Matahari terbenam, memeluk kegelapan. Tepian laut berbisik dengan kencang. Angin malam yang hangat sangat menusuk hingga ke tulang.
Zoya dan Arga dijebak seseorang sehingga mereka harus dinikahkan paksa oleh warga desa. Karena pernikahan itu, Zoya dibenci keluarganya. Suaminya yang masih berstatus pelajar pun sangat membencinya.
Bagaimana kisah Zoya di masa remajanya yang harus nikah muda?
Ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Kembalinya Arga
BRAAAKKKK!
Mobil yang ditumpangi Rully, Ilma dan Elika, terpental dan terguling. Tabrakan beruntun tidak bisa dihindari. Sejumlah motor dan mobil dari arah belakang mobil Rully tidak bisa menghindar untuk menabrakkan diri. Kejadiannya begitu cepat tidak bisa dihindari.
Jalanan yang awalnya lancar berubah menjadi kemacetan parah. Semua orang saling membantu menyelamatkan korban sebelum bantuan tiba.
Berita kecelakaan dengan cepat menyebar. Ambulans, pemadam kebakaran dan polisi datang ke lokasi kejadian. Kepulan asap putih keluar dari kap depan mobil Rully. Kini mobil Rully dikerumuni orang banyak. Petugas medis dan orang-orang yang entah dari mana datangnya berusaha mengeluarkan Rully, Elika dan Ilma.
Elika dalam keadaan pingsan, pertama kali dimasukkan ke dalam mobil ambulans. Ilma kepalanya berlumuran darah juga dalam keadaan tidak sadarkan diri dibawa ke rumah sakit terdekat.
Rully sayup-sayup masih mendengar suara orang-orang yang berusaha menyelamatkannya. Rully menjerit kesakitan saat tubuhnya di keluarkan dari himpitan mobil. Kakinya tidak hanya sakit, terasa seakan mau putus.
Rully dan korban-korban kecelakaan dievakuasi ke rumah sakit terdekat menggunakan ambulans. Polisi juga melakukan tugasnya, sebagian dari mereka mengecek tempat kejadian perkara dengan bertanya kepada pengguna jalan yang melintas di sana.
Di tengah-tengah kerumunan, Arga tersenyum. Arga sudah menepati janjinya kepada Zoya. Arga dalam sekejap menghilang, kembali ke kamar Zoya. Arga memandangi Zoya yang tertidur nyenyak.
"Sayang, aku sudah menepati janji. Sekarang giliranmu," Arga mengecup kening Zoya.
...----------------...
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Sejak kecelakaan malam itu, Zoya tidak pernah lagi bertemu dengan Elika dan Ilma. Menurut informasi yang Zoya dapatkan dari Zeki, mereka ikut Rully pindah ke kota lain.
Zoya selama ini tinggal bersama Zeki dan Okan di rumah yang seharusnya menjadi tempat masa kecilnya. Okan dan Zeki menebus kesalahan mereka di masa lalu. Mereka mencurahkan kasih sayangnya kepada Zoya.
Zoya juga sudah melewati masa SMA. Di masa-masa itu, Zoya semakin menjauhi Daniyal dan teman-teman cowoknya. Raisa dan juga Dinar sering melihat Zoya bicara sendiri. Raisa dan Dinar berpendapat sama dengan Daniyal bahwa Zoya mengalami delusi parah.
Pernah suatu ketika, Daniyal mengajak Zoya untuk makan di kantin. Zoya bilang sudah ada janji dengan kak Arga. Daniyal, Raisa dan Dinar yang penasaran mengikuti Zoya ke kantin sendirian. Mereka melihat Zoya makan di pojok kantin bicara dan tertawa sendiri seolah ada seseorang di sampingnya.
Daniyal merasa ada yang aneh dari diri Zoya. Daniyal melihat lama kelamaan wajah Zoya tidak memancarkan cahaya. Di mata Daniyal, Zoya memancarkan aura gelap.
Zoya juga bersikap tidak seperti Zoya yang dulunya baik, ramah, suka membantu orang. Zoya yang sekarang bicaranya blak-blakan, emosian dan jika ada orang yang berlaku jahat, Zoya langsung membalas mereka. Teman-temannya lebih memilih menjauh dari Zoya.
Daniyal menceritakan semua itu kepada Najib dan Rafa. Najib ingin sekali bertemu dengan Zoya. Najib mengundang Daniyal, Zoya, Raisa dan Dinar untuk datang ke pesta penyambutan sahabatnya.
"Upacara penyambutan? Sahabat? Apakah itu Arga?" tanya Daniyal.
"Pokoknya datang aja. Ingat ya sabtu siang di Hotel Romansa," Najib memberikan 4 undangan kepada Daniyal.
...----------------...
Sementara itu, Alan sudah kembali ke kota Dora Raya. Alan menghubungi Zeki agar bisa datang ke perusahaannya. Zeki datang memenuhi undangan Alan. Alan bertanya bagaimana keadaan Zoya. Zeki bilang Zoya sekarang tinggal bersama mereka.
"Apakah Zoya dalam keadaan sehat?" tanya Alan.
"Zoya sehat tapi ...." Zeki tidak meneruskan kalimatnya.
"Zoya masih istri sah Arga. Dia masih menantu saya. Apa yang terjadi pada Zoya?"
Zeki bertanya kepada Alan, di mana Arga. Apakah Arga selama ini berada di luar negeri. Alan, Talia dan Arga beberapa tahun belakangan tinggal di luar negeri. Arga menjalani terapi dan pengobatan. Arga juga tetap melanjutkan pendidikannya melalui zoom. Dan Arga juga mengikuti ujian sekolah sewaktu di luar negeri.
"Kenapa kamu menanyakan Arga? Maaf, atas nama Arga, saya minta maaf. Arga selama ini tidak menghubungi Zoya karena ada sesuatu. Arga awal mulanya marah melihat Zoya. Semakin lama Arga takut bertemu dengan Zoya. Oleh karena itu lah, kami untuk sementara membawa Arga ke luar negeri untuk pengobatan."
"Hmmm, maaf jika saya telah menyinggung Anda. Zoya selama ini bersama Arga. Arga selalu menemani Zoya."
"Bagaimana mungkin?" Alan mengernyitkan keningnya.
"Saya bingung bagaimana menjelaskannya," Zeki menatap Alan.
"Besok datang lah ke Hotel Romansa," Alan memberikan 3 buah undangan kepada Zeki.
Zeki berterima kasih kepada Alan yang sudah mengundangnya. Zeki menjemput Zoya di kampusnya. Zeki mengajak Zoya ke butik untuk membeli gaun pesta.
"Ada acara apa Kak? Kok tumben?" Zoya sembari memilih gaunnya.
"Ada undangan makan-makan besok di hotel," jawab Zeki.
"Malas Ka, aku pengen di rumah aja. Aku ada janji dengan Kak Arga," Zoya mengembalikan gaun pesta kepada Zeki.
"Ya sudah, Kakak mau balikin undangannya. Kakak juga mau minta maaf karena menolak undangan salah satu orang kaya di negeri Mala," Zeki menaruh gaun Zoya dan bersiap untuk keluar dari butik.
"Kak, niat baik orang jangan ditolak. Aku mau coba gaunnya," Zoya mengambil gaun dan mencobanya di kamar ganti.
Semoga saja Kak Arga gak marah. Aku hanya sebentar menemani Kak Zeki di pesta, batin Zoya.
...----------------...
🌑 Hotel Romansa.
Zeki, Okan dan Zoya datang memenuhi undangan Alan. Alan dan Talia menyambut hangat kedatangan mereka. Talia mencoba mendamaikan Okan dan Alan setelah sekian lama bermusuhan.
Okan dan Alan bermusuhan sejak mereka SMA. Mereka selalu bersaing di sekolah baik dalam bidang olahraga, pelajaran ataupun percintaan. Mereka sering adu kekuatan sampai babak belur. Walaupun mereka nakal, tapi sekolah tidak mengeluarkan mereka karena mereka berdua berprestasi dan membawa harum nama sekolah.
Dan takdir kembali mempertemukan mereka. Anak-anak mereka dinikahkan warga secara paksa. Mau tidak mau mereka harus berdamai demi keutuhan rumah tangga anak-anak mereka.
"Talia, kalian ...." Okan tidak percaya Talia dan Alan bersama.
"Iya, kami berdua menikah. Jodoh memang susah ditebak," ujar Talia.
"Ini anakku, Zeki dan Zoya," Okan memperkenalkan anak-anaknya.
"Zoya, bagaimana keadaanmu Nak?" Talia Memeluk Zoya.
"Hmmm, saya baik. Maaf setelah kecelakaan saya amnesia. Anda siapa?" dengan hati-hati Zoya bertanya.
"Sayang, kenalin ini Mama mertuamu dan ini Papa mertuamu," kata Talia.
Zoya mencium tangan Alan dan Talia. Mereka meminta maaf karena selama beberapa tahun tidak menghubungi Zoya. Mereka selalu tahu kabar Zoya dari Bi Ijah dan dari Najib. Hari ini mereka memutuskan untuk tinggal di kota Dora Raya.
"Apa kamu masih mengingat Arga?" tanya Alan.
"Saya dan Kak Arga tiap hari bersama," jawab Zoya.
Alan dan Talia berpandangan. Mereka tersenyum. Alan memanggil Arga yang dari tadi duduk sendirian di meja makan. Arga berdiri dan melangkahkan kakinya menghampiri Talia dan Alan.
"Arga, bagaimana keadaanmu?" tanya Okan.
"Baik Pa," jawab Arga.
Zeki juga menjabat tangan dan memeluk Arga. Zeki mengucapkan selamat datang kepada Arga. Arga menatap Zoya yang seperti orang kebingungan.
"Sayang, ini Arga Nak. Bukannya kalian tiap hari bertemu?" goda Okan.
"Pa, jangan bercanda. Dia bukan Kak Arga," sahut Zoya.
"Zoya, dia Arga, suami kamu," bisik Zeki.
"Bukan, bukan, dia bukan Kak Arga," Zoya bersembunyi di belakang Zeki sambil menundukkan kepalanya.
Sementara itu, samar-samar Arga melihat ada bayangan hitam besar di belakang Zoya. Bayangan itu kini menutupi seluruh tubuh Zoya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...