NovelToon NovelToon
Terpaut Cinta Suami Mama

Terpaut Cinta Suami Mama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Beda Usia
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

Viona mendapati sang mama yang tiba-tiba menikah lagi tanpa persetujuan darinya, membuat gadis itu menolak tegas dan menentang pernikahan itu. Ia yang awalnya sangat membenci ayah barunya karena usia sang ayah tiri jauh lebih muda dari ibunya, kini justru kepincut ayah tiri nya sendiri. Yuk kepoin bagaimana ceritanya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tentang Sahabat

"Vio, lo kenapa sih? sepertinya lo sengaja ngejauhin gue?" tanya Sisil pas mereka di jam istirahat di sekolah.

vio tak menyahut, dia terlihat santai sambil menikmati bakso dan melahap nya seakan tidak ada orang yang sedang berbicara.

Sisil merasa kesal. Namun tiba-tiba geng Alex terlihat datang dan menghampiri Viona.

"Vio, sorry! gue minta maaf atas kejadian kemari. Gue menyesal. maukah lo maafin gue?" kata Alex, sembari duduk di samping Viona.

"asal lo jangan ngulangin lagi. Gue maafin." sahut Vio santai.

"kalau gitu, maukah nanti sehabis pulang sekolah kita jalan?" Ajak Alex.

Viona mengangguk, Sisil memperhatikan sikap Viona, dia merasa geram. Sisil masih mengingat pesan dari Steven agar menjauhi teman seperti Alex. "tidak, Vio. lo tidak boleh lagi berteman dengan Alex. Apa lo lupa sama nasehat bokap lo?" serah Sisil tak suka.

Mendengar Sisil menyebut nama 'bokap', Viona memutar bola matanya malas. Mendadak selera makannya jadi hilang. Viona berdiri dan menuju kasir untuk membayar bakso yang ia makan.

Alex tersenyum sinis pad Sisil. "hey, Sisil. Gak usah ikut campur, lo. Viona aja mau gue ajakin jalan. Kenapa lo yang sewot. Lo iri ya? karena Lo sendiri gak laku." kata Alex.

Sisil melotot mendengar kata kata pedas dari Alex, seperti racun yang berbisa. Ingin rasanya Sisil menampar mulut Alex dan merobek-robeknya. Namun saat ini waktunya tidak tepat. Sisil melihat Viona sudah terlihat keluar dari kantin. Ia lebih memilih mengejar Viona daripada mengurusi Alex yang tidak penting ini. Sisil ingin menjaga persahabatannya dengan Viona. "bodo amat!! serah gue lah, mau laku apa nggak. Percuma laku tapi cowoknya kayak Lo. Mendingan gue gak laku seumur hidup, iih najis!!" pekik Sisil membalas ucapan Alex dengan tak kalah pedas.

Sisil kemudian berlari meninggalkan Alex dan teman-temannya. Langkahnya ia percepat untuk mengejar Sisil. Hingga akhirnya Sisil berhasil mengejar Viona di lorong sekolah. Sisil segera menarik tangan Vio dan membawanya masuk ke ruang kosong. "Vio, lo kenapa sih diem gini? apa salah gue?"

Viona memperhatikan ruangan kosong itu sambil memutar bola matanya malas. seakan tak perduli, Viona berusaha lepas dari sisil.

"Vio, lo kenapa? coba ngomong! kalau memang kita ada masalah, kita bicarakan. Gue gak suka persahabat kita jadi dingin gini.

Sisil mendorong Viona hingga menyentuh dinding yang dingin. Sorot matanya tajam, meminta penjelasan.

Viona membalas tatapan itu dengan tajam dan kilatan mata yang merah menyala. Seperti sedang menyimpan kemarahan yang luar biasa akhirnya Viona pun berkata dengan nad suara yang tinggi. "gue gak suka lo main ke rumah gue, apalagi lo dekat dekat sama bokap tiri gue!!"

"apa?" Sisil terbelalak mendengar jawaban Viona. Ia melepas cengkraman tangannya di lengan Viona. Sisil tak menyangka hanya masalah ini Viona sampai tak ingin lagi berteman dan bicara sama dirinya.

"gue, mau lo jauhi bokap tiri gue. Ngerti gak lo?" sentak Viona dengan suara yang bergetar.

"lo cemburu? lo cemburu kalau gue deketin bokap lo?" tanya Sisil dengan suara tercekat, nada suaranya tinggi melebihi suara Viona. Sisil mengerti, Viona tidak suka kalau ia mendekati ayah tiri Viona karena Viona juga menyukai ayah tirinya,

"iya.. dan gue tidak suka lo dekat dengannya." serah Viona sambil berusaha melepaskan diri dari Sisil.

"tunggu, Vio!" cegah Sisil.

"apa masih kurang jelas?"

"apa lo menyukai bokap tiri lo?" Sisil bertanya dengan rasa ingin tahu yang besar Ia harus mendengar jawaban ini. Demi persahabatan mereka terus berlanjut atau putus di detik ini, hanya gara gara seorang cowok.

Vio tak menyahut, sepertinya ada sesuatu yang menahannya untuk bicara. Namun, Sisil paham, diamnya Viona itu menandakan iya.

"Vio, jika memang lo menyukai bokap tiri lo, gue akan mundur. Gue gak akan pedekate sama dia. Jujur saja, gue memang suka sama bokap tiri lo. Tapi, jika seandainya kedekatan gue ini jadi masalah buat persahabatan kita, oke! gue akan jauhi bokap tiri lo. Gue lebih memilih persahabatan. Pliss!! gue tidak mau persahabatan kita putus. Maafin gue, Vio. Gue mau kita kayak dulu lagi." kata Sisil, nada suaranya sangat tulus, ada harapan dan ras penyesalan yang ddalam di matanya.

"thanks, Sisil. Sorry jika gue membuat lo kecewa." sahut Viona.

"nggak, gue gak kecewa. Gue malah senang kalau hubungan kita jadi kembali seperti dulu. Gak apa apa. Gue yang akan mengalah. Gue akan bantuin lo kalau lo menyukainya." kata Sisil.

Kedua gadis itu pun akhirnya berpelukan. Saling mengerti keadaan dan saling memaafkan. Viona dan Sisil keluar dari ruangan itu bergandengan tangan. Kembali keduanya berwajah ceria dalam indahnya persahabatan.

"hey, Vio. Ngapain lo masih sama Sisil, dia kan ngeselin, bikin lo badmood. Mending yuk jalan sama gue!" kata Alex.

Viona menatap ke arah Sisil, keduanya saling tatap, kemudian tawa mereka sama sama meledak bersamaan. "HA... HA... HA...

Alex dan gengnya, mengerutkan kening heran. Baru saja mereka berantem, tapi tiba-tiba sudah akur dan bergandengan tangan.

"kalian sudah baikan?" tanya Alex heran.

"kami tidak pernah bertengkar. Kami baik baik saja. Kenapa lo terkejut?" tanya Sisil.

"Viona, mending sama gue. Sisil gak pantas jadi teman lo." kata Alex mulai mempengaruhi Viona.

"nggak, Lex. Sorry. Gue dan Sisil selamanya akan menjadi sahabat." sahut Viona sembari menarik tangan Sisil agar pergi menjauhi Alex dan teman temannya.

"sorry, Vio...!!" ucap Sisil.

"Vio, lo beneran suka sama om Steven?" tanya Sisil kembali melanjutkan pembahasan tentang pria yang menjadi perebutan keduanya.

Viona terdiam, wajahnya datar tanpa expresi.

"Vio, kita adalah sahabat. Lo harus jujur sama gue. Lo beneran suka sama bokap tiri lo?" tanya Sisil lagi.

Viona menatap dalam mata Sahabatnya. Seakan gadis itu meminta pertimbangan kepadanya, "menurut lo, itu wajar gak sih?" raut wajah Viona memerah menahan malu, ia kemudian membuang muka.

"Itu wajar, Vio. Om Steven sangat tampan dan perhatian. Dan saat ini nyokap lo udah lama tiada. Menurut gue, gak salah jika lo suka sama dia. Gue akan dukung lo. Tapi, ngomong ngomong, apa om Steven udah tahu tentang perasaan lo?" tanya Sisil.

Viona diam. Gadis itu masih ingat bahwa ia pernah di tolak saat ingin berciu*an dengan Steven. Tapi, mengenai perasaan, Viona belum pernah mengatakan hal itu.

"gue belum pernah mengatakannya." sahut Viona.

"Kalau begitu, gue akan bantu bicara." kata Sisil dengan penuh keyakinan.

"thank you, Sisil." sahut Viona sembari memeluk erat Sisil sahabatnya. Kehadiran Sisil benar-benar membawa kehangatan dalam persahabatan. Saling pengertian dan saling memahami, itulah wujud persahabatan sejati yang saat ini terjalin antara Viona dan Sisil.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!