Rank 1 Terpopuler / Tamat dalam tagar #Spiritual (1/1/2022)
Menikah untuk Ibadah dan kebahagiaan orang tuanya, itulah tujuan awal Kinan menerima lamaran seorang dokter yang datang padanya. Akan tetapi bukan bahagia yang Kinan dapatkan, melainkan sebuah pengkhianatan.
Perasaan Kinan hancur, terluka dan kecewa.
Hingga seorang laki-laki bernama Dude Danuarta datang. Niat awal hanya memberikan selamat pada suster yang sudah merawat anaknya.
Namun takdir bekerja tanpa perkiraan. Pria itu malah menawarkan diri untuk menikahi Kinan Adelia. Pria yang Kinan tahu sudah memiliki pasangan dan seorang anak.
Takdir Cinta Kinan ~
Karya Apple Cherry
Murni dari pemikiran author.
Jangan dicopas tanpa izin. Terima kasih :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apple Cherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
026 : Fakta Tentang Diana
"Kamu sengaja menemui Kinan ingin pernikahanku batal, kan? Kamu membuat ayahku stroke dan dilarikan ke rumah sakit! Sekarang mereka ada di luar negeri karena malu sudah membatalkan pernikahanku dengan Kinan secara sepihak! Itu semua karena perbuatan kamu, Diana!" sentak Hamzah dengan kemarahan yang membuncah saat Diana memaksa untuk bertemu. Selama beberapa hari ini Hamzah seperti orang gila setelah kehilangan kesempatan menikahi Kinan, bahkan Kinan sangat membencinya.
"Tapi ini anak kamu, Mas. Aku hanya minta keadilan dan pertanggungjawaban kamu saja!" jawab Diana dengan tegas walau sambil gemetaran.
"Kamu yakin itu anak ku? Bisa saja itu anak laki-laki lain, kan?"
"Kamu harus menikahi aku, Mas! Ini jelas-jelas perbuatan kamu! Kenapa kamu malah melakukan fitnah? Kamu sadar tuduhan kamu itu keterlaluan?"
"Aku hanya melakukan satu kali pada kamu dan kita sama-sama mau melakukan nya. Aku tidak yakin, satu kali itu bikin kamu hamil, Di." Hamzah, pria itu begitu datar menjawab makian Diana, wanita yang tengah mengandung buah hatinya. Bukan pertanggungjawaban yang didapatkan Diana, melainkan tuduhan yang keji.
"Satu kali? Kamu memaksaku satu kali, lalu kamu mengancam dengan dalih pekerjaanku? Kamu bilang kalau aku hamil kamu mau tanggung jawab kan! Kamu sekarang harus tanggung jawab! Kamu kira aku tidak tahu kamu meniduriku lebih dari satu kali! Berhenti jadi orang yang jahat! Kamu melebihi iblis!" teriak Diana.
Plakk!
Satu tamparan di pipi putih Diana membuat kepala Diana pusing, pipinya memang perih, tapi hatinya jauh lebih perih lagi.
Bulir bening di sudut matanya tergenang dan sudah siap tumpah bersamaan dengan rasa sakit yang ditorehkan karena pukulan keras tepat di hatinya, perbuatan yang paling merugikannya sebagai pihak perempuan.
"Aku akan lapor polisi kalau kamu tidak mau bertanggungjawab, Mas. Aku akan buat kariermu hancur seperti yang aku alami. Aku akan menghancurkan hidup kamu kalau kamu tidak mau menikahi aku!"
"CUKUP DIANA! KEPALAKU AKAN PECAH SEBENTAR LAGI!"
Hamzah mengacak rambutnya frustasi, dia lalu meraih tubuh Diana, menghempaskan nya ke atas ranjang dengan cukup kuat. Diana berteriak, dia tidak tahu apa yang akan dilakukan padanya.
"Kamu mau apa! Lepaskan!" Diana memberontak saat Hamzah mencengkeram pergelangan tangannya lalu mencekal nya ke atas.
"Kamu wanita yang sudah menghancurkan harga diriku, Di! Kamu tidak ingat dulu perbuatan kamu yang membuat aku kehilangan muka di depan teman-teman? Lalu aku membalas perbuatan mu, mencampakkan mu, apa itu tidak sebanding namanya? Hah? Ingat wajah ku! Ingat!"
Diana menatap tajam mata Hamzah yang melotot padanya, sorot mata itu, tapi Diana tidak ingat, dia hanya tahu Hamzah adalah dokter, rekan kerjanya, hanya itu.
"Aku adalah kakak senior yang pernah datang ke kampusmu dulu. Sebelum aku lulus kuliah kedokteran dan langsung menjadi dokter. Aku Hamzah Fahrezi aku Ezi, kamu ingat?"
"E-ezi? Kamu kak E-zi?"
Diana langsung menangis mendengar nama itu di sebut. Jadi, Hamzah adalah Ezi, kakak senior yang pernah menolongnya dulu, tapi kemudian Diana malah memfitnah Ezi hendak memperkosanya
"Sudah ingat? Aku yang menolong kamu, aku yang menyelamatkan kamu dari orang yang sudah melecehkanmu bahkan kamu nyaris bunuh diri karena kejadian itu. Tapi, kamu malah memutar balikkan fakta menuduh aku yang melakukannya agar aku bertanggungjawab?"
"Cukup! Tapi kamu pergi dan tidak melakukan itu, kan? Kamu tidak bertanggung jawab seperti jebakan ku! Jadi, jangan salahkan aku lagi, aku tertekan, aku panik dan ketakutan waktu itu!" bela Diana saat dia sudah tidak dapat lagi mengelak.
Hamzah tertawa, dia tertawa dengan wajahnya yang merah karena marah. "Kamu pikir aku tidak mendapatkan imbas? Semua yang ada di sana berpikir aku adalah orang yang jahat karena lari dari tangung jawab, untung saja aku bisa pergi ke luar negeri melanjutkan kuliah di sana. Karena imej ku hancur setelah ucapanmu itu. Kamu kotor Diana! Kamu bukan wanita yang suci!"
Diana menangis sesunggukan di kungkungan Hamzah yang belum melepaskannya. "Tadinya aku belum tau, aku belum yakin kalau kamu benar Diana yang aku kenal dulu. Lalu pikiran jahat ku yang membuat aku melakukannya, melakukan hal yang kamu tuduhkan dulu padaku! Aku sangat menyesal karena perbuatanku itu aku tidak bisa menikahi wanita yang aku cintai!"
"Arrgggggggh!!"
Hamzah lalu melepaskan cengkeraman tangannya dari Diana. Untunglah mereka ada di sebuah kamar hotel yang kedap suara sehingga tidak ada yang mendengar suara mereka.
Diana duduk sambil menangis, dia benar-benar tidak tahu bahwa Hamzah adalah laki-laki itu. Meski begitu, perbuatan Hamzah tetap saja keterlaluan Hamzah seharusnya tidak menodainya, lalu meninggalkannya.
"Aku tau aku salah waktu itu. Tapi tetap saja kamu tidak boleh membalasnya dengan perbuatan keji, lalu kamu campakkan aku, Mas. Kinan adalah temanku yang baik, hubunganku dengannya juga rusak, kamu kira aku tidak sedih? Sudahlah, sekarang aku mohon, karena kita sama-sama salah, kamu hanya perlu menikahi aku sampai anak ini lahir saja, Mas."
"Bagaimana bisa aku menikahi wanita yang sangat aku benci. Aku sangat membenci wanita seperti kamu, Diana."
"Lalu kenapa kamu meniduriku sampai aku hamil kalau kamu membenciku! Kamu dendam? Kamu bisa membunuhku sekarang asal kamu puas!"
Hamzah lalu berbalik menarik kedua pipi Diana kuat. "Kamu tidak tahu ada yang namanya dendam? Dan aku tidak akan bisa melupakan kejadian waktu itu, paham!"
Diana sedang hamil, tapi Hamzah sama sekali tidak bisa berlaku sedikit saja lembut padanya. Ini benar-benar seperti musibah untuk yang kedua kalinya bagi Diana. Dia memang sudah tidak suci lagi karena dulu pacarnya meniduri nya. Tapi, dia juga tidak menyangka, akan terjadi lagi hal yang sama padanya, bahkan lebih menyakitkan.
"Baiklah, aku akan menikahi kamu, Diana."
Diana mengangkat wajahnya, menatap mata Hamzah yang menyorot tajam kepadanya. "Tapi, aku tidak akan berlaku lembut padamu, aku juga tidak akan mau menganggap kamu sebagai istri. Ingat itu!" tekannya dia lalu mengambil jaketnya kemudian keluar dari kamar hotel tersebut meninggalkan Diana sendirian.
Wanita itu mencengkeram perutnya, di mana di dalamnya ada bayi dari hubungannya dengan Hamzah. Diana menangis mengutuk semua itu, apa pilihannya meminta tanggung jawab Hamzah itu salah? Lalu apa dia gugurkan saja bayi yang ada dalam kandungannya?
"Aku harus bertemu Kinan, cuman Kinan yang bisa menyadarkan Mas Hamzah, aku sudah terlanjur hamil anak Mas Hamzah, aku takut menggugurkan kandungan itu pasti sakit," rintih Diana sambil memeluk lututnya.
..._____...
...Apa yang mau dilakukan Diana? Dia mau menemui Kinan?...