Gadis SMA bernama Monday , 16 tahun seorang yatim piatu. Sebatang kara dan harus mengais rejeki sendiri.
Dia tak ingin mengemis, namun dia harus berusaha mendapatkan uang lewat tarian kecilnya dibawah rambu lalu lintas.
Bisakah Monday bertahan? Bangkit dimasa sulit untuk mencapai impiannya. Akankah ia mampu meraihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon By Amnesia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KOMA
Monday turun dari motor Tegar dan berpamitan, ia hendak cepat-cepat masuk kerumah agar tidak ditanya perihal tanggapannya yang asal omong tadi.
"Makasih ya Kak, Aku masuk dulu, bye, " Monday berlalu dari pandangan Tegar.
Tegar pun memaklumi tingkah Monday yang beranjak dewasa itu. Dia tahu betul Monday tadi asal ngomong biar tidak ditanya macam-macam sama tante-tante tadi.
Sesampai dirumah, Tegar di tanya Mama nya yang melihat Tegar mengantar Monday. " Kalian pacaran ya?" tanya Mama seraya menggodanya
"Haha enggak mah. Tadi kita cuma ke tempat kerja, ada yang nawarin Monday dan butuh penari lain buat pertunjukan tapi di Singapura , Monday bingung dan minta tolong Tegar buat ngurusin," jelas Tegar
"Wah , semoga dengan gitu kalian tambah deket trus pacaran eh ga usah pacaran, langsung nikah aja. Mama kepingin segera punya cucu dari kamu hihi," lagi-lagi Mama Tegar memulai aksi perjodohannya.
"Astaga mah.. Monday tu udah punya pacar. Dia juga masih SMA. Kalau pun nikah, nunggu dia kuliah dulu lah. Tapi kayaknya gak bakal, Monday ga cinta sama Tegar," ungkap Tegar yang sudah minder duluan.
"Hemhh dasar kalah duluan sebelum perang. Oh ya Tegar, tadi Nisa kesini. Katanya kamu di hubungi ga bisa, siapa dia?" tanya Mama Tegar penasaran.
"Owh dia ngejar-ngejar Tegar ,tapi tegar ga cinta tuh. Kalau ada dia bilang aja Tegar gak ada. Mah Tegar mandi dulu," Tegar lalu menuju kamar mandi.
"Hemmh saingan Monday nih. Jelas cantikan mantuku Monday lah hihi," Mama Tegar tertawa lepas.
.....
Dirumah Monday
Monday pun bingung dengan apa yang dia ucapkan saat di warung kopi itu. Baru saja dia diputuskan Friday tapi kenapa perasaanya mulai tertarik dengan Tegar. Gadis itu lalu berpikir sebaiknya dirinya jangan terlalu dekat. Takut jika Tegar hanya akan jadi pelarian sakit hati Monday.
Monday membuka handphonenya. Ada banyak riwayat panggilan dari nomor tak dikenal. Monday lalu segera menelepon balik .
"Hallo," jawab seorang wanita di seberang telepon.
"Hallo ini siapa ya? tadi ada 20 kali telepon tapi tidak saya angkat karena dalam mode silent," ucap Monday
"Monday ini aku Siti. Aku cuma mau ngabarin. Friday di rumah sakit dia kecelakaan. Kamu segera kemari ya. Aku kirim alamatnya. Ini aku masih dirumah sakit," Siti menutup teleponya kemudian.
Monday sangat terkejut dengan penuturan Siti, antara percaya dan tidak percaya. Separuh hati dia takut jika Siti akan mencelakainya lagi. Tapi disisi lain hatinya mengatakan jika Siti bersungguh-sungguh.
"Untuk apa kesana? Dia udah jahat, tapi kasian juga dia kecelajaan," ucap Monday. Ia Segera mandi dan bersiap pergi ke rumah sakit. Di panggilnya Ojek online agar lebih cepat sampai.
....
Jumat pukul 08:00 di Rumah sakit.
Di ruang ICU Friday terbaring koma. Monday menangis, ia tak kuat melihatnya. Bagian pipi kiri dan kaki kirinya penuh luka. Kepalanya pun juga ikut di perban.
"Apa kata dokter?" tanya Monday kepada Siti yang menangis tersedu-sedu.
Siti memeluk Monday dan berkata "Friday mengalami patah tulang di kaki. Kepalanya bocor tapi tidak parah, yang menyebabkan koma bisa saja karena stroke, kekurangan oksigen karena serangan jantung. Menurut dokter karena bisa jadi serangan jantung saat tabrakan terjadi,"
Siti terdiam dan menggenggam tangan Monday . "Mon, dia amat mencintaimu. Sebelum terjadi kecelakaan, dia ke rumahku. Dia marah melihat kamu jalan sama Tegar. Tapi dia gak ada hak buat marah karena dia bilang sudah memutuskanmu? Apa itu benar?" ucap Siti.
"Harusnya Aku yang marah karena dia sudah mengambil hal paling berharga dari ku," ketus Monday. Ia masih menyimpan amarah untuk Friday.
"Aku mengalah biar dia bahagia sama kamu, tapi kenapa kamu seperti itu. Kamu mencampakkan cintanya,"
"Kamu salah mengira Siti, Aku gak seperti yang kamu pikirkan, malah aku yang di...."
"Halah gak usah mencari-cari alasan. Lihat apa yang kamu perbuat. Gara-gara kamu dia jadi cacat,"
"Lantas kamu menuduhku dia celaka karena aku?"
"Iya, dia cemburu lalu ngebut dijalan. Apa namanya kalau bukan kamu sumber masalahnya. Aku gak mau dengar penjelasan kamu. Aku gak tau pastinya kapan dia lihat kamu sama pria lain. Dia cuma bilang kalau dia lihat kamu di Gallery seni. Dia lihat kamu sama tegar tertawa bersama, dia berfikir putusnya hubungan kalian membuat kamu sedih. Tapi ternyata kamu malah tertawa bersama pria lain. Dia kerumahku dan curhat. Dia bilang padaku menyesal memutuskan mu dan dia ingin berbalikan tapi malah dia melihat mu dengan pria lain. Lalu beberapa menit setelah dia pulang. Aku dapat telepon dari rumah sakit, karena nomer aku ada di daftar panggilan terakhirnya," Siti menjelaskan sambil menangis.
"Jadi dia mengira Aku gak sedih dengan apa yang dia lakukan? Siapa bilang aku gak sedih. Aku sedih! Aku marah! Amat marah, tapi aku ga bisa terlarut dalam kesedihan Siti. Aku harus memikirkan pekerjaan yang bisa menghidupiku. Aku disini sendiri. Aku ga punya keluarga. Dia bahkan memutuskanku setelah mengambil kesucianku. Siapa disini yang jahat! hiks.. hiks..." Monday menangis dan berusaha menahan tangisnya lagi.
"Apa! Kamu gampang banget nyerahin kesucian kamu?! Kamu ja-lang! Lalu kenapa kalian putus? " tanya Siti dengan sinis.
Monday menundukkan dan menjawabnya dengan menggelengkan kepala.
"Siapa yang bilang aku nyerahin? Aku mabuk dan itu pun karena dia membuatku mabuk. Lalu saat aku tidak sadar dia melakukan itu padaku. Dia memutuskan hubungan denganku bahkan melalui sebuah surat. Seperti seorang pengecut. Aku benci dia Siti. Kini hubungan ku dan dia sudah berakhir. Kamu, jika kamu mencintainya teruslah berada di sampingnya," ucap Monday.
"Aku tahu kalian putus, meski secara sepihak tapi kalau benar dia merenggut kesucianmu lalu kenapa kamu gak mencobanya untuk berbaikan lagi. Apa karena kamu tahu kalau sekarang Friday cacat?" ucap Siti dengan ketus.
"Hah? Mempertahankan pria yang tidak bertanggung jawab hanya karena masalah ini? Aku gak mau bodoh kedua kalinya. Sekali dia berbuat kesalahan maka dia akan berbuat seperti itu. Aku gak mau dia mencampakkan aku untuk kedua kalinya nanti" jelas Monday.
"Memangnya kamu Tuhan yang bisa menentukan apakah esok dia akan mencampakkanmu? Kenapa kamu gak berpikir kalau manusia itu akan menyesal dan memperbaiki kesalahannya. Seperti apa yang kulakukan padamu," sahut Siti.
"Aku memang bukan Tuhan, tapi aku hanya mencegah diriku untuk tidak jatuh ke lubang yang sama," ucap Monday tegas.
"Pergilah jika kamu tidak sudi menemaninya disini. Aku akan pastikan Aku akan menemaninya setulus hatiku," ucap Siti sambil mendorong tubuh Monday agar pergi.
"Kenapa masih disini?" tanya Siti dengan sinis
"Ada yang ingin aku tanyakan dengannya jika dia sadar nanti," ucap Monday.
"Dia gak akan sadar secepat itu, dokter bilang Friday koma, K-O-M-A ngerti gak sih sama kata koma? hidupnya antara hidup dan mati. Sudah sana pergi," ucap Siti sambil mengusir gadis itu kembali.
Monday akhirnya melangkah pergi seraya melihat Friday dari kaca jendela ruang ICU. Siti tiba-tiba merasakan iba dan juga malam itu dia sendirian. Dia memanggil Monday kembali.
"Tunggu...!" teriak Siti.
Monday berbalik dan berkata, "Ya."
"Kalau tidak keberatan, malam ini temani Aku disini ya? Keluarga Friday belum ada yang bisa dihubungi. Kamu mau kan? kita temani dia ya," sahut Siti yang mengajak Monday bersama-sama menemani Friday.
"Iya aku mau kok, kita temani Friday di ruang tunggu ini. Barangkali ada keajaiban Friday untuk sadar dari koma," ucap Monday yang masih berdoa untuk kebaikan pria yang tidak bertanggungjawab itu.
Siti memeluk Monday dan mengajaknya duduk di kursi pengunjung di luar ruang ICU..
Semangat kak Wen, lanjut baca karyamu yg lain...
salam,