NovelToon NovelToon
Menjadi Ratu Di Tangan Kakak Ipar

Menjadi Ratu Di Tangan Kakak Ipar

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Nikahmuda / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Dhessy

follow Ig : dhee.author

Mungkin ini tidak sepantasnya. Tapi apa daya kalau Mika terlanjur dibuat nyaman oleh kakak iparnya sendiri.

Sedangkan lelaki yang dia sebut suami, dia lebih mementingkan wanita lain ketimbang dirinya.

Nalurinya sebagai perempuan yang haus akan perhatian sudah terpenuhi oleh kakak iparnya, Gavin.

Hingga perlahan cinta itu tumbuh dan tak bisa dicegah lagi. Rasa ingin memiliki itu begitu kuat. Sekuat rintangan yang harus mereka lalui agar bisa bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhessy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 27

"Selamat pagi Non Mikha. Ini ada kiriman dari seseorang."

"Sepagi ini, Pak?" tanya Mikha sembari menerima sebuah kotak besar yang entah apa isinya.

"Iya, Non. Mari."

Mikha urung untuk masuk ke dalam mobil. Dia memilih untuk duduk di kursi yang ada di teras rumahnya untuk membuka kotak itu terlebih dahulu.

Sebuah boneka doraemon dengan memegang setangkai mawar merah yang ada di dalam kotak tersebut.

Hava a nice day, Mikha.

Your husband

"Husband?" gumam Mikha setelah membaca tulisan yang ada di dalam kartu ucapan. "Dari Gilang? Apaan, sih, nyebut dirinya husband segala? Udah proses cerai juga. Aneh banget ini orang."

Mikha membawa kotak tersebut ke pos satpam lalu memberikannya kepada Heru, satpam di rumah Mikha, juga orang yang pertama kali menerima kotak tersebut.

"Pak, ini buat anak Pak Heru aja."

"Wah, yang bener, Non?"

"Beneran, Pak. Kasih ke anaknya aja. Pasti anaknya seneng dapat boneka."

"Iya, Non. Terimakasih banyak ya, Non."

Mikha segera pergi ke kampus setelahnya.

Keanehan Gilang tak hanya dengan mengirimkan boneka saja ke rumah Mikha di pagi hari.

Sesampainya di kampus, beberapa orang memberinya setangkai mawar merah. Sama dengan mawar merah yang ada pada boneka tadi. Bahkan Mikha sampai kewalahan untuk membawa mawar-mawar tersebut.

Untung saja mawar tersebut sudah tanpa duri. Andai masih berdiri, tentu saja akan melukai tangan Mikha.

"Ini apa, sih? Gilang aneh banget," gerutu Mikha dengan kesal.

"Mikha!"

"Apa lagi?"

Rekan Mikha yang bernama Bayu itupun langsung menciut nyalinya saat mendengar jawaban Mikha yang begitu kesal. Bayu langsung pergi begitu saja setelah Mikha menerima amplop tersebut.

"I-ini ada titipan."

Mikha menerima titipan tersebut dengan kasar. Sebuah amplop yang di dalamnya terdapat sebuah tulisan.

Ke roof top sekarang!

Mikha menghembuskan napas dengan kesal. Paginya dimulai dengan hal yang sangat tidak menyenangkan hatinya.

Dengan langkah lebarnya, Mikha melangkahkan kakinya menuju roof top. Masih ada empat lantai lagi untuk bisa sampai ke sana.

Sesampainya di roof top, tidak ada siapapun yang Mikha kenali. Ada beberapa orang yang tengah belajar di beberapa bangku yang ada di roof top tersebut. Mikha semakin merasa kesal karena merasa dirinya dipermainkan.

"Emang dasarnya nyebelin! Udah capek-capek ke sini malah nggak ada orang. Maunya apa, sih?"

Mikha memutuskan untuk kembali turun. Waktunya sudah terbuang sia-sia. Harusnya dia tak perlu naik kalau hanya untuk dipermainkan seperti ini.

"Mau kemana?"

Mikha terperanjat saat seseorang memegang tangannya. Mikha segera menepisnya dengan kasar. "Jangan pegang-pegang! Mau apa nyuruh gue ke sini?"

"Kita bicara pelan-pelan. Jangan pakai emosi."

"Gue nggak ada waktu. Oh iya, ini bunga-bunga dari Lo, kan? Nih." Mikha menyerahkan puluhan tangkai bunga mawar kepada Gilang dengan susah payah. "Gue bukan kuburan. Jadi nggak perlu Lo kasih kembang kayak gini."

"Sana, yuk. Ada sesuatu buat kamu."

"Nggak mau!" Tolak Mikha dengan tegas saat Gilang mengajaknya untuk pergi ke tengah-tengah roof top.

"Sebentar aja."

Akhirnya Mikha pun mengikuti langkah Gilang menuju tengah-tengah roof top meskipun berbagai pertanyaan berkecamuk di dalam hati Mikha.

"Tunggu sebentar," ucap Gilang.

Setelah hampir sepuluh menit menunggu, bahkan Mikha pun hampir menyerah, dari kejauhan muncul sebuah helikopter dengan membawa sebuah spanduk.

Helikopter itu semakin dekat dan terbangnya pun tak terlalu tinggi. Hingga rambut Mikha berterbangan diterpa angin yang berasal dari baling-baling helikopter.

Mikha mendongakkan kepalanya. Silaunya sinar matahari membuat Mikha juga harus memicingkan matanya untuk membaca tulisan yang ada di spanduk tersebut.

FORGIVE ME, MIKHAYLA WIRATMAJA

"Mungkin sudah terlambat untuk memperbaiki semuanya. Tapi aku tetap akan mencobanya sampai kamu memaafkan aku, Mikha."

Gilang menggenggam kedua tangan Mikha. Mikha sudah ingin menarik tangannya tapi ditahan oleh Gilang.

Tatapan mata Gilang terlihat begitu dalam membuat jantung Mikha berdetak kencang.

"Apa, sih, Lang, yang Lo mau?" tanya Mikha pada akhirnya. "Selama ini Lo nyakitin gue, nyakitin keluarga gue. Lo nggak pernah menganggap gue ada. Di saat gue memilih jalan buat hidup gue sendiri, kenapa Lo kayak gini? Apa yang membuat Lo nggak mau kita pisah?"

"Aku pengen memperbaiki diriku, Mikha. Aku ingin kita memulai semuanya dari awal lagi. Aku emang nggak bisa janji kita akan terus bahagia. Tapi aku pastikan semua yang pernah aku lakukan, itu nggak akan pernah aku ulangi lagi."

Mikha menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman.

Menghadapi Gilang yang sikapnya sering berubah kapan saja ini memang butuh kesabaran yang lebih.

Mikha sabar, Gilang tidak sadar diri.

Mikha berontak, Gilang ikut memberontak. Bahkan lebih parah dari Mikha.

Kali ini Mikha akan mencoba untuk kembali bersabar menghadapi Gilang. Bicara pelan-pelan tanpa emosi seperti kemarin-kemarin.

"Gilang, sepuluh bulan lamanya gue bertahan dengan pernikahan ini. Gue bukannya nggak pernah berjuang mempertahankan. Gue pernah, tapi perjuangan gue nggak Lo hargai. Dan itu capek."

"Di awal pernikahan kita, gue berusaha menjadi istri yang baik. Mencoba untuk memasak meskipun masakan gue hancur. Mencoba melayani kebutuhan Lo meskipun Lo nggak pernah menganggap usaha gue. Mencari perhatian dari Lo meskipun Lo nggak pernah memandang gue sama sekali. Menjaga diri gue karena gue sadar kalau gue udah bersuami meskipun suami gue nggak pernah menganggap gue ada. Gue bawa nama Lo dengan baik dimana pun gue berada, Lang. Tapi Lo malah bermesraan dengan wanita lain."

"Lo bisa bayangin, kan, gimana capeknya gue?"

Kedua mata Mikha mulai memanas. Dadanya terasa sesak ketika mencoba menahan tangis sekaligus mengingat semua kesakitan yang telah dia lalui selama ini.

Sedangkan Gilang terus menunduk dengan perasaan bersalah karena perbuatannya selama ini.

"Ditambah lagi dengan apa yang udah Lo lakuin ke kakak gue dan keluarga Lo menyembunyikan ini semua dari keluarga gue. Itu sakit banget, Lang. Lo bisa bayangin gimana perasaan gue kalau gue tetap bertahan dan hidup dengan orang yang udah menghancurkan hidup kakak gue? Gue nggak bisa, Lang."

"Memperbaiki diri itu harus meskipun nggak harus bersama-sama. Gue juga akan memperbaiki diri gue sendiri, Lang. Di sini bukan cuma Lo yang salah. Gue juga bersalah meskipun gue masih belum tau salah gue ada di mana. Mungkin kesalahan gue adalah menjatuhkan hati gue ke lelaki lain saat gue masih berstatus istri sah Lo. Maaf soal itu."

"Udah, ya, Lang. Kita jalani hidup kita masing-masing. Mungkin cukup sampai di sini kita berjodoh. Di luar sana, masih banyak yang jauh lebih baik dari gue."

"Maafkan aku, Mikha. Maaf untuk semua yang udah pernah aku lakukan. Maaf karena selama ini aku banyak nyakitin kamu," ucap Gilang dengan lesu setelah ucapan panjang Mikha yang terasa menampar dirinya dengan keras.

Mikha mengangguk dan tersenyum. Senyuman tulus dan terindah yang pernah Gilang lihat selama ini tidak pernah dia lihat.

Ini yang pertama. Sayangnya juga menjadi yang terakhir bagi Gilang ketika Mikha masih berstatus istrinya. Senyuman Mikha yang baru Gilang sadari ternyata begitu indah.

"Aku pergi dulu. Lima menit lagi ada kelas."

"Boneka dari aku disimpan, ya."

Mikha terdiam sesaat. Pagi tadi boneka itu sudah dia berikan pada Pak Heru agar diberikan pada anaknya.

"Iya," jawab Mikha pelan.

"Itu bunganya juga dibawa."

"Susah. Banyak banget bunganya. Mau bantu bawa?"

"Of course!"

Gilang segera mengambil bunga-bunga yang dia letakkan di atas bangku.

Keduanya berjalan beriringan membawa bunga-bunga tersebut menuju parkiran. Bunga itu akan diletakkan di dalam mobil Mikha.

Finally, setelah sepuluh bulan lamanya, keduanya berjalan bersama untuk kedua kalinya setelah yang pertama kalinya di kantor Gavin waktu itu.

Bedanya, kali ini Mikha merasa lebih ikhlas. Tidak terpaksa seperti waktu itu. Kali ini Mikha dan Gilang juga banyak tertawa meskipun Gilang harus menyembunyikan rasa sedihnya.

Dan lagi-lagi ini akan menjadi yang terakhir sebelum mereka berpisah.

🌹🌹🌹

"Lo baikan sama Gilang?"

"Menurut Lo gimana, Sen?"

Sena terlihat berpikir. Pagi tadi dia melihat kejutan demi kejutan yang diberikan Gilang untuk Mikha. Bahkan sampai harus menyewa helikopter demi meminta maaf kepada Mikha.

Setelah turun dari roof top, keduanya terlihat tertawa bersama. Sena pikir, mereka baikan dan Mikha akan membatalkan gugatan cerainya.

"Lo rujuk?"

Mikha menggeleng. "Enggak. Kita hanya berdamai dengan keadaan. Mengikhlaskan semua kesalahan. Meskipun nggak mudah memaafkan Gilang atas semua yang pernah dia lakukan, tapi gue tetap berusaha. Tidak ada obat sakit hati kecuali dengan keikhlasan. Gue nggak mau buang-buang waktu dan pikiran gue cuma buat mikir gimana caranya gua balas semua perbuatan Gilang. Sudah ada yang lebih berhak menghukum Gilang. Dan itu bukan gue."

"Aww.... Dewasa sekali calon janda satu ini."

"Ih, mulutnya!" Mikha melempar Sena dengan gulungan tissue, membuat keduanya tertawa bersama.

🌹🌹🌹

Buat besok, insyaallah pov Gilang. Sekarang agak ngenes ya diaa.. 😭😭🤣🤣🤣🤣

Oiya... kemarin aku post cerita baru. nitip ide aja, sih. kalau banyak yang suka ya aku lanjut. 😂 cek profil aku ya buat baca cerita baru aku. terimakasih. love you, gaes. 😘😘😘

1
Ana Susana
❤️
Katherina Ajawaila
sepertinya seru nih ceritanya, sukses ourhour
Pembenci Author bego
seru lumayan
Kembae e Kucir
Luar biasa
Anonymous
/Good//Good//Good/
Ulil Baba
coba baca
Yundari Gayosa
sigavin plin plan.....pergi aja mika tambayong yang jauhh...bawa cowok lebih dr Gavin ,😀
Yundari Gayosa
Luar biasa
Mei Saroha
kasian Mikha, yg deketin cowo2 pengecut 😞😭
ayu eka2169
Luar biasa
Nur Harfiati
Lumayan
Safa Almira
seruuu
Misel Livita Kundimang
ku bomm yahhh lama lama rumahmu thorr aku udah nangis nangis sampe habisin tissu eehhh malah cmn mimpi si Gavin ajaa huuuu/Right Bah!//Right Bah!/
Tjutju Haryati
Luar biasa
Misel Livita Kundimang
huaaaa sedih bangat bacanyaaaa😭😭dari mulai pernikahan yang tidak bahagia, kisah cinta yang putus di tengah jalan, sampai harus di tinggal matii. gue yakin nggak akn ada wanita yang sekuat Mikha di dunia nyata kalaupun ada pasti hanya ada beberapa yg mampu bertahan dan tidak menjadi gilaaa😭😭😭😭semangat author🥰🥰
Misel Livita Kundimang
Gavin kurang ajar bangat sihhh nggak ada perjuangannya sama sekali aaaaaaa kecewa bangat samaaa gavinnnnn sekecewanya sama gilangg lebih kecewa sama gavinnn
Misel Livita Kundimang
kok muter muter sih ceritanya nggak bisa langsung aja Thor🥹author terlalu mempermainkan perasaan pembaca huuuaaaa😭
Maria Mahdalena Manalu
pengen tertawa sampek mau keluar ni air mata
Alvia Nora
tau rasa Gilang punya berlian mah milih emas palsu secara viona juga pergi tinggal gigit jari kan emang enak....
martina melati
bw hp yg ada video gilang dg viona berhubungan intim (sekretaris) k mertua mikha (ortu gilang) ajukn perceraian...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!