbengkalai.
Begitu sampai, ia melihat lampu remang dari dalam gudang. Pintu setengah terbuka, dan suara langkah kaki terdengar di dalam.
Saat Ayla masuk, pintu langsung ditutup keras dari belakang. Lampu menyala, memperlihatkan Lia berdiri dengan tatapan dingin, ditemani Pak Joko dan dua pria bertubuh besar.
"Lama sekali kita tidak bertemu, Ayla." Kata Lia memperlihatkan senyum liciknya
"Kenapa menyuruhku kesini? Kita tidak punya masalah dan aku tidak mengenalmu."
"Kamu mengenalku Ayla,apa kamu lupa sama salah satu pengurus panti dulu yang jarang ada di panti dan saat datang pun pasti selalu memarahimu."
"Jadi kau orang itu dan Kau juga yang menyebarkan semua fitnah ini.” Tanya Ayla geram
"Aku hanya membetulkan keadaan. Kau terlalu tinggi terbang, sudah saatnya jatuh. Nasibmu itu di panti Ayla bukan disini."
"Dan sekarang aku akan mengembalikan kamu ke tempat semestinya berada."
"Kalian memang licik. Ingat kebenaran pasti akan terungkap."
Di sudut ruangan, Ayla melihat Rico duduk ketakutan. Rupanya anak itu memang dijadikan umpan untuk memancingnya.
Sementara itu, Arman yang tidak mendapat kabar dari Ayla mulai mencari. Ia segera mengecek Jps yang ia pasang di mobil Ayla tanpa sepengetahuan ayla. Dia heran melihat posisi Ayla yang berada cukup jauh dari rumahnya. Ia mengingat pesan terakhir yang pernah Ayla ceritakan tentang gudang tua saat dulu mereka membahas sejarah panti lama.
Tanpa memberitahu keluarganya, ia mengajak dua sahabatnya dan menghubungi seorang polisi yang pernah menolong Ayla dulu yaitu Pak Bima. Mereka meluncur ke arah gudang dengan cepat.
Di dalam gudang, Ayla mencoba melawan dengan kata-kata.
"Kenapa kau lakukan ini? Semua sudah berakhir. Darmawan sudah dipenjara!” Teriak Ayla
"Berakhir? Tidak pernah. Aku kehilangan segalanya gara-gara kau. Dan aku akan pastikan kau merasakannya. Gara-gara ulahmu dan kedua sahabatmu itu,panti tempatku selalu mendapat penghasilan dihancurkan."
"Itu memang salah kalian semua!"
Pak Surya mengikat tangan Ayla ke kursi, sementara Lia menunjukkan beberapa foto palsu yang dimanipulasi untuk membuktikan fitnahnya. Ayla tahu, kalau ini keluar ke publik, panti bisa hancur.
Suara mobil berhenti di luar. Arman dan Pak Bima menerobos masuk dengan lampu senter dan teriakan polisi. Lia dan pak Joko langsung panik.
"Kau memanggil polisi anak sialan!" Teriak Lia
Ayla terdiam,dia juga bingung kenapa bisa ada polisi.
Tidak lama kemudian Arman dan yang lainnya masuk kedalam ruangan tempat Ayla di sekap. Terjadi keributan Pak Joko mencoba menyerang Arman, tapi Arman menangkisnya, membuat mereka bergumul di lantai.
Polisi menangkap dua pria besar, sementara Angel yang ternyata ikut datang diam-diam untuk memastikan rencananya berjala lancar, berusaha melarikan diri. Namun ia dicegat oleh sahabat Arman di pintu keluar.
"Jadi Tante juga ikut andil dalam kejadian ini!" kata Arman melihat tantenya di tangkap
Saat suasana mulai terkendali, Mereka semua di bawa ke kantor polisi. Pak Bima memberikan bukti rekaman telepon antara Angel dan Lia yang sudah mereka lacak pada polisi. Rekaman itu berisi percakapan jelas tentang rencana menjatuhkan Ayla,dan juga Nina serta menghancurkan rumah harapan. lengkap dengan pengakuan soal kebohongan fitnah.
Orang tua Arman yang datang belakangan, terpaku mendengar suaranya sendiri di rekaman ketika Angel menghasut mereka. Wajah mereka memucat.
Ayla dibebaskan dari ikatan, tapi ia masih gemetar. Arman memeluknya erat.
"Aku kira aku bakal hilang, Man.” Kata Ayla ketakutan
"Selama aku ada, itu nggak akan terjadi." Arman berusaha menenangkan ayla
Rani dan Nina datang terlambat karena memang Arman telat menghubunginya sedangkan jarak tempat mereka cukup jauh.
Mereka langsung melepaskan Rico. Rico menangis sambil memohon ampun pada Ayla dan yang lainnya karena telah ikut memfitnahnya.
Namun di balik pelukan itu, Ayla sadar masalah belum selesai. Lia,Angel dan Joko akan masuk penjara, tapi jaringan lama mereka mungkin masih ada.
Malam itu juga, Angel dibawa ke kantor polisi. Orang tua Arman meminta maaf pada Ayla dengan suara bergetar. Ayla tahu ini semua bukan salah orang tua Arman,mereka hanya terhasut. Tapi untuk memaafkan Angel mungkin butuh banyak pertimbangan. Apalagi Arman benar-benar marah.
Rumah Harapan mulai dipulihkan namanya, tapi Ayla tahu, serangan seperti ini bisa datang lagi kapan saja. Dan kali ini, ia tidak akan ragu untuk melawan sejak awal.
Bersambung...