[ Beberapa Bab belum di revisi ] Mohon maaf jika tidak update, ya. 🙏
Berkisah dari seorang gadis cantik yang bernama Amelia Andini Wijaya. Gadis yang kerap disapa Amel memilik sahabat yang sudah bagaikan saudara baginya, namun sahabatnya itu malah mengkhianatinya. Sahabat Amel berselingkuh dengan seseorang yang paling Amel cintai.
Hubungan Amel kandas setelah 3 tahun bersama. Membuat Amel begitu frustasi tak dapat menerima pengkhinatan dari sahabat dan pacarnya.
Demi melampiaskan rasa sakit hatinya, Amel memutuskan untuk mencari seorang gigolo. Hingga malam itu terjadilah penyatuan tanpa cinta.
3 tahun kemudian. Amel menyandang status sebagai seorang singgle Mommy. Amel dibantu Si Tukang ojek online cantik yang dianggapnya seperti adik kandungnya sendiri.
Tidak disangka-sangka seorang gigolo yang melakukan malam bersama Amel adalah seorang CEO sekaligus Direktur perusahaan besar yang ada di kota H.
Bagaimana kehidupan mereka setelah itu?
Simak ceritanya di sini.😉
Happy Reading All! 📚☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irwti Asnn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FOMC part 25
"Aku tidak bilang akan memecatmu, kenapa kamu lebay seperti itu?" ucap Azka datar.
"Haha, iya juga sih, ta-tapi kan?" ucap Darren cengengesan.
"Sudahlah, tidak usah banyak bicara!"
"Huu, kamu jadi orang tidak asyik banget. Apakah kamu tidak mempersilahkan aku untuk duduk dan hanya diam membeku di sini?" ucapnya, karena Azka tidak menyuruhnya duduk dan hanya berdiri mematung di depannya.
"Ayo!" Seru Azka berjalan mendekati sofa.
Mendengar seruan Azka ia pun berjalan mengikuti Azka dari belakang, Azka yang sudah duluan duduk di sofa dengan santai memangku kakinya dengan anggun. Darren yang baru menyadari ada seseorang refleks bertanya.
"Si-Siapa wanita itu!" tunjuknya pada Amel, yang lagi berbaring di sofa.
Azka hanya menanggapinya dengan tersenyum simpul.
"Jadi yang dimaksud oleh Arya dengan kata "KAMI" ternyata adalah dia, kupikir Arya salah bicara, dan Si Datar ini, apakah dia sedang tersenyum? dan ... dan tunggu di-di sudut bi-bibirnya ada sedikit bekas luka, apa jangan-jangan ..." batinnya yang sempat melihat ekspresi Azka.
Darren kemudian memerhatikan wajah Amel dengan seksama.
"D-Di bibir wanita itu juga ada bekas luka! OMG-OMG, ja-jadi mereka melakukan ciuman panas, Wow Azka memang hebat itu baru sepupuku, Haha. Apa dia wanita pada malam itu, ya?" Darren masih memerhatikan wajah Amel dengan tatapan, yang sulit diartikan oleh Azka.
"Kamu di larang memandangnya seperti itu!" ketus Azka melihat Darren.
Darren terkejut."Sudah kuduga, dia pasti wanita malam itu yang dicarinya selama 3 tahun ini," batin Darren penuh keyakinan.
"Ah iya, sekarang aku paham! kayaknya sebentar lagi, aku bakal mempunyai seorang kakak ipar nih. Buahahaha," tawa Darren pecah, membuat Amel terusik dari tidurnya.
"Bongkahan Es, kenapa kau tertawa begitu kencang sih! berisik tahu tidak?Huh, menganggu tidurku saja!" racau Amel refleks, yang belum sepenuhnya sadar dari tidur singkatnya. Amel bangkit dari posisinya dan duduk di sofa.
Hoaam ...
Amel menguap sambil menutup mulutnya dengan tangan dan tidak menghiraukan siapa yang melihatnya. Sedangkan dua pria di depannya masih melihat dan mendengar jelas, apa yang barusan di ucapkan oleh dirinya.
Darren yang mendengar racauan Amel, hampir tertawa terbahak-bahak.
Menatap Azka "Pufft, Bongkahan Es," ucap Darren pada Azka.
"Sudah bosan hidup, apa sudah bosan bekerja?" tanya Azka datar penuh penekanan.
"Serius amat!" batin Darren.
"Iya deh iya, Bongkahan Es. Eh maksudku Tuan Azka yang datar, eh maafkan mulutku bodohku ini Pak Azka," ucapnya menahan tawa.
Azka tidak menghiraukan perkataan Darren. "Apa yang kamu katakan barusan?!" tanya Azka datar. Nada tingginya membuat Amel terlonjak kaget, Amel sontak menghadap ke arah Azka.
"Saya tidak bicara apa-apa kok Pak," ucap Amel mengingat-ingat kembali apa yang telah diucapkannya, seperti orang linglung.
"Hei, kamu siapanya Azka?" tanya Darren spontan, pura-pura menanyakan padahal dia sudah dapat menduganya bahwa Amel adalah perempuan malam itu.
Amel melihat siapa yang mengajaknya bicara, dilihatnya seorang pria tampan yang hampir mirip dengan Azka, bedanya dia mengenakan pakaian dokter sedang menatapnya penuh penantian jawaban.
"S-Saya sekretarisnya Pak."
"Aku belum tua, jadi jangan panggil aku dengan sebutan Bapak, oke. Tapi, kalau untuk Azka terserah kamu saja, mau panggil Bapak atau Bongkahan Es itu terserah kamu, karena cocok dengan orangnya, orangnya sudah lumayan tua dan dingin juga. Hahaha," kelakarnya, membuat Amel tersenyum menahan tawa.
Berusaha menenangkan diri. "Iya," ucap Amel ragu.
"Apa aku tadi meracau tidak jelas dalam tidur, ya? Tapi, jika dipikir-pikir Darren beda jauh dengan Azka, dia mudah tersenyum dan tertawa. Hihihi, wajah Si Bongkahan Es cemberut," pikir Amel, terkikik geli melihat ekpresi wajah Azka.
"Rupanya kamu sudah bosan hidup?" lirih Azka santai.
"Ya-ya maaf, aku becanda!" ucap Darren bersandiwara menahan tawa.
"Mereka hampir begitu mirip, mungkin saudaraan kali, ya?" batin Amel.
Amel kemudian melihat arloji kecil yang berada di pergelangan tangan kirinya. " Ya ampun, sudah begitu malam. Aku harus segera pulang," batinnya.
"M-Mohon maaf Pak, B-Bapak sudah tidak sakit lagi, Kan?" tanya Amel gugup, merasa canggung.
"Masih sakit! Di sini," ucap Azka menunjuk bibirnya yang ada sedikit bekas luka di sana.
"Yaelah, Si Bongkahan Es ini kenapa selalu saja memojokanku sih!? Bikin kesal saja deh! lagian bukan hanya dia doang saja yang terluka, aku pun sama," umpat Amel dalam hati, merasa malu.
"Kan sudah ada Pak dokter, biar Pak dokter saja yang mengobati itunya Bapak, ya? ini sudah malam Pak, saya mau pulang!" ucap Amel sedikit memohon, memperlihatkan senyum termanisnya.
"Kenapa dia buru-buru pergi? Apa dia sudah mempunyai suami? Ah mana mungkin!" batin Azka bimbang, dia tidak mau mencaritahu lagi informasi tentang Amel karena Amel juga membutuhkan privasi.
"Pertanyaanku ini biarkan dia sendiri yang mengatakannya, walaupun tidak sekarang,"batin Azka.
Darren yang mendengar Amel menyebutnya sebagai Pak dokter mulai ikut bicara. "Panggil aku Darren oke, ingat! D A R R E N Darren," Darren memperjelas namanya.
"Emang salah ya Pak, kalau saya memanggil Bapak dengan sebutan Pak dokter?"
"Ya tidak salah juga sih. Oke-oke, terserah kamu saja, masih bagus kamu memberikan nama itu padaku, dari pada kamu memberi nama yang aneh-aneh seperti Si bongkahan Es misalnya, Haha." ucap Darren sengaja menyidir orang yang berada di sebelahnya.
"Si Lion belum diberi makan selama 7 hari dan butuh makanan yang lezat." ucap Azka penuh penekanan.
"L-Lion, ampun deh ampun."
"Si Datar ini bisanya mengancam doang! Lion? seekor singa ganas peliharaannya yang ada di taman belakang," batin Darren merasa merinding.
"Pak Azka, Pak dokter. Jika sudah tidak ada sesuatu lagi yang dibutuhkan, saya pamit pulang dulu, ya?" pamit Amel.
"Iya."
"Jangan."
Ucap Darren dan Azka hampir bersamaan dengan jawaban yang berbeda. Darren mengiyakan dan Azka malah melarang.
"Ekhem ... Ini kan sudah malam, tidak baik seorang wanita pulang sendiri. Nanti saya antar kamu pulang!" ucap Azka datar.
"Sejak kapan Tuan Datar peduli dengan seorang wanita," bisik Darren di telinga Azka.
"Tutup mulutmu!" Azka menatap Darren dengan tatapan mematikan.
"Sorry sorry, iya deh aku diam!" Darren mengatupkan bibirnya.
"Sebelumnya terima kasih atas perhatiannya Pak. Tapi, tidak apa-apa kok Pak, nanti saya pulang sendiri saja," tolak Amel halus.
"Bisa gawat kalau dia mengantarku pulang," batin Amel cemas.
Amel menggambil handphone dalam tas kecilnya dan secepatnya, memesan ojek online.
"Lagian saya sudah memesan ojek online, jadi Bapak sebaiknya istirahat saja," ucap Amel lagi.
"Lain kali aku tidak akan membiarkanmu boncengan dengan pria lain," batin Azka.
"Ya sudah kalau itu yang kamu mau," Azka pun mengalah.
"Huff, selamat." batin Amel merasa legah.
"Saya pamit dulu ya, permisi!" pamit Amel, berjalan keluar menuju pintu.
Azka memerhatikan Amel yang sedang berjalan meninggalkan mereka, Darren yang melihat Azka pun memilih untuk mengodanya.
"Sudah jelas bahwa wanita itu adalah calon kakak iparku yang telah lama menghilang dan langsung diberi tanda, wuahahaha," ucap Darren tertawa, menyidir Azka tentang ciuman panas yang dia lakukan bersama Amel, tapi kenyataannya bukan seperti yang Darren bayangkan.
"Kamu sebaiknya diam saja, sekali lagi kamu bicara yang tidak-tidak, jangan salahkan aku jika mulutmu hilang dari tempatnya!" ancam Azka datar.
Darren yang mendapat ancaman dari Azka tidak mengambil pusing.
"Huuh, tatut aku!" ucap Darren mengejek Azka.
Bersambung ...🍁
...Maaf jika lama menunggu, masih fokus juga dengan dunia nyata "BEKEBUN"😉....
...Jangan lupa beri tanda ya! dengan like dan komennya agar tetap semangat update😊...
jdi rd MLS klmaan