Lola Anggraini siswi SMA Kumbang cewek paling terkenal karena sifat bar-bar dan cuek nya. pertemuan dengan Angga cinta pertama Lola dari sejak masih kelas 6 SD membuat hati nya berbunga dan menganggap Angga masih pacar nya.
Tapi Angga yang dulu bukan lah yang sekarang, Di cuekin digalakin dijutekin ditolak oleh Angga adalah hal yang sudah biasa dengan mental pedenya seperti Om Tukul Arwana Lola mengacuhkan semua hal itu.
Sampai suatu malam Angga dengan kata-kata kasar meminta agar Lola menjauh dari hidup nya, sehingga membuat Lola berjanji pada dirinya sendiri untuk off bucin terhadap Angga.
Daren cowok badboy yang selalu mengejar Lola memberikan warna tersendiri mengisi hari-hari Lola dengan perhatian dan tulus nya cinta dan persahabatan.
Bagaimana kisah selanjutnya Apakah Lola benar-benar bisa off jadi seorang bucin baca ya guys biar gak kepo
jadiin favorit ya kalau udah baca.
Happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salanghae
Bruk.
Lola menghempaskan tubuhnya di atas kasur tepat di sebelah Saroh yang sedang tertidur nyenyak hingga membuat Saroh tersentak kaget dan langsung membelalakkan matanya.
Plak.
Saroh memukul paha Lola membuat Lola seketika menjerit.
"Aaaaa! Sakit tau mam!" Lola merengut dan menggeser tubuhnya agak menjauh dari Saroh.
"Orang masuk rumah bukanya salam, malah bikin Mama pusing aja." Saroh beranjak dari tidurannya dan berjalan ke kamar mandi.
"UDAH SALAM MA! YANG JAWAB MALAIKAT KARENA PENGHUNI NYA LAGI MIMPI!!" teriak Lola menggema di seluruh rumah.
"Sabar sabar, punya anak gadis satu aja mau di ajari jadi menak susahnya sama kaya ngajarin burung jalan," gerutu Saroh.
Lima menit kemudian Saroh sudah kembali ke kamar, dilihatnya Lola sedang rebahan di atas kasur sambil memainkan benda Pipih di tangannya. Wajahnya tepat berada di depan kipas angin dengan kecepatan di nomor 3, nomor paling cepat putaran nya.
Lola terlihat sedang membaca pesan chat di grup WA bersama keempat sahabat dengan wajah masam dan cemberut.
"Tumben wajahnya asem sayang, kaya mangga muda." goda Saroh pada putrinya.
Saroh langsung bisa menangkap pasti ada sesuatu yang membuat hati putrinya bad mood.
"Sebel!" dengus Lola lalu melemparkan hpnya di atas kasur dan menyembunyikan wajahnya telungkup di atas bantal.
"Sebelllllll!" Lola berteriak sambil tangan memukul kasur beberapa kali.
"Sebel kenapa sayang?" tanya Saroh sambil mengusap rambut Putrinya yang berwarna hitam.
"Pokoknya sebel ya sebel Mam." ketus Lola tak mau memperlihatkan wajahnya yang sedang bad mood kepada Saroh.
"Ya udah, kalau nggak mau cerita mendingan kamu sholat Ashar dulu gih. Mama mau bantu Zaidan kerjain Prnya." perintah Saroh pada Lola.
"Iya Mah,." Lola bangun dari posisinya lalu berjalan menuju kamar mandi dengan langkah malas.
"Zaidan! Turun sayang, buruan kerjain dulu pr-nya sebentar lagi kan kamu ngaji!" teriak Saroh dari bawah tangga ke atas memanggil Putra bungsunya yang sedang main PS di lantai atas.
"Zidan!" kembali Saroh berteriak tapi tak nampak batang hidung Zaidan si bungsu nongol dari lantai atas.
Lola keluar kamar mandi setelah selesai mengambil air wudu mendengar teriakan sang Mama dia menutup telinganya dengan kedua ujung telunjuknya.
Lola kembali masuk ke kamar Saroh sebelum sholat dia naik di atas ranjang dan langsung menurunkan sekering lampu lantai 2 yang terpisah dari lantai 1.
Cek lek.
AC di kamar Saroh mati.
"Ups salah," gumam Lola yang masih sering lupa membedakan mana sekering lantai atas dan lantai bawah.
Lola kembali menaikkan sekering yang satunya ke atas lalu tangannya menurunkan sekring lantai atas.
"Rasain lo bocil hehehe," gumam Lola puas sambil terkekeh.
Lola lalu turun dari atas ranjang Saroh dan langsung mengambil seperangkat alat salat yang ada di atas meja kecil di kamar Saroh.
"Mama! mati lampu ya?" teriak Zaidan melengking di ujung tangga hendak turun ke bawah.
Saroh yang melihat kelakuan Lola hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Iya sayang, makanya kerjain dulu pr-nya Nanti kalau udah selesai boleh main lagi." kata Saroh membujuk putra bungsunya.
"Dih, itu lampu dapul nyala. Mama yang matiin ya?" tanya Zaidan kesal karena keasikan nya main PS terpaksa terhenti.
"Bukan mama sayang, tapi teteh," jawab Saroh menyiapkan alat tulis dan paket serta buku tulis untuk si kecil.
Lola yang mendengar percakapan mereka berusaha untuk fokus dengan sholatnya. Zaidan berjalan ke kamar Saroh dan di lihat nya Lola sedang sholat dengan posisi ruku' membelakangi pintu kamar. Zaidan berjalan ke arah Lola dan langsung memukul pantat Lola.
"Nakal!" teriak Zaidan lalu berlari kecil ke ruang tamu yang letaknya bersebelahan dengan toko sang Mama.
"Dek, buruan kerjain pr-nya besok disetrap kalau nggak dikerjain sebentar lagi Selow nyamper ngaji." Saroh menarik pelan Putra bungsunya agar duduk di sebelah.
Zaidan membuka buku tema dan juga buku tulisnya, dia mulai mengeja kata perkata dengan belum begitu lancar
"Lu-mah yang ko-tol ja-di sa-la-," Zaidan terlihat berpikir keras mengeja huruf per huruf.
"N-g dibaca apa Dek?" taruh membantu Zaidan mengeja.
"Ng." jawab Zaidan sambil menatap Saroh untuk memastikan jawabannya.
"Iya pinter, jadinya dibaca apa Dek?" tanya Saroh dengan sabar.
"Assalamu'alaikum!" suara salam dari luar toko mereka adalah salah satu pelanggan toko perlengkapan Saroh.
" Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh masuk mama Imel, mau cari apa nih?" tanya Saroh kepada sang pelanggan yang juga Ibu dari teman Lola.
"Mau cari baju putih panjang buat Imel ada gak mama Lola?" tanya Mama Imel.
" Insya Allah ada terakhir dia pakai nomor berapa ya?" tanya Saroh dengan ramah dan sopan.
"15 tapi sekarang kasih aja 15 setengah." jawab mama Imel.
"Ya udah kalau gitu Duduk aja dulu aku cariin." Saroh mulai mencari baju yang di minta pelanggan nya tapi sebelumnya dia meminta bantuan pada Lola.
"Neng! tolong bantuin dedek ngerjain PR dulu Sayang, ada yang beli!" titah Saroh kepada Lola.
Lola duduk di dekat Zaidan.
"Baca yang bener Zidan," perintah Lola.
"Gak mau! Kan tadi udah," rajuk Zaidan menolak sambil membuang muka dan melipat tangannya di depan dada.
"Dasar bocil, untung aja teteh lagi mode ramah kalo gak dah teteh cubit semut," Lola mengambil buku tema yang ada di atas meja depan Zaidan lalu dia mulai membaca.
"Dengerin tar Zidan yang jawab aja. Rumah yang kotor menjadi sarang...?" tanya Lola serius.
"Hae," jawab Zaidan singkat tapi membuat Lola geregetan.
"Yang bener jawabnya jidun!" bentak Lola melotot ke arah Zaidan.
"Kan benel salanghae teteh, teteh juga suka gitu. Salanghae," ucap Zaidan sambil jari jempol dan telunjuk kanannya membentuk love.
"Pengen di jitak nih bocil! Jawab yang bener!" bentak Lola sekali lagi dengan tangan siap menjitak.
"Mama! Males ahh belajal ama teteh, galak kaya golila!" teriak Zaidan langsung berlari keluar rumah lewat pintu samping.
Lola yang kesal dikatain oleh Zaidan gorila mengejar si bungsu hingga lupa tak pakai hijab.
"JIDUNNN! AWAS YA TETEH CUB-.' mulut biola langsung diam seketika dengan mata membulat penuh begitu melihat Angga berdiri di pintu pagar sambil menatapnya tak berkedip.
Untuk sesaat waktu seakan berhenti untuk mereka berdua, tatapan dalam dari manik mata masing-masing membuat suasana benar-benar hening.
Deg deg deg
Jantung Angga berdetak tak seperti biasanya begitu juga dengan bibirnya tak mampu berkata apa-apa.
"Cantik," batin Angga yang melihat penampilan Lola sangat berbeda sekali tak seperti di sekolah yang cuek dan cenderung jadul.
Lola memakai T-shirt panjang ketat warna cream di padu celana legging warna hitam dengan rambut yang terurai hitam legam sepanjang pinggang.
"CIEEE! SALANGHAE NIH YEE BELDUA!" teriak Zaidan dari jendela samping hingga membuat Lola dan Angga tersadar.
Mata Lola seketika melotot ke arah Zaidan, dengan Gesit kaki kanannya menjepit sebelah sendal yang ada di teras lalu tangan kanannya mengambil sendal itu dengan lincah dan lemparkan sandal itu kearah Zaidan..
PUKk
Zaidan langsung menutup pintu kaca jendela sehingga lemparan tidak mengenainya.
"Weekk," ledek Zaidan menjulurkan lidah mengejek dari balik jendela kaca.
Angga menahan senyum melihat tingkah Lola yang kesal karena ulah adiknya.
"Cantik sih cantik tapi bar-barnya perlu makan bangku sekolahan," gumam Angga membuat Lola langsung balik melotot ke arahnya.
"Emang gue rayap!!" geram Lola kesal berbalik badan masuk ke dalam meninggalkan Angga seorang diri di teras.
"Woii Cendol item, ini perkedel kornet bikinan Mami mau di buang?" teriak Angga sengaja sambil menahan tawa.
Lola yang baru saja melangkah memasuki ruang tamu langsung terhenti langkahnya.
"Perkedel kornet gue!" teriak Lola tertahan.
Lola mulai bingung mau balik tapi kesal atau kehilangan perkedel kornet favorit nya.
..." Ada Apa Dengan Cinta Ada apa dengan hatiku"...
...~Lola~...